Chapter 1

8 0 0
                                    


"seseorang... Tolong aku"
"apa yang harus kulakukan"
"bagaimana ini bisa terjadi"

Semua kalimat itu terlantas dari pikiranku. Aku hanya bisa duduk di kasur kamarku. Berharap adanya perubahan mendadak.

Panik, lemas, takut, dan gelisah. Semuanya tercampur aduk menjadi satu. Aku terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.

"aku masih yakin dengan adanya harapan!" aku mengusapkan air mataku, lalu aku bangun untuk mencari jalan keluar.

Tetapi aku mulai berpikir lagi
"penyebabnya saja aku tidak tahu. Bagaimana bisa mencari jalan keluar. Bodoh Jasmine! BODOH BODOH BODOH!"

Pada jam 6 pagi, aku terbangun. Ternyata semalam aku tertidur.
Dengan muka yang kusam, aku bangun dari tempat yang kutiduri.

Aku berjalan menuju ke WC yang berada di ujung lorong. Aku keluar dari kamar, aku sudah melihat wajah Vegas, mama, dan papa yang cemas dengan kondisi ku.

"kamu sudah berubah?" Vegas bertanya dengan wajah gelisah.

"tidak tahu, terima kasih"

Aku lanjut berjalan menuju ke WC, sambil memikirkan maksud yang dikatakan oleh Vegas.

"apa aku sudah berubah?!" aku menanyakan ke diriku sendiri.

Dengan cepat aku lari menuju WC lalu melihat ke cermin.
AKU SUDAH BALIK KE JASMINE YANG DULU LAGI!

Aku sangat senang. Aku lari lagi menuju ke arah Vegas, mama, maupun papa. Aku memeluk mereka dengan erat.

Aku kemudian bersiap siap untuk keluar dari kerajaan. "sudah waktunya aku bermain bersama teman teman ku yang masih kecil aku harus bergegas." sambil memasukan cemilan yang sudah disediakan ke dalam tas

Warga yang kemarin datang terkejut melihat aku yang sudah berubah lagi.

"kamu sudah berubah, Jasmine?"

"iya" kataku sambil tersenyum

Pada sekitar jam 1 siang,
Aku lanjut berjalan lagi menuju ke sebuah rumah kecil yang berisikan anak anak kecil.

Tugasku adalah mengajarkan mereka hal hal yang belum mereka mengerti. Sama seperti halnya dengan sekolah.

*beberapa jam kemudian*

"oke, waktunya pulang. Sudah jam 5 sore, hari ini kalian semangat banget ya buat belajar. Hahaha"

"iya, kakak Jasmine."

Tetapi ada beberapa anak anak yang belum mau pulang dan masih mau bermain sama aku.

"kalian pulang. Nanti dicari orang tua kamu loh.."

"sebentar saja kakak. Aku masih mau bermain sama kakak!"

"okelah kalau begitu. Ayo kita main petak umpet"

Aku bersama anak-anak bermain petak umpet sampai lupa waktu.

"dapat kau!" sambil memegang salah satu anak yang sedang mengumpat.

"yahh aku sudah kena duluan! Yauda kakak lanjut cari lagi"
"itu ada yang dibalik guci itu kak" bisik anak yang sudah kutangkap barusan.

"oke, oke" bisik ku balik.

*
*
*

"kutangkap kau! Hahaha"

"yah, ketauan lagi!"

*
*

Kini giliran salah 1 anak yang menjadi 'setannya'. Aku buru buru mengumpat di balik horden yang cukup tinggi.

"... 9...10! Jangan ada yang keluar atau aku tangkap kamu!" ucap anak itu.

Aku menahan nafas agar tidak ketauan anak itu.
Anak itu tiba tiba mengarah ke horden.

"baa! Kakak... Ini bukan kakak.. AAAA!! " anak itu teriak dengan keras lalu tidak lama dia menangis.

Semua anak yang sedang mengumpat langsung buru-buru menghampiri anak yang teriak ini.

"kamu kenapa?"

"itu.. Bukan.. Kakak.. Jasmine." sambil menunjuk ke arahku.

Aku kebingungan.
Aku langsung melihat wujud tanganku lagi, ternyata aku berubah lagi menjadi werewolf.

Semua anak langsung ikut ketakutan karena melihat wujudku yang mirip seperti serigala.

"tolong, jangan takut. Ini masih aku, kakak Jasmine"

Anak-anak itu tidak mau melihat mukaku, mereka berteriak semua dengan kencang.

Tidak lama kemudian, orang tua yang belum menjemput anaknya datang, mereka melihatku. Mereka semua kaget melihat adanya 'kehadiran baruku'

"aku akan mengumpulkan semua anak! Sisanya tolong bawakan senjata tajam. Kita harus bersatu mengusir makhluk aneh ini!" kata salah satu orang tua anak.

"oke"

Ada orang yang membawa pisau, obor, ada juga yang sudah membawa celurit. Banyak sekali senjata tajam.

.
.
.

Aku takut. "tolong, jangan."

"USIR DIA!!"
"BUNUH DIA!!"
Semua kalimat itu diteriakan untukku, aku sangat ketakutan.
Semua langsung lari mengarahku.

Akupun lari menuju ke jendela kaca yang sedang terbuka dan lompat dari kaca jendela itu. Aku terjun ke perairan yang bisa ku lewati.

Aku berada dipinggiran perairan itu.
"apakah ini kutukan dari mitos itu?" aku bertanya ke diriku sendiri terus-terusan.

"aku tidak mungkin balik pada saat penampilanku seperti ini. Orang tuaku tidak akan menyukaiku."

Aku berjalan menuju sebuah jembatan yang mengarah ke sebuah hutan yang sampai sekarang tidakku ketahui namanya.
Dibawah jembatan itu, ada aliran air yang sangat deras dan diujungnya sudah ada batu-batu yang tajam.

" mungkin ini saatnya aku mengakhiri hidupku. Aku tidak mau merepotkan orang-orang yang berada disini."

Aku menutup mataku.

Aku lompat menuju sungai aliran air itu.

.
.
.

Tidak ada rasa sakit. Aku sangat kebingungan maupun ketakutan.

"ini sudah disurga?" tanyaku didalam hati.

Dengan keadaan mata tertutup, aku membuka mataku perlahan-lahan. Dibawah tubuhku yang hampir terkena aliran air deras dan batu tajam itu, ada sebuah kain yang sudah menolongku.

Tiba-tiba kain itu mengarah ke hutan yang tak ku ketahui namanya. Aku sangat ketakutan berada dikain itu.

Tiba-tiba kain itu menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku merasa sangat ngantuk dan pada akhirnya aku tertidur.

The end of part 1,
Lost in DeepSight.

Lost In DeepSightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang