"karena foto ini kamu meninggalkanku Nisa" aku menatap mata bos Liam tatapannya mengatakan bahwa dirinya begitu patah dan pasrah dengan semua tingkahku saat ini. Selama satu minggu aku mengajukan cuti di kantor tempatku bekerja. Bukan tanpa alasan perasaan ku semakin lama seakan tidak bisa bohong lagi bahwa aku sangat bahagia ketika diriku berada di dekat bos Liam. Bodoh. Kacau. Padahal ini satu-satunya penghasilan yang aku miliki. Aku kembali menatapnya semakin dalam, dan Ku beranikan diriku untuk mengungkap kebenaranya. "Apa Saya salah melakukan ini?". "Kamu tidak perlu meninggalkanku, tetap disini disampingku. Aku mohon" tanganya erat menggenggam lenganku bagian siku, seakan dirinya benar-benar tidak ingin ke hilangan diriku. "Boleh saya tanya satu hal ?" semakin dalam percakapan kita malam ini. "Tentu" jawabnya lirih. "Apa Bos benar-benar mencintai saya?" tanyaku lirih. Ku beranikan pertanyaan itu yang sudah sekian lama terpendam dan hampir membusuk. Laki-laki itu hanya diam tidak ada tanda suara yang akan keluar dari mulutnya. "Apa Anda siap mencintai saya apapun yang terjadi Bos Liam?" Lirih ku ulang lagi pertanyaan itu, tanpa kusadari air mata sudah memenuhi pelupuk mata, hingga wajah tampan itu terlihat kabur dari pandanganku. "Nisa" Bos Liam hanya memanggilku lirih dan membelai kedua lengan ku. Rasanya hangat dan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bos
Romancesebuah cerita yang terkadang dipandang sebelah mata. kisah seorang perajut asa yang menjadikan jalanan menjadi lantai rumah nya dan jembatan menjadi atap rumah nya. kaki kaki kecil mereka merajut sebuah mimpi untuk masa depan nya kelak. Tak mereka...