Merindukanmu bagai memeluk serpihan kaca. Rasanya perih, seperti tergores namun tak berdarah. Karenamu setiap hari harus kulalui dengan sayatan penuh luka. Saat kita sudah tidak bersama. Pedih ketika melihatmu tengah bersanding bersamanya. Di atas pelaminan kau berdiri sembari tersenyum tanpa penyesalan.
Tidak kah kau tahu aku merindukanmu kembali. Kembali menjadi pengisi ruang kosong dalam hati ini. Katakan bahwa aku sangat egois, ingin memilikimu yang telah menjadi milik orang lain. Sebab memang itu sebuah kenyataan.
Aku pulang ditemani hujan malam. Dingin pun tak ingin mengerti hati yang membeku karena kehangatan telah pergi. Percuma ku pingsan karena menggigil di tepi jalanan, dia tidak akan ke sini hanya untuk menyelamatkanku dan percuma kuberharap dia masih mencintaiku karena dia mencintai orang lain. Tetapi dia tetap menjadi cinta per--
"Sayang... kamu taruh di mana dasiku?" Suara barinton itu memecahkan konsentrasiku. Ah ya, aku lupa ingin membawakan dasi untuk suamiku, Rio.
"Sebentar yo," aku menutup kembali buku diary dengan sampul bertuliskan 'Rania untuk Samuel' ke dalam laci dan bergegas ke kamar sebelah.
"Sini, aku pasangkan," ucapku memegang kerah bajunya sambil memasangkan dasinya.
"Papa berangkat ya sayang," ujarnya mencium keningku, kemudian mencium perutku yang buncit.
Aku tersenyum, melihat punggung suamiku yang sudah menjauh. Mengingat apa yang tadi kubaca, andai saja waktu itu aku mewujudkan egoku. Mungkin saat ini hanya ada cinta berlandaskan kebohongan semata. Dan aku bersyukur perasaan ini terbatas untuknya yang pernah kucintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Drabble
Short StoryHanya kumpulan beberapa cerita pendek dari penulis amatir Happy Reading^^