read the detail explanation at the end of the chapter, but you can skip that if you already get the story.
●●
THE MAN IN BLACK
© M s L o o n y a n n a╰•♡♥♡•╮
Perkataan Julian tempo hari seolah terputar seperti kaset rusak di dalam kepalaku. Entahlah, aku merasa sedikit ... err, cemburu? Semakin lama aku menghabiskan waktu dengannya, semakin jelas pula perasaan ini muncul ke permukaan tanpa bisa kucegah. Dan melihat ekspresi terluka di wajahnya di hari itu, aku bisa menebak bahwa sosok yang ia maksud pastilah benar-benar spesial untuknya. Apa mungkin ia baru saja kehilangan kekasih? Atau ... sosok lain yang berarti dalam hidupnya? Oh, ini gawat! Sepertinya aku mulai menyukainya!
Aku masih sibuk dengan pikiranku ketika Julian tiba-tiba datang menghampiriku. Percayalah, ia sungguh seperti hantu yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Aku tak habis pikir. Oh, aku lupa mengatakannya, selama di sini, Julian memang sering menghilang. Ia selalu menghabiskan berjam-jam waktunya dalam sehari untuk mengelilingi rumah ini seorang diri. Setiap aku bertanya, ia pasti hanya akan menjawab: "Kau akan tahu". Menyebalkan? Sangat.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu." Aku mendongak, heran. Terlebih wajahnya kini tampak lebih pucat dari biasanya dan ... ia terlihat tegang serta gelisah?
"Apa?"
"Ikut aku." Dengan itu, aku pun mengikutinya dalam diam. Tanpa kuduga, ia membawaku ke taman belakang. Sebuah pohon besar terlihat berdiri kokoh di sana. Sebuah pohon msiterius yang selama ini selalu membuatku sakit kepala ketika aku berada dalam jarak yang cukup dekat. Entahlah, auranya seolah membawa hal negatif untukku.
"Julian, what is this?" Aku bertanya, campuran antara rasa ingin tahu dan keterkejutan luar biasa ketika aku mendapati sebuah galian cukup besar di bawah pohon. Aku refleks menjerit ketika ia tiba-tiba melompat ke dalamnya. Aku ingin mencegahnya, tapi kepalaku terlalu pusing untuk berada dalam jarak yang sangat dekat dengan pohon misterius itu. Tak lama kemudian, Julian muncul dengan sesuatu yang berhasil membuat kedua mataku nyaris keluar dari rongganya.
Itu ... kerangka manusia. Tapi, milik siapa?
"Julian...."
Apa-apaan? Ia menatapku dengan berbagai campuran emosi: sedih, marah, terluka, menyesal, dan ... entahlah.
"Ke-kerangka siapa itu?"
"I believe, it belongs to my great-great-great grandfather's sister. Her body was never found at the time." Dapat kurasakan rahangku seolah terjatuh ke tanah mendengar penjelasannya. Poor girl.
"Marian, kau tahu kisah Casper? Hantu kecil baik hati yang seolah lupa dengan masa lalunya setelah ia mati. Kupikir, teori seperti itu hanya karangan manusia semata, tapi ... mungkin memang ada benarnya."
Apa maksudnya? Aku tak mengerti. Lalu kemudian---damn! Butuh waktu beberapa saat sebelum logika akhirnya mengambil alih pikiranku. Pemuda misterius, setelan serba hitam yang selalu sama setiap harinya, muncul secara tiba-tiba entah dari mana, dan ... wajah pucat.
"Astaga! Ka-kau hantu! Your so called great-great-great grandfather never made it out alive! You-you ... you're him!" Aku menudingnya histeris, baru menyadari kemungkinan mengerikan itu. "And ... and that's yours, not the sister's!" Kali ini jari telunjukku mengarah ke seonggok kerangka tua yang tergeletak tak jauh dariku, sementara Julian mulai berjalan mendekatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man in Black
Paranormal[PARANORMAL • Mystery, Supernatural, Horror, Romance - Short Story] "Why are you always wearing black?" "Because I'm still mourning over the death of a beautiful angel." Marian Roth tidak percaya bahwa rumah besar di sudut jalan itu berhantu. Rumah...