Inspired by IU - My Old Story
Park Chanyeol
-Angst-
'Malam ini, besok malam
dan malam setelah itu.
Aku akan menunggu selamanya.'Di dunia ini ada banyak macamnya cinta. Sangking banyaknya kalian akan bingung untuk menentukan kisah cinta kalian masuk dalam kategori yang mana. Tapi tidak bagiku, aku tau jelas dimana letak jenis cintaku berada.
Tidak ada yang bisa merubahku di dunia ini kecuali dia. Ya-dia, wanita yang kucintai. Kami berdua adalah pasangan yang saling mencintai satu sama lain. Hanya kebahagian yang tertulis di dalam kisahnya.
Aku bahagia melihat senyumannya. Aku bahagia melihat tingkah manjanya. Aku bahagia mendengar tawanya. Dan aku bahagia memilikinya, sangat bahagia.
Aku tidak tau mengapa, tapi kurasa aku telah benar-benar jatuh padanya. Dia seolah memiliki magnet yang akan terus menarikku ke dalam bayangnya. Entahlah, tapi ini semua berada diluar kendaliku.
Kami berdua selalu menghabiskan waktu bersama. Semua kami lakukan bersama kecuali hal tertentu saja, ke toilet misalnya. Saat kami bersama rasanya kami adalah satu, bukan dua. Kami yang tadinya berbeda seperti kopi dan susu bisa menyatu menjadi kopi susu yang nikmat. Ya, seperti itulah aku menggambarkannya. Masalah tentang kalian mengerti atau tidak, itu tergantung padamu.
Orang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Aku tampan dan dia cantik. Kau bisa bayangkan bagaimana rupa keturunan kami nanti. Itulah yang dikatakan orang. Dan kami hanya tertawa mendengarnya berharap itu semua akan benar terjadi.
Saat aku memetik gitarku, dia akan bernyanyi. Saat aku bermain basket, dia akan menjadi pemandu sorak khusus untukku. Saat aku melakukan rap, dia akan melakukan beatbox. Saat aku tersenyum, dia tertawa. Kau tau?-Dia seperti paket kiriman dari malaikat untuk menjadi pelengkapku. Aku harus berterimakasih kepada siapapun yang mengirimi hadiah indah seperti dia.
Sebenarnya dia tidak sempurna. Ada banyak keburukan yang ia miliki. Dia tidak pintar, ceroboh, lamban, bahkan jorok. Namun ada satu hal kebaikannya yang dapat menutupi semua keburukannya. Dia adalah pemberi semangat hidup untuk semua orang. Karena itulah aku mencintainya.
Pernah sewaktu dulu aku mengalami patah tulang di tangan kananku. Dokter mengatakan bahwa aku tidak boleh bermain basket lagi dan semua itu membuat mimpiku hancur.
Aku sempat mengurung diri. Tidak masuk sekolah, tidak makan, tidak mau bicara bahkan aku tidak pernah keluar kamar dan selalu mengunci pintu.
Namun gadis itu berbeda. Mendengar tentang keterpurukanku dia langsung berlari sejauh dua kilometer ke rumahku tanpa alas kaki. Bisa kau bayangkan ada berapa luka lecet di telapak kaki mulusnya itu.