02

17 1 0
                                    

Happy Reading :)

Fidel masih saja menatap Kiwi dengan menopang dagunya, bahkan mengabaikan nasi goreng dan es teh manis di hadapannya. Berbeda dengan Kiwi yang santai saja memakan somaynya tanpa mempedulikan Fidel yang terus mentapnya.

"Udah kali Del, bolong deh mukanya Kiwi." Valno menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak bakal, mukanya kan abadi. Cantiknya nggak akan pudar juga," Fidel tersenyum menatap Kiwi.

Yang lain hanya menghembuskan nafas dengan kasar.

"Ki, Kiwi. Pacaran yuk," Fidel dengan santainya.

"Uhuuk--uhuukk!" Terjadilah tersendak masal termasuk Kiwi.

"Ya ampun pacar gue keselek! Minum yang... Minum." Fidel memberikan es tehnya pada Kiwi. Namun Kiwi lebih memilih untuk minum es jeruk miliknya.

"Yah, es teh gue di tolak. Gimana hati gue ya," Fidel merenung.

Tak!

Pukulan sendok mendarat di kepala Fidel.

"Ya lo nembak cewek nggak tau sikon bego!" Valno yang kesal.

"Gue kan takut Kiwi di ambil orang Val,"

"Ya kan nggak langsung jadiin pacar bego!" Sammy angkat bicara.

"Heran gue, bego begini kok lebih laku ya." Jiro menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Susah emang punya tampang tampan dan berkarismatik macem gue," Fidel berbangga diri.

"Hah! Nggak cowoknya bego, ceweknya juga bego. Mau aja sama cowok macem lo makhluk astral."

"Sembarang lo mau-mau!" Fidel melempar es batu dari gelas kosong milik Jiro.

Maura menatap tajam Fidel.

Kiwi yang dari tadi mendengar percakapan Fidel dan teman-temannya hanya diam sambil menghabiskan sepiring somaynya.

Teett teeett

Bel masuk sudah berbunyi kembali. Langsung aja Kiwi menghabiskan es jeruknya dan pergi meninggalkan kantin. Mereka hanya menatap kepergian Kiwi yang begitu cepat.

"Udah biasa, nggak usah baper!" Raya menatap Fidel, Sammy, Valno dan Jiro.

Raya, Maura dan Laura langsung menyusul Kiwi menuju kelas.

Aktifitas belajar hari ini selesai. Dan semua murid di izinkan pulang.

Semenjak bel pulang berbunyi, Kiwi masih saja di dalam kelas tanpa bergerak sedikit pun. Pandangannya lurus menatap sosok yang dari tadi terus memperhatikannya tanpa berkedip. Siapa lagi kalo bukan Fidel Arsyad. Cowok tampan yang playboy tapi nggak masuk daftar the most wanted, dan herannya ketenarannya melebihi seorang the most wanted. Gimana tuh?

Kiwi melipat tangannya di dada dengan tatapan tajam pada Fidel, seolah berkata 'mau apa lo?'

"Hai Ki! Pulang bareng gue yuk!"

Kiwi mengerutkan dahinya.

"Ayolah... Kapan lagi pulang babang tamvan," Fidel langsung menarik tangan Kiwi. Dan menggenggam tangan Kiwi.

Sontak saja Kiwi langsung melepaskan genggaman Fidel di tangannya.

"Gue bisa sendiri." Kiwi pergi meninggalkan Fidel dan berjala menuju mobil SUV hitam.

"Ini masih awal Kiwi, sebentar lagi lo akan jadi milik gue." Gumam Fidel dengan senyum menyeringai.

🍁🍁🍁

Kiwi berjalan menyelusuri lapangan dan menuju gerbang sekolah dimana sebuah mobil SUV hitam sedang menunggunya.

"Lama lo!" Kiwi menatap tajam cowok yang menjadi supir antar jemputnya hari ini.

"Nggak akan mempan gue sama tatapan mematikan lo K."

Kiwi menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Cowok itu adalah Peter. Peter Albert Herman. Sahabat semasa kecilnya dulu, berhubung hari ini Kiwi ada latihan king boxing, makanya jadwalnya hari ini bersama Peter.

"Kenapa sih lo?"

"Ada cowok aneh yang deketin gue,"

"Bagus dong! Itu artinya lo laku hahaha."

"Bangke!!" Kiwi memukul lengan Peter bertubi-tubi. Peter hanya terkekeh.

"Yaudah sih nggak papa di deketin cowok, yang penting lolos seleksi dari Nakula mantan lo yang overprotective, Agham mantan lo juga yang sangat menjaga lo, Gery mantan lo lagi yang bawel kalo menyangkut lo, Caesar sahabat lo yang super emosional, Fendi sahabat lo yang duper pengertian, Rama sahabat lo yang nggak bisa jauh dari lo, gue yang baik hati sama lo dan satu orang lagi yang nggak perlu gue sebutin orangnya, dia yang segala-galanya untuk lo. Dunia dia adalah lo." Peter kembali menyetir dengan pandangan lurus kedepan.

Kiwi hanya terdiam.

"Kenapa bisa sebanyak itu sih seleksi gue pengen punya cowok." Kiwi mengerucutkan bibirnya.

"Lo tau kan kenapa kita semua kayak gini sama lo?"

"Karna dia kan?"

"Cuma dia yang bisa bikin mantan-mantan lo paling brengsek, jadi sahabat lo sekarang."

"Kenapa dia lakuin itu Pet?" Kiwi menundukkan kepalanya. Menahan sesak di dadanya.

"Karna dia membutuhkan Mereka untuk menjaga lo K, disini." Peter mengusap lembut rambut Kiwi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang