2

2.9K 274 32
                                    


"Kenapa murung?"ucap seseorang yang berada di sampingku sembari meminum-minuman soda. Yoongi hyung, aku pun melihatnya sambil memakan cemilan ku.

"Aku.."ucapku lalu melihat ke arah gelas minumam ku, sebenarnya aku ingin cerita tapi, terlalu malas. Biarlah ini menjadi rahasiaku, maafkan aku yoongi hyung.

"Kenapa?"ucap yoongi hyung lagi, aku menggelengkan kepalaku dan kembali melihat-lihat sekeliling restaurant ini. Pemandangan nya Bagus ya, dan kebetulan malam ini kata taehyung hyung, kami makan malam bersama. Hanya perayaan kecil-kecilan saja, karena keberhasilan bangtan.

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedang tidak enak badan saja, hyung"ucap ku kepada yoongi hyung. Dia menatapku dan menaruh telapak tangan nya di dahi ku, aku pun bingung dengan kelakuan nya. Kenapa dia?

"Sedikit hangat. Ya sudah, habis ini langsung istirahat jangan main games, ok?"ucap yoongi hyung menasehatiku, aku hanya menggangguku saja. Sebenarnya saat ini acara makan malam bersama sudah di mulai, aku tidak bersemangat karena noona belum kesini.

Apa dia sibuk dengan suaminya ya?

Aku sedari tadi hanya diam saja, melihat orang lain asik mengobrol dan bercanda. Ha, bukannya aku sedang tidak enak badan tapi, tidak enak hati. Sudahlah, jungkook ini sebuah cobaan bagimu. Ha..

Ngomong-ngomong, aku jadi selalu kepikiran dengan omongan noona. Katanya ketika dia belum menikah dulu. Dirinya ingin memiliki kekasih yang lebih dewasa darinya, dan juga bisa melindungi dia dengan baik. Dan pada saat itu aku hanya cuek saja mengiyakan, tapi nyatanya. Semua di balik kecuekan ku, penuh penyesalan. Aku menyesal ketika dia curhat padaku aku hanya meng-iyakan saja, tanpa membalasnya.

Dan sekarang semuanya sudah terwujud. Dia sudah mempunyai suami yang dia dambakan. Suami nya tampan seperti seorang idol, tapi tetap saja lebih tampan aku. Ku akui seleranya tidak terlalu buruk, noona andai saja itu aku.

Aku tidak akan mungkin bisa menjadi dia, aku hanyalah aku noona. Aku tidak bisa menjadi seperti yang kau inginkan.


"Itu noona!"teriak taehyung dan jimin bersamaan, aku pun langsung melihat ke arah pintu masuk. Senyum ku pun mengembang. Iya itu noona ku.
Aku senang sekarang.

"Annyeonghaseyo~ maaf ya telat"ucap noona lalu tersenyum manis, namanya lisa. Lalisa manoban, atau bisa di panggil nyonya.Choi. aku hanya tersenyum ketika mengingat fakta tersebut.

Tapi tak apa, terima Kasih tuhan karena kau telah menciptakan dia,

Meskipun bukan untuk ku.


Sosok yang tidak terlalu feminim, dan juga lucunya dia di panggil oppa. Dia lucu, ramah, rendah hati, dan semua orang menyukainya. Aku heran, kenapa dia bisa seperti itu ya? Kira-kira ibunya mengidam apa ketika mengandung nya.

"Tidak apa-apa noona, tapi kayanya ada yang badmood tuh karena menunggumu"ucap jimin lalu melirik ke arah ku, aku pun langsung menatapnya dengan tajam. Akh, jimin kau memalukan ku.

"Aigo~ uri aegi~ sini noona peluk"ucap lisa lalu berlari ke arah ku dan memeluk ku dari samping dengan erat. Dia memeluk ku erat, dia mencubit pipi ku dan mencium sebelah pipiku. Aku meleleh~

"Aish! Stab it!"ucapku lalu memberontak. Sebenernya aku menyukainya, hanya saja gengsi ku jadi ya..

"Kkk~ ya ya sudah, maafkan aku ya? Tadi telat karena ada urusan sebentar uri aegi" ucapnya lalu tersenyum manis dan menampakkan gigi rapih nya serta pipi chubby yang semakin mengembang.

"Urusan apa? Urusan makan? Cih.. Kau semakin gendut saja, makan saja banyak tapi tidak olahraga"ucapku lalu memandang tubuh nya yang sexy dan semakin berisi. Sebenarnya bukan gendut tapi, kau tahulah buah dadanya semakin besar, jadi terlihat makin sexy.

"Yak! Dasar nakal!, sini noona pukul kau"ucapnya lalu memukul ku dengan tangan lembutnya itu. Aku pun hanya tertawa dan melihatnya lucu. Dia juga tertawa, aku harap hubungan kita tidak merengang hanya karena perasaan ini.

Tak apa jika perasaan ku tak terbalaskan, yang penting kita terus bisa seperti ini.

Tak apa hanya mencintai diam-diam, Yang penting melihat mu tetap bahagia.

Dan, tidak apa-apa hubungan kita hanya sebatas noona dan adikya.

Aku baik-baik saja, tapi bolehkah aku berharap?

Aku berharap semua yang ku inginkan terjadi, tapi itu hanya harapan ku saja. Tak apa jika tuhan tidak mendengarkan doaku,




Tapi kita tidak tahu Yang akan terjadi nantikan?



















Ga baper ya? Maaf :')

Disini luar-dalam jeka berbeda guys. Ehehheh makasih Yang udh baca.

Jangan lupa vomments, karena cerita ini butuh dukungan dan Cinta dari kalian!

-Noona-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang