Pada suatu malam yang terang oleh sinar purnama, di sebuah gua kecil yang lembab dan dingin di pinggiran sungai, tampak seorang gadis anggun dengan
rambutnya yang berwarna merah panjang terurai duduk bersimpuh di gua itu.
Matanya terpejam, namun, semakin lama garis matanya menyorotkan cahaya yang semakin terang.
tubuhnya perlahan memanas, mengeluarkan kepulan asap hingga perlahan gua yang dingin itu menjadi hangat bahkan panas.
setelah beberapa saat, ia tersadar dan berdiri. ia tampak anggun dan gagah dengan hanfu dengan balutan rompi ksatria yang ia gunakan. ia berjalan keluar gua menuju
ke tengah sungai dangkal yang hanya sebetisnya.
ia menarik benda dari pinggangnya, dua buah kipas tangan merah dengan pegangan dari besi yang berat. kemduain ia mulai mengayunkan kipasnya, bergerak, meliuk
dan seperti menari dengan anggun.
namun itu bukan sebuah gerakan tarian biasa, kipasnya perlahan menyala, mengeluarkan kobaran api . setiap gerakan tarian yang ia peragakan mengeluarkan api yang
bermacam-macam.namun, seketika ia berhenti lalu tiba-tiba ia melemparkan kipasnya yang penuh dengankobaran api hingga menusuk sebuah pohon. Sebagian poho itupun terbakar hingga tampak sesuatu menghindari serangan tersebut.
serangan tersebut, seperti bayangan hitam yang berlari masuk kedalam hutan. wanita itu berlari cepat menuju tempat itu,namun ia hanya mengambil kembali kipasnya.
Malam berlalu. Wanita itu sudah kembali ke tempatnya. Di sebuah kerajaan yang cukup besar. Namun, bukan sebagai putri atau permasuri, ia hanya sebuah pelayan dan penari kerajaan . Namun, dia satu-satunya penari kerajaan yang memiliki jubah ksatria. Walaupun hanya raja dan beberapa orang saja yang mengetahuinya. Namun sepertinya itu bukan rahasia terbesarnya, bahkan ia menyembunyikan rambut merah dia karena takut orang lain menyebutnya sebuah kutukan.
Kemudian malam datang kembali. seperti biasa karena masih purnama, wanita itu berjalan keluar kerajaan melalui pintu rahasia utara yang sepertinya hanya raja dan beberapa orang saja yang mengetahui. Ia berjalan namun tidak menuju gua kemarin yang berada di utara kerajaan, ia berjalan ke arah timur, menembus hutan dan menuju sungai lain yang lebih besar.
Wanita itu berjalan gundah karena sesuatu menyangkut dalam pikirannya.
"Sebelum kau menaklukan batu yang keras kau harus bersahabat dengan air, hingga kau mengerti bahwa setiap elemen dan kebalikannya tetap bisa berjalan.setelah kau paham hal itu, baru kau akan menemui ku lagi''
Kata-kata dari seorang pria setengah tua itu terus menghantui pikirannya.
Ditengah perjalanan ia memperlambat gerakannya. rambutnya yang hitam perlahan kembali merah. Kini Kuda-kuda terpasang dan dengan cepat ia mengambil kipasnya dan melemparkannya dan lagi-lagi mengenai sebuah pohon. Namun kali ini ia berlali mengejar sesuatu yang mengganggunya tersebut.
Tak lupa mengambil kipasnya yang menancap, ia mengejar dan terus mencoba melempar dengan kipasnya hingga dari api yang dihasilkan kipasnya. ia dapat melihat seseorang berjubah hitam yang berlari. Orang itu sangat cepat namun wanita itu terus mengejar kedalam hutan.
Di tengah pengejaran, seseorang berjubah hitam tersebut tiba-tiba membalikan arah sambil melompat, tangan kanannya bergerak untuk mengeluarkan jurus.
Tiba-tiba dengan cepat dari tanah keluar akar yang merambat mengikat kaki wanita itu hingga akhirnya wanita itu terjatuh dan tak sadarkan diri.
Kemudian wanita itu digusur oleh seseorang itu dengan menarik akar yang terlilit dikaki wanita itu.
Seseorang itu membawa wanita itu menuju sebuah sungai besar yang tampaknya menjadi tujuan awal wanita itu juga.
Wanita itu terbangun, ia perlahan mencoba membuka matanya yang berat. Dengan pandangan yang masih buram ia mencoba menggerakan kaki dan tangannya namun tidak bisa hingga dia menyadari bahwa ia sedang terbaring di tepi sungai Dengan kaki dan tangan terikat. Ia tampak tak berdaya dengan tangan yang terikat dibelakang punggungnya.
Ia terbelalak ketika melihat kearah lain, karena tampak seorang pria dengan pakaian serba hitam beserta jubahnya terduduk disampingnya .
"Siapa kau?''
Suara lembut itu keluar dari mulut wanita itu.
Pria itu hanya menyeringai lalu kemudian ia berdiri seperti memperlihatkan Postur tubuhnya yang tinggi berbadan besar, lebih besar dari tubuh orang sekitar yang biasa wanita itu lihat. hingga membuat wanita itu tau bahwa Orang tersebut bukan berasal dari China.
"Rupanya kau sudah bangun dan siap bercerita''
Pria itu mendekat mengarahkan tangannya ke kaki wanita itu. Mengeluarkan mantra yang kemudian melenyapkan akar yang mengikat kaki wanita tersebut.
"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku? Wanita itu perlahan menjauh bergerak menggunakan bokongnya.
"Jangan takut, aku hanya ingin cerita dari mu, aimi''
Mendengar pria itu menyebutkan nama tersebut membuat wanita itu terbelalak.
Aimi adalah nama pemberian dari seseorang dan hanya digunakan disuatu tempat. tempat dimana hanya orang-orang terpilih saja yang tau. Tapi, dengan mendengar perkataan tersebut. Aimi langsung tau tujuan pria itu.
"Percuma kau mengejarku. Karena aku pun belum menemukan caranya. Kau ingin aku membukakan pintu dimensi itu kan?''
Jawab aimi dengan wajah gundah.
"Jangan membodohiku. Rajaku tak mungkin salah. Dan aku tak mungkin pulang dengan kesia-siaan''
Jawab pria itu dengan nada yang meninggi.
Aimi yang terduduk itu mencoba meraih salah satu kipas dipinggangnya . Ia mencoba sekuat tenaga, menahan sakit dan berusaha tidak berteriak agar gerakannya tidak diketahui.
"Apa kau ingin merasakan kekuatan asliku''
Pria itu mendekat. Mengarahkan telapak tangannya ke tanah, seketika akar muncul memanjang, membentuk sebuah pedang '. Kemudia pria itu mencabutnya.
Ketika ia mencoba mengarahkan pedangnya kedepan, aimi sudah meraih kipasnya yang kemudia ia gunakan untuk memotong ikatan akar pada tangannya. Aimi menangkis pedang yang diarahkan kearahnya dengan kipasnya lalu melompat berdiri kebelakang untuk mengambil posisi.
"Rupanya kau benar-benar ingin merasakan kekuatan ku''
Pria itu telah siap, pedang akar ditangan kanannya mengeluarkan aura hijau . Tangan kirinya siap mengeluarkan mantra.
Ia mengarahkan tangan kirinya dan akar keluar dari tanah mengarah ke aimi, namun aimi sudah siap, ia menghindar dan membakar akar itu dengan kipasnya apinya.
"Bodoh''
pria itu menyeringai. Ia langsung mengeluarkan mantra lain. Mengarahkan tangan kirinya kepohon yang seketika mengeluarkan akar dan mengikat tangan kiri aimi. Ia tak berhasil menghindar . Pria itu langsung maju menyerang dengan pedangnya . Namun beruntung aimi bisa menangkis pedang itu namun tidak dengan tendangan tendangan susulan yang tepat ke wajahnya.
Aimi terguling. Namun, ia masih kuat untuk menebas akar yang mengikat tangan kirinya yang kini terkilir.
sambil menahan sakit, aimi terdiam sejenak. Kali ini dia benar-benar serius. Bola mata hitamnya berubah merah. Kipasnya mengeluarkan aura merah dan api dan ia menyerang dengan mengibaskan kipasnya dan mengeluarkan api dari kipasnya.
"Aku tau rahasia-rahasia mu, luka bakar disekujur tubuhmu? Apa kau ingin semua orang tau bahwa kau tidak seperti orang normal lainnya?''
"Bahkan aku tau guru mu, dia sebenarnya tidak menginginkan mu, percuma saja kau berlatih untuk bisa mengeluarkan portal itu karena gurumu pun tau bahwa kau tidak akan akan bisa!''
Kata-kata pria sangat menyakiti hati aimi, membuat ia benar-benar ingin menghancurkan pria itu.
Pertarungan berlangsung sengit . Pepohonan sekitar tampak terbakar oleh api dari aimi. Tak sedikit luka yang mereka dapatkan. Bahu kanan aimi pun sudah tekena sabetan pedang pria itu . Tapi aimi juga berhasil menghanguskan lengan kiri pria itu.
"Bunuh aku, bajingan''
Pria itu Berlari menuju tengah sungai. air disungai itu tidak terlalu dalam, hanya sepinggang. Kemudian Ia menancapkan pedangnya ketengah sungai . Seketika getaran keras terjadi disekitarnya.
Lalu sesuatu yang besar muncul dari tengah sungai ditempat pria itu berdiri. seekor Gurita raksasa yang terbuat dari akar-akar yang keras muncul. Gurita itu sangat besar tingginya mungkin 10 meter hingga pria itu bisa berdiri kokoh dikepala gurita tersebut .
Lengan-lengan gurita yang panjang itu langsung menyerang aimi yang berada di tepi sungai. Aimi hanya bisa menghindar Sesekali ia menyerang dengan api yang dikeluarkan dari kipasnya namun lengan gurita itu mencipratkan air dan apinya hanya menjadi asap tak berguna.
"Mau sampai kapan kau menghindar?''
Pria itu tertawa puas.
Aimi sudah mulai kelelahan , beberapa serangan tentakel tidak bisa dihindari dengan baik.
Namun kemarahan aimi sudah tidak bisa dibendung lagi.
Ia melipat kipasnya dan membaca mantra. Kemudia ia membuka kipasnya lagi . Aura merah yang keluar dari kipasnya semakin pekat. Sebuah lambang menyala pada kipasnya berbentuk burung yang sedang melebarkan sayapnya. Burung api legenda, phoenix.
Kemudia ia menyerang lengan - lengan gurita yang datang . Dikepakan kipasnya. Dan api berbentuk burung keluar dari kipasnya memotong lengan gurita tersebut.
"Akan kubunuh kau!''
Ia berteriak tanpa ragu, walaupun ia tau seharusnya saat ini ia dilarang mengeluarkan jurus-jurus pamungkasnyam
Setelah ia memotong sebagian lengan gurita tersebut, ia langsung menyerang pria itu dengan api phoenixnyan. Namun pria itu bisa menghalaunya dengan cipratan air dihasilkan oleh lengan gurita yang tersisa. Api phoenix itupun hanya berubah menjadi asap.
Namun kemarahan sudah merasuki aimi, ia terus menerus menyerang walaupun perlahan energinya mulai berkuramg
"Hahaha. Menyerahlah. Api mu tidak akan berguna. Sekuat apapun hanya akan menjadi asap''
Pria itu tertawa puas
" api, air, Asap. Asap!''
Aimi bergumam, sepertinya ia menyadari sesuatu.
Ia kemudian berlari menuju tengah sungai dengan terus menerus menembakan apinya. Semakin besar dan semakin besar. Pria itu terkaget karena aimi berani menyerangnya.
"Apa kau bodoh? Kau tidak mungkin membunuhku dengan asap!''
Kini aimi tepar berada didepan gurita raksasa . Ia Terus menerus mengeluarkan apinya sambil menghindari lengan gurita.
Asap dihadapannya menebal. Angin yang dihasilkan kipas aimi pun menguar hingga membuat pusaran asap tersebut. Tanpa sadar pusaran tersebut membawa aimi terbang menaikinya.
Pria itu terkaget karena sekarang aimi berada diatasnya.
"Seharusnya kau tidak berkata jelek tentang guruku''
Aimi berkata sambil mengeluarkan serangam terakhir. Ia mengibaskan kedua kipasnya searah menuju pria itu. Asap tebal keluar yang kemudian berubah bentuk menjadi srigala dengan percikan-percikan api ditubuhnya. Asap tersebut menusuk dada pria itu dan membakar guritanya.
Aimi perlahan turun dari asap yang ka tumpangi.
Ia menghiraukan pria yang telah ia bunuh. Kemudia ia mencoba sekali lagi mengeluarkan jurus tadi mengarkannya ke air sungai.
Aimi membuat pusaran air dari asal dan angin dari kipasnya.
Cahaya muncul dari pusaran tersebut
"Aku akan menemui mu segera , guru!''
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire Dancer
FantasySeorang penari wanita cantik dari kerajaan china. ia mengeluarkan api dari tariannya. api dengan warna merah pekat yang membakar setiap orang disekitarnya.