Saat Kecil

28 2 0
                                    

Pagi itu, masih sangat jelas di kepala ku. Meskipun, kalau didalam foto sudah hampir memudar seluruh warna pada gambarnya. Seingat ku, dulu umur ku sekitar 4 tahun, kalau tidak salah. Pagi itu cuaca nya berawan, dari jendela rumah ku, bisa ku lihat embun embun yang menempel pada rumput dan dedaunan, dulu sejuk. Tapi kini tempat itu sudah penuh dengan bangunan bangunan rumah, kost, dan kios kios.
Waktu itu, aku baru bangun dari tidur ku. Aku buka pintu kamar ku, tapi mama papa ku belum bangun, masih nyenyak dalam tidur, mungkin karna cuaca yg dingin, ditambah dengan udara dingin dari AC ruangan. Diujung ruangan, terlihat gemerlap gemerlip sinar dari cahaya televisi, aku duga "itu pasti ibu ku" -sebelumnya kau harus tau,kalau aku memanggil nenek ku dgn sebutan ibu ya.
Dan benar dugaan ku, itu ternyata ibu, yang sudah asik dengan tontonan berita di pagi hari, kalau tidak salah ibu menonton berita dari stasiun tv swasta, SCTV kayak nya. Lalu, aku lihat tangan ibu yang melambai lambai kepada ku, aku mengerti maksudnya.
"Ibu nonton apa?" Aku tanya dia.
"Berita, tapi lagi iklan. Jangan di ganti ya!" ibu menjawab nya seperti langsung menyerang ku dengan jurus wanti wanti nya.
Yah, begitulah ibu ku, sedikit jutek, tapi aku tau dia sangat sayang pada ku. Begitu pun aku bu, aku sangat sayang dan rindu padamu sekarang *ibu ku sudah meninggal dunia sejak tahun 2006.

Lanjut lagi yak..

Saat ku mulai menikmati tontonan berita dengan ibu, tiba tiba sepupu ku datang. Namanya Baby, orang nya paling rese, usil dan menurutku dia paling mau menang sendiri. (Nanti ku ceritakan dia yah pada bagian nya sendiri. Ok)

"Bu, ganti dong nonton dora aja!" Katanya, sambil merebut remot dari ibu dan langsung mengganti acara tv itu.
"Dasar tonggar!!" Kata ibu ku, ha ha ha ha, yah baby dipanggil tonggar karna dulu gigi nya dia yang agak sedikit maju. Tapi sekarang, sudah tidak. Karna tertolong oleh pagar gigi(behel).

"Apa lu keboooo!?!" Jawab baby pada ibu ku, dia sedikit ngelawan memang kalau sama orang tua. Ngeselin, tapi buat ku lucu.

2of

Saat sekolah pun tiba, ya dulu aku masih sekolah di TK. TK As-sunbullah tepatnya, letak nya ada didepan rumah ku. Yap, tinggal nyebrang doang, kepeleset juga sampai. Hari itu jadwal ku memakai seragam batik, yang berwarna kuning di padu dengan rok warna putih, dengan lenggang aku berjalan menggunakan sepatu prepet ku, yang kalau di ajak jalan, ada kerlap kerlip dibawah sepatunya -apa ya, aku lupa sebutannya.

"Mama, aku jalan ya" aku bicara sambil cium tangan Mama ku.
"Assalamualaikum" sambungku.
"Waalaikumsalam, jangan nakal ya de, kalau mau jajan pulang aja kerumah" seperti biasa, ucapan yang sama dari Mama ku, setiap aku mau berangkat sekolah.
"Iyaaaaa..." Kataku sambil lari.

Setiba nya aku disekolah, aku lihat sudah banyak teman ku yang berkumpul. Ada Zirly, Tasya, Sofalaila dan ahh.. sebagian aku sudah lupa, tapi mereka sahabat baik ku. Oh iya, satu lagi namanya Aurel.
"Kamu udah lama dateng nya zirly?" Tanyaku.
"Udah dari tadi, aku dianter mama" jawab nya.
Zirly, itu teman sebangku aku di kelas, orang nya baik, sama sama sepadan dengan ku, dan pintar.
Saat itu hari senin, waktu nya upacara dilaksanakan. Guru ku berdatangan dan merapikan barisan anak anak. -maklum,namanya juga anak TK.

"Siap grak!" Komando ibu kepala sekolah, menyiapkan barisan.
"Lencang depan grak!" Sambungnya.
"Tegap grak!" Tutup komandonya.

Kemudian, upacara pun di mulai. Meski tidak khitmat, namanya juga anak TK. Acara upacaranya pun, diawali dengan baca do'a, disambung 1 lagu daerah, dan menyanyikan lagu Indonesia raya, pembacaan pancasila. Dan selesai. Sedikit bukan, tapi dulu untuk anak TK itu sudah cukup lama.
Upacara, selalu ditutup dengan pemerikasaan kuku pada tiap tiap murid nya, kalau ada kuku yang masih panjang, jari jari nya dipukul pakai penggaris, ngga sakit kok. Pelan banget.

Seperti biasa, kalau istirahat aku selalu pulang kerumah, entah untuk ambil minum ataupun makan,biasanya sih aku minta mama buat gorengin nugget(dulu mama ku punya usaha nge-warung) jadi kadang suka seenaknya ambil makanan tanpa bayar He..he..he..
Udah yah kalo soal bayar membayar aku belum ahli bung! Ha..ha..ha..ha -bercandaaa...

Biarpun begitu, dalam hatiku selalu ku tanamkan kalimat "nanti ku bayar dengan kasih sayang ya Ma, kalau sudah sukses Makkah Madinah pun aku berikan untuk mu" Amin.

3 of 3

Hari demi hari, aku lalui seperti biasa. Sampai ku ingat waktu itu adalah Hari Jum'at, biasanya kalau pulang sekolah selalu pukul 10:00 Pagi, tapi karna itu hari Jum'at, aku jadi pulang lebih awal. Yaaaa sekitar jam 09:00 kalau tidak salah.
Oh ya, perlu ku ceritakan, bahwa aku hidup di lingkungan keluarga besar, dari kakek, nenek, om, tante sampai para sepupu aku tinggal di dalam satu rumah yang sama. Memang ngga sempit ya? Hmm dulu itu rumah nya besar, bisa dibilang ukurannya hampir sama dengan lapangan sepakbola. Rumahnya berbentuk huruf U, dan masih tersisa lahan yang diisi 2 pohon rambutan yang besar dan lebat.
Waktu itu, sepulang sekolah, aku pergi ke dapur untuk ambil air putih. Kebetulan dapur ku tersambung ke satu ruangan tempat Baby dan Keluarga nya. Tapi waktu itu, aku heran, kenapa banyak orang? Ada apa ini? Fikir ku begitu. Tapi ternyata, aku lihat Mba Rin (asisten rumah tangga keluarga) gerak geriknya seperti orang aneh dan Papa ku ada disamping nya, sambil memegang kepalanya. Sudah ku duga, pasti kerasukan atau istilah nya kesurupan.

"Jangan deket deket de!" Seru Papa kepada ku.
Aku hanya diam, tapi tidak ku turuti mau nya He..he.. habis aku penasaran sih. Apa benar kalau orang kesurupan bakalan minta "kopi hitam, kopi hitaaammm!!" Ha..ha..ha..ha
Maklum, dulu masih jaman old, kalau sudah jaman now, pasti setan nya udah bilang
"Aing teh macaaannn..." Ha..ha..ha..ha

Tidak lama dari situ, ternyata benar, Mba Rin yang sedang kerasukan, meminta dibuatkan kopi hitam. Aaaahhhh... Aku mulai merinding, karna aku takut akhirnya aku lari menemui Bapak(kakek ku) yang sedang minum kopi diteras rumah.
"Bapak lagi ngapain?" Tanya ku pada Bapak.
"Sini duduk dek, sama bapak" katanya sambil bergeser, dan memberikan tempat duduk untuk ku.
Aku dan Bapak, punya hobi dan kegemaran yang sama, suka nonton tinju, dan main Panco. *Kalian tahu kan, adu panco? Pasti tahu kok, apalagi Zaman Now. Hihihi

Masih sangat ku ingat, setelah itu aku, mengajak bapak untuk adu panco dengan ku. Yah walaupun sebenernya aku selalu kalah, tapi berkat Bapak yang mau selalu mengalah untuk ku, itu sangat membahagiakan diriku.

"Ayo pak. Hihi" ajak ku sambil tertawa.
"Ayo dek" jawab Bapak, sambil mengatur posisi.
*Lalu kami bermain panco*
"Aaaarrggghhh..." Aku berusaha kuat untuk menarik tangan Bapak, agar aku yang menang.
"Yaaaahhhhhhhh..." Seketika tangan Bapak, tertindih oleh tangan ku.
"Yeeeyy Bapak kalah Ha..ha..haa"
Yasss. Lagi lagi Bapak mengalah untuk ku. He..he.. Terima Kasih Bapak, yang dulu selalu me-ngemong ku dengan kasih sayang.

Sang Bapak
Sang Prajurit dalam Keluarga
Kau Perangi dunia, fatamorgana untuk ke-
Bebasan kami. Kau jajaki negeri
Untuk Kemerdekaan semua
Bapak, kau Pahlawan bangsa ku
Kau Pahlawan Keluarga mu




~masih penasaran sama lanjutannya gak ya? Jangan lupa Vote and Komen guys!!❣

Dibawah Kota iniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang