Park Jimin

28 4 3
                                    


Harusnya aku tidak memulai semuanya, harusnya aku tidak bermain api.

Park Jimin, pria yang aku sukai dari awal aku mendengar namanya, bahkan sampai sekarang aku menceritakannya pada kalianpun masih berseri seri jika menyebutkan namanya. Perasaan apakah namanya ini ? Apa kalian tau ? tidak tidak, jangan mudah menyimpulkan jika semuanya terdengar simple tapi lebih mengerikan dari kata simple.

Sore itu, waktu gerimis di penghujung bulan Juli 2013, aku tergopoh menuju tempat fotokopi didepan kampus. Aku menggerutu begitu sampai didepan tempat fotokopi Hoseok karena beberapa kertas untuk ujian akhirku terkena tetesan gerimis.

"ckckckck, makanya beli map sini, harganya ga mahal kok cuma lima ribuan Gi."

Aku melirik kearah Hoseok yang sedang memandangku sambil tersenyum aneh.

"Ini juga mau beli Seok, nih potokopi 5 bolak balik jangan lupa dipotongin jangan lembaran nanti dimarahin Bu Budi lagi gue."

Aku menyerahkan kertasku kepada Hoseok.

"Hehe iya ga bakal salah lagi deh, duduk dulu Gi."

Aku mengangguk kemudian duduk dikursi didepan etalase yang memisahkan aku sama Hoseok.

"Seok, kok sepi tumben ? biasanya rame anak disini."

Jadi kakak Hoseok yang punya fotokopi ini trus dipasrahin sama Hoseok kalo dianya gaada jadwal kuliah, bukan cuma fotokopi, disebelahku ada ruangan berisi komputer atau yang biasa disebut warnet buat anak anak nugas, biasanya disini gapernah sepi, selalu rame anak anak yang garap tugas atau sekedar main game online, kebanyakan cowok sih.

"Lagi hujan nih makanya pada males keluar, lagi juga pada ujian kan."

Aku hanya mengangguk mengerti.

"Trus kan lo biasanya sama Namjoon, dia kemana ?"

Sambil berkutat dengan mesin fotokopi Hoseok menjawab

"Namjoon lagi ada jadwal organisasi Gi, gue doang yang nganggur, ujian juga masih minggu depan abis ujiannya lo anak FE, noh Cuma ada Jimin didalem."

Aku mengangkat satu alisku, merasa tidak asing dengan nama yang disebutkan Hoseok. Jimin ? Park Jimin ? cowok yang sering dirumpiin temen temen waktu makan siang dikantin, yang katanya cowok mirip oppa oppa korea (aku dan temen temen penggila drakor hehe) kurang tau juga doi anak fakultas apa soalnya kalo aku udah berhadapan sama nasi jarang dengerin anak anak gosip hehe. Tapi denger namanya entah kenapa aku jadi penasaran bagaimana Park Jimin itu dan tanpa sadar aku udah senyum senyum bayangin bagaimana rupa seorang Park Jimin.

"Gi..gi.. SEULGII!!"

Aku tersadar begitu Hoseok berteriak tepat didepanku.

"Astaga Seok nggak usah ngagetin juga."

"Abisnya lo sih dipanggil dari tadi nggak nyaut, ngelamunin apa sih ? nyadar gak lo ? hujan deres tuh."

Aku melotot kaget.

"Lohh Seok, gue ada ujian 15 menit lagi gimana nih ?"

Aku panik sendiri, bagaimana tidak panik jika dosen pengawasku kali ini adalah Bu Budi yang killer banget orangnya.

"Seok, nih uangnya, sejam tuju ribu kan?"

Aku menoleh begitu mendengar suara lain memanggil Hoseok. Pas aku noleh, dia juga lihat aku sambil senyum kecil.

Jadi ini yang namanya Park Jimin ?

I think I should join gossip with my friend tomorrow!

Esoknya setelah ujian jam pertama aku dan teman temanku seperti Wendy, Irene, Jisoo dan Jennie bergegas makan siang karena biasanya kantin akan diserbu banyak anak jika sudah memasuki jam makan siang. Untungnya kami mendapat tempat. Kami mulai membahas apapun yang bisa dibahas, jika kamu cewek, kamu bakal ngerti yang semula membahas a secara tidak sadar sudah sampai z, sama seperti kami, yang semula kami membahas harga dalaman diolshop Jihyo yang kelewat mahal kemudian sampailah kami membahas Park Jimin. Aku yang sibuk menyuapkan nasi kedalam mulut pun tertarik mengikuti pembicaraan mereka.

Love RainWhere stories live. Discover now