One

1.2K 92 24
                                    

Incheon, Korea Selatan

Sebuah porsche panamera terparkir di depan jalan sebuah kota yang selalu dipenuhi keramaian siang dan malam. Seorang pria berjas hitam sedang membukakan pintu untuk tuannya setelah menaruh koper di dalam bagasi. Mobil dengan warna biru legam tersebut segera melesat ke arah Ibukota, menuju markas rahasia milik sang tuan yang berbadan tinggi, kekar dan berperawak tampan.

Tidak butuh waktu lama untuk mencapai sebuah hotel ternama di tengah-tengah Ibukota Seoul, pria berkemeja putih dengan lengan digulung ke atas segera keluar dari mobil dan berjalan menuju lobby, memperhatikan keadaan sekitar sambil berkacak pinggang.

"Maaf untuk menunggu lama, tuan Mingyu"

Pria yang dipanggil Mingyu tersebut hanya mengangguk kecil dan melepaskan kacamata hitamnya.

"Bisa kita pergi sekarang? I miss my son"

"Baiklah, tuan"

Tanpa instruksi lanjut, Mingyu segera mengikuti langkah pria berjas hitam di depannya dengan antusias, mereka berjalan menuju bagian belakang hotel, lebih tepatnya ke tempat pembuangan sampah yang di sampingnya terdapat sebuah tombol tak kasat mata di dinding yang terletak satu setengah meter dari tanah, orang lain hanya akan melihatnya sebagai bagian dari tembok batu bata saja.

Pria berjas hitam mengitari pandangan ke sekelilingnya, setelah dilihatnya aman, ia segera menekan tombol tersebut. Bagian tembok berukuran 2x1 meter disamping tempat sampah besi terbuka lebar seperti garasi mobil pada umumnya, pria tersebut memberi jalan pada tuannya dan segera mengikutinya dari belakang, pintu tembok tertutup otomatis setelah sensor menyatakan kedua orang tersebut telah berjalan ke dalam sejauh 1 meter.

Setelah berjalan sejauh 10 meter, mereka berbelok ke arah kanan dan berhenti setelah 13 kali melangkah, pria berjas hitam segera menekan tombol rahasia dengan bentuk yang sama di dinding lorong tersebut, tanah yang mereka pijak langsung turun dari posisinya sejauh 5 meter ke bawah tanah, mereka pun sampai pada pintu markas.

Pintu elektrik terbuka otomatis setelah Mingyu menggunakan matanya sebagai sensor, mereka berdua segera masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan nuansa silver putih dan disambut oleh seorang pria tua berjas lab putih dengan kacamata besarnya.

"Selamat datang tuan Mingyu, tuan Hoshi"

Pria tua membungkuk 45° dan menuntun kedua pria yang lebih muda darinya ke sebuah ruang monitor di bagian kiri ruang utama. Sesampainya di dalam, pria tua mengetikkan sesuatu di keyboard dengan cepat dan menunjukkan layar monitor dengan 3 video cctv dari berbagai sudut.

"Seperti yang bisa tuan liat, G-1 sangat lihai dalam menyelesaikan tugasnya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun"

Jelas sang pria tua dengan tangan bersekap di belakang. Mingyu memicingkan mata, mengangguk sambil menggaruk hidungnya pelan dan mengetuk layar monitor dengan jari telunjuknya, menunjuk sebuah mayat lain yang ikut tergeletak tidak jauh dari mayat target pembunuhan yang dilakukan oleh G-1.

"Kulihat ada mayat lainnya, apa mataku salah, Hosh?"

Hoshi menggeleng tegas, membuat pemilik jas lab putih itu merinding takut, namun segera ditahannya dengan senyum getar

"G-1 memiliki insting membunuh yang belum bisa dikendalikan sepenuhnya, tuan. Karena ada orang lain yang bersama dengan target, ia tidak segan membunuh keduanya"

G-1 berarti Gyu - 1, kloning pertama yang berhasil diciptakan oleh pria tua itu dinamai langsung oleh sang pemilik modal sekaligus pemilik benih dari kloningan manusia tersebut. Sebuah hentakan terdengar menggema di satu ruangan, Mingyu memukul meja monitornya dengan keras, matanya menatap tajam ke arah pria tua dengan tagname di jas yang bertuliskan 'Park Ji Seok', rahangnya turut mengeras dan tangannya mengepal kuat.

Slayer [Woozi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang