Chapter 5

1.1K 52 11
                                        

"Haaah ... akhirnya aku menandatanginya juga."

Bell menatap map berisi sebuah kontrak perjanjian di atas meja. Matanya memindai kata demi kata yang tertulis di sana. Setelah mendengar pemaparan akan identitas mayat yang rupawan itu, dia dituntut untuk bertanggung jawab atas kesalahannya yang dia tidak tahu. Tanpa disengajanya, Bell telah membangunkan putra kepala sekolahnya yang ternyata adalah seorang vampir.

***

"Tidak ada pilihan lain, mulai sekarang kau harus menjadi Night Staff putraku. Ah, sebenarnya tidak dibenarkan mengambil NS dari tingkat dua. Tapi, bagaimana lagi. Kuharap kau bisa beradaptasi dengan cepat," ujar Mr. Strengthen.

"Kalau saya menolaknya?" Bell berucap dengan penuh keberanian. Inilah dirinya yang biasa. Tidak ada uang tutup mulut, jadi setidaknya dia tidak akan menuruti ancaman kepala sekolahnya dengan mudah. Dan apa pula itu Night Staff?

"Aku rasa kau sudah tahu kalau menolak bukan ide yang baik. Aku sudah memberitahu tentang keistimewaan putraku, bukan? Apa aku perlu mengatakannya sekali lagi?"

Bell tersenyum kaku. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Di otaknya baru saja terlintas bayangan darahnya yang dihisap sampai kering oleh putra kepala sekolahnya. Itu lumayan mengerikan jika benar-benar terjadi.

"Bi-bisakah Anda jelaskan apa Night Staff itu?" tanya Bell setelah tidak memiliki bahan untuk melawan.

Kepala sekolah kembali tersenyum lalu berdehem. "Aku sedikit heran padamu sebenarnya, Nak. Padahal kau baru saja mengetahui kebenaran tentang siapa kepala sekolahmu, tapi kulihat tidak ada ketakutan berarti di matamu. Bukankah sewajarnya manusia akan langsung berteriak ketakutan, lari atau ya melakukan hal-hal tidak terduga karena takut."

Bell merenungkan ucapan kepala sekolahnya yang bertaring itu. Yang dikatakannya masuk akal. Kenapa dia tidak menjerit ketakutan? Harusnya sekarang dia lari terbirit-birit. Berteriak meminta tolong atau sejenisnya.

"Anda benar juga." Bell akhirnya menyadari bahwa dirinya cukup aneh. Bukannya Bell tidak takut, hanya saja rasa takut itu bercampur dengan rasa kesal dan juga rasa penasaran. "Saya juga takut. Tapi yang lebih membuat saya takut adalah diusir dari sekolah ini dan tidak dapat melanjutkan sampai lulus. Masa depan yang sudah saya susun dengan rapi bisa berantakan dan cita-cita saya mengumpulkan banyak uang bisa gagal total. Hidup saya akan semakin sengsara dan itu benar-benar lebih mengerikan daripada bertemu seorang vampir."

"Uang?" gumam Mr. Strengthen tidak percaya mendengar alasan Bell. Belum pernah dia bertemu manusia seperti gadis di depannya ini.

"Saya tidak akan menyebarkan kebenaran yang saya ketahui ini bila Anda mengkhawatirkannya," putus Bell. Sekarang dia belum melihat keuntungan jika dia menyebarkan kebenaran yang disembunyikan kepala sekolahnya.

"Hahaha. Tentu kau tidak akan melakukannya. Sebenarnya sebelum dirimu, ada juga manusia yang tanpa sengaja mengetahui identitasku. Dan aku menyelesaikan mereka dengan baik. Terpaksa. Aku memiliki tujuan besar di dunia kalian, jadi aku tidak bisa membiarkan manusia mengganggunya." Mr. Strengthen bercerita dengan sangat santai.

Bell mengangkat tangan kanannya ke samping kepala. "Sekarang saya mulai agak takut," akunya.

"Jangan berbohong. Aku tahu kau tidak takut padaku. Ah, tentang Night Staff tadi, ini berhubungan dengan kelas malam." Mr. Strengthen menangkap mimik terkejut di wajah Bell. "Seharusnya kau berada di tingkat tiga dulu untuk mengetahui ini, tapi sudah terlanjur begini. Ya, sudahlah. Mulai sekarang kau bisa pindah ke kelas malam dan tolong jaga putraku dengan baik."

"Saya belum jelas," ujar Bell.

"Ah, inilah yang tidak kusukai. Aku malas menjelaskannya. Yang pasti terima saja jadi NS putraku dan pindah ke kelas malam."

Be a Night StaffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang