Pagi di SMA Persada Jaya masih sama seperti biasa, Siswa dan Siswi yang berhamburan di lorong koridor kelas dengan segudang aktifitas sebelum bel masuk berbunyi. Dan salah satu aktifitas rutin adalah mencari contekan dan kantin.
Termasuk kelas XII IPA 3.
"Bagi contekan dong woi!!" Raya langsung saja berteriak begitu masuk kelas.
Seketika di dalam kelas menjadi hening mendengar teriakan Raya - Si cewek cantik dengan suara yang cempreng.
"Berisik rombeng!" Maura dengan santai menjitak kepala Raya yang masih berdiri di hadapannya.
Raya meringis. Melirik tajam Maura.
"Apa?! Duduk sana lo!"
"Contekan Ra! Gue yakin lo pasti udah,"
Maura berjalan ke mejanya yang berada di barisan kedua dari pintu meja ketiga dari depan.
"RA!!" Raya menghampiri Maura ke mejanya.
"Nih elah! Rombeng bacot banget!" Maura menyerahkan buku tulis pelajan Fisika pada Raya.
"Maacih Maura cuanteeek!" Raya melebarkan senyumnya sambil duduk di sebelah Maura.
Maura memutar bola matanya.
"Morning! Dayang-dayang bidadari yang turun dari langit!" Laura dengan pernak-pernik serba pink dari ujung rambut hingga kaki duduk di belakang meja Maura dan Raya.
"Ya Allah!! Kurang apa ya cobaan gue yang jomblo bertahun-tahun. Kenapa sekarang punya sahabat begini semua!!" Maura memijit keningnya.
"Maura ngapa yak? Maura ngapa yak?" Laura menggeleng-gelengkan kepalanya.
3 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Semua di kelas XII IPA 3 sudah duduk di bangkunya masing-masing, hanya satu bangku yang kosong yaitu di sebelah Laura. Namun disisi lain sang penghuni bangku baru saja turun dari sebuah mobil SUV.
Seorang cewek cantik, rambut hitam sebatas dada dan potongan poni dengan gaya micro bangs atau short bangs terurai indah, mata hazelnya tajam, bibir ranum yang alami, kulit putih bersih, tinggi rata-rata 165 cm. Dia adalah Kiwi. Kiwi Kameron.
Kiwi berjalan di lorong koridor sekolah dengan earphone yang masih menggantung di kedua telinganya, langkahnya pun sangat santai tanpa beban. Tepat sampai di depan pintu kelas, bel masuk berbunyi. Selalu seperti itu.
Pelajaran terus berlangsung, nggak ada obrolan antara Laura dan Kiwi. Lebih tepatnya hanya Laura yang mengajak Kiwi bicara, walaupun Kiwi hanya membalas Laura dengan jawaban singkat tapi itu nggak membuat Laura berhenti bertanya. Seperti sekarang ini.
"Ki, lo potong rambut dimana?"
"Salon,"
"Nama salonnya apa?"
"Ini salonku, mana salonmu."
"Panjang ya,"
"Hmm,"
"Ki, yang potongin rambut cewek tulen apa cewek kulen?"
"Cewek kulen?"
"Iya, cewek cantik tapi boongan kayak keluarga vampire kulen kan putih banget tuh macem cewek yang suka luluran tiap hari."
"Oh, cewek kulen."
"Pantesaaan," Laura memukul lengan Kiwi.
"Hah?"
"Pantesan poni lo di bikin kayak sapu ijuk, yang potongin cewek kulen sih."
"Modelnya emang gini."
"Masa sih? Kok kayak sapu ijuk ya?"
"Hmm,"
Teeettt teet
"Horaay istirahat! ketemu bebeb Sam!"
"Pacaran mulu lo anak kecil." Maura menoleh menatap Laura tepat di belakangnya.
"Biar, yang penting nggak jomblo kayak Mau-mau." Laura menjulurkan lidahnya pada Maura.
"Udah sih, ribut mulu lo. Makin laper yang ada, udah ayo ke kantin. Yuk Ki!" Raya menggandeng Kiwi keluar kelas.
Kiwi yang dari tadi diam memperhatikan sahabat barunya hanya ikut kemana Mereka pergi.
Kantin itu selalu ramai di jam istirahat, mau kantin sepi ya kalo lagi pada belajar di dalam kelas.
"Pesen apa Ki?"
"Somay sama es jeruk,"
"Gue samain aja."
"Kalo Laura mau nasi goreng nggak pedes, nasinya setengah aja, telornya dadar, jangan pake acar, terus ya kerupuknya itu--"
"Ribet lo ah! Minta pesenin Sammy aja deh!"
Laura mengerucutkan bibirnya.
Keempat cowok bangor di jurusan IPS masuk kedalam kantin yang padat, mata Mereka terus mencari sosok cewek yang selama ini di cari. Sosok cewek yang nggak pernah di lihat sebelumnya, ketemu pun belum pernah. Mata Sammy menemukan sosok yang di carinya. Laura.
Dimana ada Laura, pasti ada si anak baru.
"Ketemu, yuk ikut gue." Sammy berjalan menyusuri kantin yang ramai di ikuti Fidel, Valno dan Jiro. Sampai langkah Mereka tertuju pada meja sudut pojok sebelah kanan.
"Hai beb!" Sammy mengacak rambut Laura dari belakang.
"Bebeb Sam!" Laura memeluk perut Sammy.
"Inget tempat woi!" sahut Jiro.
"Sirik aja lo jigong pororo." Laura melepas pelukannya.
"Pada duduk deh, gue mau pesen makan." Valno dan Jiro pergi memasan makanan.
"Oh iya, kamu belum aku kenalin ya sama anak baru di kelas aku." Laura menuntun Sammy untuk duduk di sebelah kanannya.
"Iya, kan aku baru ketemu kamu lagi setelah tournament basket. Duduk kali Del," Sammy yang melihat Fidel masuk fokus pada handphonenya sambil berdiri.
"Lah iya, sampe lupa duduk gue saking fokusnya sama fans haha."
Laura dan Sammy memutar bola matanya.
Fidel duduk sambil memperhatikan kedua cewek yang di samping kiri Laura dan samping kanannya, Mereka sibuk memainkan handphonenya masing-masing. Sama seperti dirinya.
"Mana anak baru yang kamu maksud beb?"
"Itu, sebelah Fidel." Laura menunjuk seorang cewek yang sibuk dengan handphonenya.
Fidel yang mendengar langsung menoleh cewek di sampingnya, wajahnya tertutup dengan rambutnya yang terurai. Perfumnya tercium oleh Fidel. Lavender.
"Kiwi,"
Tok tok tok
Laura mengetuk meja kantin di depan Kiwi. Kiwi yang merasa terpanggil langsung mengangkat wajahnya.
Cantik. Batin Fidel.
🍁🍁🍁
°mulmed contoh model rambut Kiwi dan contoh micro bangs atau short bangs
°modelrambutakuduluwaktupadamasanya✌🏻
°Pemula yang amatir sedang mencoba menulis, mohon bantuan untuk comment dan vote yaaa 😄😁
° Terima kasih 😘😘
Bridywn💋
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI
Teen Fiction"Gue nggak percaya karma. Dan gue nggak peduli dengan kata-kata penyesalan selalu datang terakhir." - Fidel Arsyad "Roda kehidupan itu berputar. Dan karma itu ada. Mungkin bukan sekarang, entah kapan karma itu akan datang. Tapi percaya lah, disaat p...