Sebagai hadiah atas kencannya eneng...si eneng makin nakal, abangnya makin stress 😂
Btw MME updatenya udah deket...sabar dikit lagi yaa, gk lama lagi kok lgi berusaha cari wangsit (ini bukan janji ya jdi jgn anggap aku php kalo tiba" gk jdi) 😅
.
.
."Sooji anakku, akhirnya kau pulang juga." Sooji tersenyum kecil, menyambut pelukan ibunya yang erat, dia tau jika ibunya sangat terkejut akan kehadirannya yang tiba-tiba di rumah, "astaga sudah berapa lama kau tidak pulang?"
Inha tersedak oleh airmata melihat putrinya yang merantau ke negeri orang akhirnya pulang juga, "kenapa baru pulang sekarang?"
Sooji yang merasakan kesedihan ibunya hanya tersenyum miris, "ini adalah acara penting Joohyun. Tentu saja aku pulang, bu."
"Jadi kalau Joohyun tidak bertunangan, kau tidak akan pulang?"
"Bu, tolong jangan seperti ini. Kau tau aku kerja..."
"Itu hanya alasanmu, ibu tau kau belum bisa melupakan kejadian itu. Sooji, ini sudah empat tahun nak, jangan.."
"Inha..." Suara berat yang memotong kalimat ibunya membuat Sooji bernapas lega, baru saja tiba di rumah dan mendapatkan ceramahan ibunya adalah hal terakhir yang dia inginkan.
"Jangan buat putriku semakin tidak ingin pulang ke rumah karena ocehanmu."
Sooji kemudian tersenyum, menatap pria tua yang selama duapuluh delapan tahun hidupnya telah menjadi pahlawan baginya. Mengabaikan reaksi ibunya yang kini sudah menggerutu, ia langsung mendekati ayahnya dan memeluk pria itu.
"Ahbeoji, aku merindukanmu," ujarnya dengan suara yang tenggelam di dalam dada ayahnya, Sooji mengeratkan pelukan hangat tersebut dan merasa sangat nyaman. Ini adalah rumahnya, rumah yang selama ini selalu membuatnya tenang.
"Kalau rindu, kenapa baru pulang anak nakal."
Sooji tertawa, jika ibunya benar-benar menceramahinya karena tidak pernah pulang ke rumah, maka ayahnya hanya bercanda saat membahas masalah itu. Dia tau ayahnya adalah pria yang paling mengerti dirinya, satu-satunya orang yang tidak pernah menyudutkannya atas kesalahan yang ia perbuat di masa lalu. Di saat seluruh keluarganya mencela dan merasa kecewa padanya, hanya ayahnya lah yang membuka kedua tangan dan menyambutnya dengan senyuman meneduhkan sembari berkata semua akan baik-baik saja.
Tapi bukan berarti dia tidak menyukai ibunya, Sooji mencintai kedua orangtuanya sama besar. Mereka berdua adalah orangtua yang hebat dan jika diberi kesempatan untuk kembali ke masa lalu, maka dia tetap akan memilih mereka untuk menjadi keluarganya. Tapi mungkin perasaan cintanya ia refleksikan dengan cara yang berbeda.
"Kau sudah makan? Kenapa kau jadi kurus sekali?" Sooji masih memeluk ayahnya, mengabaikan pertanyaan Inha yang telah mengamati tubuhnya. Memang diakuinya akibat pekerjaan yang semakin padat beberapa bulan terakhir membuat nafsu makannya menurun.
Inha mencibir, melihat kelakuan putrinya yang meskipun sudah dewasa, tapi masih suka bergelayutan manja ke ayahnya.
"Sooji, itu ayahmu dilepas dulu. Sekarang kau perlu makan. Ibu tidak tahan melihat kau sekurus ini."
"Ya aku lapar...please, aku merindukan masakanmu, Bu." Sooji menyahut masih dengan posisi sebelumnya, tanpa menatap ibunya. Inha hanya mendengus pasrah lalu berjalan ke dapur, menyiapkan makanan untuk Sooji.
"Jangan suka mengabaikan ibumu, nak. Kau tidak tau dia selalu cemas karena kau tidak pernah pulang lagi."
Sooji tersenyum kecil, mendongakkan wajah dan menatap ayahnya dengan kerinduan mendalam, "aku ingin menghabiskan rasa rinduku padamu dulu. Nanti giliran Ibu. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Past, Prejudice, and Love
FanfictionApa jadinya jika takdir membuatmu harus bertemu dengan seseorang yang telah mencampakkanmu di masa lalu, membuat hatimu hancur berkeping-keping hingga menjadikanmu tidak sanggup memiliki perasaan sentimentil yang bernama cinta lagi. Berusaha menghin...