Chapter Ends

182 5 2
                                    

"Kami tidak mungkin kalah, karena semua BitCoin yang susah payah kalian kumpulkan sekarang ada di tangan kami, hahaha" kata Maharani dengan tertawa senang.

"Kami tidak sebodoh yang kalian bayangkan, sebenarnya, Cip BitCoin yang ada ditangan Riduan itu palsu" perkataan Ajeng membuat Maharani menjadi terdiam dan tidak menyangka bahwa tipuannya akan berbanding terbalik dengan apa yang Dia harapkan.

"Ratna, coba Kau periksa Cip itu!!" perintah Maharani kepada Ratna.

Ratna pun memeriksa Cip BitCoin itu dengan Laptop yang sudah Ia bawa sejak tadi. Dan benar, Cip itu kosong dan tak ada satupun BitCoin yang ada didalamnya.

"Sekarang Kau sadar kan? Seekor ular yang berusaha menipu seekor kancil untuk masuk kedalam jebakannya, tapi ular itu malah masuk ke dalam jebakannya sendiri" perkataan Awan itu membuat Maharani menjadi emosi.

"Kurang ajar, Kau!!! Serang mereka!!!" perkelahian pun tidak dapat terelakan dan mereka dikeroyok oleh Kelompok DISTRO, tapi walaupun mereka cuma berdua, Awan dan Ajeng tetap bisa memenangkan pertarungan itu dan melepaskan Riduan.

"Ayo Riduan! Kita pergi dari sini!!" kata Awan.

"Tapi dimana Dodi? Kenapa Dia tidak ada saat kita dalam keadaan bahaya seperti ini?" Ajeng yang bertanya pada Awan, dimana Dodi.

"Aku juga tidak tau, Ajeng, Dia kemana, tapi kita harus pergi dari sini dulu" akhirnya mereka pun pergi dari gudang itu.

"Awan, jangan lari Kau!!!" teriak Reino bersama Maharani dan Mutiara mengejar Awan, Ajeng dan Riduan.

Pengejaran pun sangat panjang sampai akhirnya setelah mereka sampai di pintu keluar gudang itu, mereka dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang bertopeng ekspresi datar di hadapan mereka.

"Mous_DDS?"

"Dodi?" kata mereka sambil mendekat ke Dodi.

"Dodi, Kamu kemana aja sih? Kamu lihat, kami sedang dikejar oleh mereka" kata Awan.

"Kamu tidak perlu khawatir, Kak, biar Aku yang akan menghadapi mereka" kata Dodi dengan ekspresi datar.

"Dodi, Kau pasti kecewa dengan kabar ini, karena-"

"Mutiara mengkhianati kita kan?" kata Dodi memotong perkataan Ajeng.

"Darimana Kau tau, Dodi?" tanya Riduan bingung.

"Aku sudah tau semuanya dari awal, sejak kemarin lalu, Mutiara menunjukkan gerak-gerik yang membuatku curiga. Sampai akhirnya, Aku pun mengikutinya dan feeling Ajeng benar, Dia sengaja masuk ke Kelompok kita agar Ia dan Gengnya dapat mencuri Data-data dari kita" jelas Dodi.

"Kan sudah kuduga, Dodi, sejak dulu Aku tidak percaya pada Mutiara" kata Ajeng.

Tapi tiba-tiba, Reino, Mutiara dan Maharani datang mendekati mereka.

"Akhirnya Kau muncul juga, Mous_DDS" kata Maharani.

Tapi Dodi malah tertuju pada Mutiara.

"Mutiara, Aku tidak menyangka, Aku kira Kamu sudah berubah, selama ini Aku selalu mempercayaimu dan menganggapmu sebagai sahabat, tapi apa inikah balasannya untuk sahabat yang setia? Apa salah kami kepadamu, Mutiara? Aku juga tidak menyangka, dibalik wajahmu yang cantik rupawan itu, tersimpan perbuatan tercela, Kamu perempuan yang tidak punya harga diri, Kau munafik!!" jelas Dodi yang membuat hati Mutiara cukup tersayat. Namun, Mutiara hanya terdiam mendengar perkataan Dodi itu.

"Mutiara, kenapa Kamu diam saja? Jawab pertanyaan saudaraku, kenapa Kau mengkhianati kami?" tanya Awan dengan nada tinggi.

"Awan, Dodi, persahabatan tidak akan bisa bertahan, kalau salah satu diantaranya ada yang kurang" kata Reino.

The CyberCom : Hacker In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang