Loinse - 04

637 91 25
                                    

Amber mengerjapkan matanya berkali-kali saat terbangun diatas ranjang rumah sakit. Ia bingung mengapa ia bisa disitu, dan siapa wanita cantik yang sedang memegang tangannya ini. Amber menarik tangannya perlahan dari genggaman wanita itu, yang mengakibatkan wanita tersebut terbangun.

"Ahh kau sudah sadar, Joseph." Wanita itu tersenyum sumringah.

Amber mengernyit, "Joseph? Siapa itu?"

"Itu namamu,"

"Park Joseph."

Amber semakin mengernyit, ia mencoba mengingat-ingat siapa namanya yang alhasil membuat kepalanya terasa sakit sekali.

"Jangan membuat kepalamu jadi sakit, Joe sayang."

Wanita tersebut membelai pelan pipi Amber dan tersenyum. "Kau adalah Joseph, dan aku ini calon istrimu."

    
    
 
6 bulan kemudian

 
Aku memandangi interior ruangan yang sedang kutempati. Berwarna kelabu dengan sedikit putih.

Entah besok atau lusa, aku tidak lagi menempati ruangan ini. Ruangan berbau obat yang sering membuatku sakit kepala.

Seorang wanita cantik masuk dan mengecup cepat bibirku. "Joe, besok lusa kita bisa pulang."

Aku menatap kedalam mata wanita cantik itu. "Lusa hm? Kenapa tidak besok?"

Wanita cantik itu tersenyum tipis dan ikut berbaring di ranjang rumah sakitku. Tangannya mulai bergerak menelusuri wajahku.

"Kau harus dipastikan sehat Joe, supaya ingatanmu bisa kembali." Wanita cantik tersebut terdiam. Sedetik kemudian ia menyenderkan kepalanya di bahuku. "Geuriwoyo."

Aku memeluk wanita cantik tersebut. "Apa yang kau rindukan dariku?"

Wanita cantik itu berbalik menatapku. "Semuanya. Kita yang biasanya menonton tv bersama, kita yang biasanya bermain setiap malam, aku merindukan semua hal tentang dirimu."

"Soojung-ie..." Aku memandang kedalam mata wanita cantik didepanku ini dan perlahan turun memandangi bibir tipis berwarna kemerahan yang menggoda semua makhluk yang bertestosteron. Aku  mendekatkan bibirku dan melumat bibirnya dengan perlahan. Merasakan manisnya bibir wanita cantik ini.

"Ehem,ehem." Mendengar deheman tersebut, aku langsung melepaskan ciumanku dengan Soojung.

Seorang pria tinggi, dengan wajah yang tampan menghapiri kami. "Ckck untung saja aku tidak mengajak keponakanku." Dia membawa seperti bungkusan yang aromanya sudah tercium dari ranjangku.

Soojung turun dari ranjang dan menghampiri pria tersebut. "Dia teman lamamu Joe, namanya Changmin."

Aku yang sama sekali tidak ingat tentang Changmin hanya tersenyum. "Hey sobat, kau tau aku tidak mengingat apapun, bukan?"

Changmin terkekeh kemudian menghampiriku dan mulai membuka bungkusan yang dibawanya. "Aku tau, maka dari itu kubawakan makanan yang dulu kau suka sekali."

"Hotteok." Ketika Changmin menyebutkan nama makanan itu, pas sekali dia selesai membuka bungkusannya dan terpampanglah kue yang berbentuk seperti pancake.

"Makanlah Joe, tidak mudah menemukan makanan ini karena sekarang bukan musim dingin. Kurasa Changmin sangat berusaha keras menemukan makanan ini." Soojung memotong satu kue Hotteok menjadi potongan lebih kecil dan mengarahkan ke mulutku. Aku menyambutnya.

Changmin mengernyit. "Apa yang kau lakukan, Soojung?"

"Tentu saja menyuapi Joe, memangnya apa lagi." Aku tertawa mendengar jawaban Soojung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tourist : Lost In Seoul! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang