Hilang

161 19 27
                                    

Gw g berhenti-berhentinya gelisah setelah pembagian tugas kemarin. Entah apa yang gw khawatirkan.

'Gw g takut cewe kan?'

'G mungkin takut sama cwe'

Gw dah kaya orang gila ngoceh sendiri.

"Ari . . . ." sebuah teriakan buat gw terperanjak dari kasur.

"Ya bu . . ," gw mebalas pangilan tadi.

"Cepet bangun nanti g sempet sarapan loh." teriak ibu.

Ya, suara itu suara nyokap gw.

Desti Astuti itulah namanya, cewe separuh baya yang menikahi seorang pria bernama Budi Suryana yang sekarang menjadi ayah gw.
Nyokap gw cewe yang paling hebat, karna dia ngurus gw dan bokap dengan baik.
Bahkan bagi gw dia terlalu sempurna buat seorang cewe.

Dia ga pernah memperliahatkan wajah lelahnya pada gw dan bokap. Senyumnya slalu terbuaka lebar saat bertemu atau pun menyambut kami pulang.

"Ari . . . cepat nak," teriak nyokap yang khwatir anaknya akan telat masuk sekolah.

"Pagi Bu, ARI berangkat dulu y." gw pamit dan mecium tangan nyokap.

"Ga sarapan dulu, nak?" tanya nyokap.

"G bu nanti aja di sekolah, kesian ayah dah nungguin Ari dari tadi." jawab gw yang langsung melesat ke depan rumah di mana bokap dah nunggu gw di dalam mobil.

"Pagi Yah," sapa gw ke bokap.

"Pagi nak, ayo kita berangkat sekarang? soalnya ayah ada metting pagi ini sama klain Ayah," jelas nya.

Gw pun langsung masuk ke mobil dan bokap langsung tancap gas menyusuri kota bandung yang macet di pagi hari.

Sepanjang perjalanan gw melihat kesibukan orang-orang, ada yang pergi sekolah, bekerja, ada juga yang mengantar anak anaknya.

Gw ga banyak bicara selama perjalanan. Sampe bokap gw menujuk seorang laki- laki yang mengenakan sepedah.

"Ri, itu bukanya Benny kan." katanya sambil menunjuk cowo bersepedah itu.

"Iya Yah, itu Benny," jawab gw membenarkan.

"Hebat ya dia tiap hari berangkat sekolah pake sepedah, apa g cape?" tanyanya lagi.

"Dia sih mana ada capenya, waktu aku tanya gitu aja, dia jawabnya 'lumayan buat latihan fisik' gitu katanya," jawab gw.

Sepanjang perjalanan gw mulai mebicarakan tentang Benny dengan bokap.

~~~

Tak terasa kami sudah tiba di sekolah.
Gw langsung mencium tangan bokap dan bergegas keluar dari mobil. Sebelum gw masuk ke sekolah gw sempat melambai kan tangan pada bokap.

~~~~~

"Ri, lo dah ngomong belum sama Nasya tentang tugas proyek fisika?" tanya Fatwa saat gw masuk kelas dan duduk di bangku gw.

"Belumlah Fat, lo tau sendiri gw benci banget sama cewe, eh sekarang gw malah satu kelompok sama cewe, apalagi dia cewe paling aneh dikelas," jawab gw panjang lebar.

"Ayolah, itu kan cuma cewe Ri," "Lagian Nasya ga gigit ko," bujuk nya sambil diikuti candaan.

"Kampret lo Fat, demen amat godain gw." jawab gw agak keras karna kesal.

Fatwa hanya tertawa kegirangan melihat expresi wajah gw yang marah.

Saat asik asiknya Fatwa godain gw tiba-tiba dari belakang ada yang narik baju gw. Sepontan gw kaget dan teriak.
Tapi saat gw nengong ke belakang ternyata bukan setan itu Nasya.

NASYATUN FADILLAH si cewe super kuper, pendiam, g perna ngobrol dan g pernah bergaul. Nasya cewe yang cukup tinggi, dengan bentuk tubuh yang bagus. Andai saja dia bukan cewe yang aneh pasti banyak cowo yang ngejar-ngejar dia karna bentuk tubuhnya yang bagus.

Dia slalu terlihat menyeramkan dengan rambut panjang yang di ikat buntut kuda dan poni rambutnya yang dibiarkan jatuh kedepan menutupi mukanya.

" . . . . . " ucapnya Nasya.
Sangat pelan bahkan semutpun tak dapat mendengar.

Sepertinya.

Gw dan Fatwa saling beradu pandang karna bingung.

Seolah kami saling bertanya

'Nasya tadi ngomong apa?'

"Nas, maaf tadi lo bilang apa? gw g bisa denger soalnya" jelas Fatwa dengan nada yang ramah dan senyum lebarnya.
"Ri, kapan mw ngerjain tugas nya?" tanya Nasya mengulangi ucapan nya yang tadi sempat tak terdengar.

Gw bingung tiap kali dia bicara dengan seseorang, dia selalu menundukan kepalanya.

Entah apa yang dia takutkan!!
Apa wajah semua orang terlihat seperti monster di matanya? sampe dia g berani liat muka orang-orang.

Apa pun itu gw g ngerti.

"Eh...."
"Iya, na . . . na . . nanti aja Nas pulang sekolah okey?" jawab gw tergagap-gagap. Entah karna panik atau takut gw g tau.

"Nah gitu dong," ucap Benny yang g gw sadari kedatangan nya.

Dia emang kaya hantu suka muncul tiba-tiba hehehe....

"Kampret lo Ben." maki gw sambil melempar pulpen yang gw pegang.

Namun dengan gesit Benny menghindar.

"Y dah, biar lebih akrab lagi, Nas! lo duduk aja sama Ari gw yang duduk sama Erya," ucap Benny.

"Ben, lo . . ." belum selesai ngomong Benny dah langsung nyamber aja kaya listrik.

"Gw mw sekalian diskusi sama Erya tentang tugas fisika." jelas Benny yang langsung duduk di bangku Nasya bersama Erya.

Nasya pun mengambil tas nya dan duduk bareng gw.

'Kampret lo Ben, awas lo gw tabokin pake bola basket baru tau rasa loh' maki gw dalam hati.

Selama pelajaran gw dan Nasya ga banyak bicara, gw hanya memperhatikan dia yang begitu tenang saat belajar.

Sebenarnya gw salut loh sama ketenangan, karna ketenangan Nasya melebihi siapapun di kelas ini.

~~~~~~
~~~~~~

Bel sekolah pun berbunyi tanda akhir sekolah di hari ini.
Setelah memberi salam pada guru, murid pun berhamburan keluar kelas.

Gw pun begitu, tapi saat baru keluar dari pintu kelas tiba-tiba ada yang menarik tas gw dari belakang, sampe-sampe gw hampir jatuh.
Karna marah gw langsung menoleh ke belakang, dan Nasya berada tepet di belakang gw.
Mulutnya bergerak tapi tak sepatah kata pun yang gw dengar.

"Nas lo bener-bener nakutin gw tau" gw sponta melontarkan amarah gw

NAmasya hanya diam menunduk

"Ngomongnya kenceng dong, bisa kan?" tanya gw

"Iya ri, maaf," suara nya masih pelan tapi mulai terdengar

"Ada ap?" tanya gw.

"Cuma mw tanya, jadikan ngerjain tugas fisikanya sekarang?" suara nya begitu pelan dan lembut, namun bergetar seolah olah sedang ketakutan.

"Y dah nanti jam 2 aku tunggu di toko buku ya" jawab gw dengan nada sedikit kesal.

Nasya pun mengangguk lalu pergi ninggalin gw.

'G nyangka ternyata nasya seaneh itu' ucap gw dalam hati.

Hilang sudah semua ketenangan dalam hidup gw.

SAAT CINTA HADIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang