CINTA YANG MENUNTUN KITA
Aku berdiri di depan gerbang sekolah lain. Sekolah yang sebelumnya nggak aku kenal kalau tidak untuk menemui sahabat terbaikku,Mitta. Dia meminta aku menjemputnya hari ini. Sudah 15 menit aku berdiri lama menunggu dia. Aku mondar-mandir di depan gerbang sekolah itu mencari batang hidung Mitta. Seragam sekolahku yang berbeda membuat anak-anak sekolah itu melihatku penuh tanya.
Aku tidak menghiraukan mereka,aku putuskan untuk mencari dia sendiri. Aku masuk lorong sekolah itu. Hingga sepertinya ada orang yang telah berbaik hati menanyakan aku.
"Maaf,aku lihat dari tadi sepertinya kamu mencari seseorang ya?" langkahku segera berhenti,selanjutnya aku menoleh ke belakang untuk menjawab pertanyaan orang tersebut,dan seketika...
"Randa??" Nama itu seketika terucap dari bibirku. Nama yang sangat aku kenal,Randa teman dekatku sewaktu SMP. Setelah itu dia tersenyum sangat tulus,sementara aku tersenyum palsu entah Randa tau atau tidak bahwa aku memaksa tersenyum padanya. Ya Tuhan,kenapa secepat ini? Kenapa harus sekarang aku bertemu dia. Aku belum siap untuk melihat dia lagi. Bodohnya juga aku nggak menyadari bahwa sekolah ini adalah tempat dia menuntut ilmu. Ternyata dia tau kalau aku tinggal dikota ini.
Cinta yang Menuntun Kita Banyak yang berubah dari dia. Wajahnya dulu yang imut sekarang menjadi lebih tampan. Senyumannya sekarang menjadi lebih manis. Jerawat yang dulu banyak menghiasi wajahnya,sekarang sudah hilang. Tubuhnya sekarang menjadi lebih tinggi. Sahabatku sewaktu SMP ini,semakin terlihat dewasa dengan mengenakan seragam putih abu-abu.
"Apa kabar,man?" Randa memecahkan lamunanku
"B-ba-baik..." jawabku terbata-bata dan singkat. Aku nggak bisa menjawab pertanyaannya panjang lebar. Aku masih terlalu sakit hati jika mengingat semuanya.
"Kamu cari siapa?" tanya Randa lagi. Ya Tuhan,mendengar suaranya saja ingin rasanya aku memutar kembali waktu itu,waktu yang nggak aku harapkan pernah terjadi. Tapi,sekarang aku nggak sekedar mendengar suaranya saja,tetapi aku juga sedang berdiri tepat dihadapan seseorang yang pernah menjadi penghuni hatiku dimasa lalu bahkan sampai sekarang sepertinya masih melekat dihatiku.
"Aku mencari Mitta,dia minta aku menjemputnya hari ini, dia anak kelas 2-IPA-1."
"Tunggu sebentar,tadi aku melihatnya sedang mengembalikan buku ke perpus..."Dia tersenyum sangat manis. Tiba-tiba hatiku bergetar kembali,aku sadar aku masih mencintainya. Aduhh,rasanya aku ingin lari sekarang juga. Akhirnya,seseorang menolongku, Mitta memanggilku. Segera aku berpamitan dari hadapan Randa. Jujur aku nggak bisa lama-lama berdiri dihadapanmu,Ran. Terlihat dari wajah Randa yang rasanya ingin menahanku sebentar sekedar melepas rasa kangennya. Tapi aku nggak bisa,aku harus cepat pergi,sebelum aku harus menangis dihadapanmu Ran.
***Malam hari, aku teringat masa laluku. Aku teringat dimana hari-hariku lewati bersama sahabatku dulu. Masa-masa yang ingin aku lupakan dalam pikiranku. Tapi ternyata sangat sulit bagiku. Hhhhmmm...Randa, nama itu selalu teringat dalam pikiranku. Sebuah nama yang sangat sulit aku hilangkan dari pikiran ataupun hatiku.
"Mandaaa....." teriak Mitta, memecahkan lamunanku tentang Randa.
"Aduh,Mittaku sayang,bisa kan ketok pintu dulu?" keluh MandaKebiasaan terburuk Mitta adalah saat akan masuk kamar Manda, dia tidak pernah mengetuk pintu kamar Manda.
"Udah berapa kali gue ingetin, kalau masuk itu ketok pintu dulu. Apa susahnya, sih?" omel manda.Mitta cengengesan,"Hehehe ya maap Mandaku sayang. Biasanya juga aku masuk kamarmu nggak pernah yang namanya ketok pintu dulu. Ya sudah aku nyelonong masuk aja. Ehh, nggak taunya kamu malah asyik ngelamun, ngelamunin apa sih? serius banget kayaknya." Tanya sahabatku itu, aku hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman.
"Oh ya man, tadi waktu kamu ke sekolahku. Kalau nggak salah kamu lagi ngobrol sama Randa kan? kok bisa sih man? padahal dia itu orangnya cuek banget loh, dia Cuma mau ngomong sama orang-orang tertentu aja." tanya Mitta
"Itu yang aku lamunin..."
"Maksud kamu?" tanya Mitta penuh tanya
"Mitt, kamu masih ingat kan tentang Randa yang dulu pernah aku ceritain ke kamu. Randa sahabatku dulu sekaligus orang yang pernah aku cinta dan aku benci. Dia datang lagi dalam kehidupanku....."
"Maksud kamu Randa temanku itu adalah Randa sahabatmu?" tanya Mitta penasaran. Aku hanya mengangguk. Ingin rasanya aku menahan air mataku yang membendung di pelupuk mata, tapi air mata itu tetap tumpah membasahi pipi.
***