Aku suka Jimin

24 4 0
                                    

Hari ini gerimis, dengan berpayungkan tas, aku menyeberang jalan menuju fotokopi depan kantorku, jika atasanku tidak menyuruhku mengambil berkasnya disini aku pasti sudah pulang bersama Wendy daritadi, perlu kalian tau, aku benci hujan. Sambil menunggu berkasnya selesai (aku jengkel, ternyata belum dikerjakan oleh pegawainya) difotokopi aku memandang ke jalanan yang terkena tetesan gerimis, kemudian netraku menembus gerimis itu sendiri, ke seberang jalan tepat didepan kafe disebelah kantorku. Aku merasa tidak asing dengan seseorang yang sedang berdiri didepan kafe, kalau aku tidak salah dia sedang melihat kearah sini, dia menggenggam sesuatu seperti payung.

‘apa orang itu melihat kearahku ?’

Semakin aku lihat aku semakin gemetaran, tapi seruan pegawai fotokopi itu membuyarkan fokusku. Setelah aku menerima berkas itu aku segera menuju halte yang jaraknya sekitar sepuluh langkah dari sini, kebetulan busku datang jadi aku tidak perlu menunggu lama karena hujan juga semakin deras.

Sampai dirumah aku langsung bergegas membersihkan diri kemudian menghampiri ibuku yang sedang membuat teh hangat untukku.

“Makasih bu.” Ucapku sambil mengecup sebelah pipi ibuku.

“Tadi ada paket buat kamu, belanja online lagi?” Tanya ibuku, aku mengernyit, seingatku aku tidak memesan apa apa.

“Enggak bu, coba lihat, mungkin punya wendy, dia kan sering pake alamat rumah kita.”

“Ada dimeja depan, buka aja.”

Aku mengangguk kemudian beranjak mengambil paket itu dan membawanya kedalam kamar. Aneh, kalau dari olshop kenapa bungkusnya rapi banget kayak ngasih ke pacar. Aku langsung menelepon Wendy.

“Halo Wen.”

“Kenapa Gi?”

“Lo belanja online pake alamat gue lagi? Nih udah nyampe barangnya.”

“Hah ?? Enggak gue nggak belanja online Gi.”

“Lahh serius ?? trus ini punya siapa?”

“Lo buka aja dah ribet, siapa tau dari penggemar lo haha.”

“Yakali, yaudah deh gue buka, bye wen.”

Aku langsung memutuskan panggilan kemudian terfokus pada bingkisan didepanku. Aku membuka pita merahnya dan meraih note kecil diatas kotaknya, disitu tertulis

“Untuk kamu yang selalu menolak datangnya hujan.”

Lagi lagi aku mengernyit tidak mengerti, siapa sih yang mengirim ini, langsung aku buka saja kotaknya dan menemukan sebuah payung. Aku tersenyum kecil karena hadiah ini, iseng sekali, mungkin benar kata Wendy, ini dari penggemarku hahaha, lumayan juga karena setelah aku membukanya payung tersebut bermotif pemandangan kota Roma yang selalu ingin aku kunjungi, cantik sekali, siapapun itu aku sangat menyukai hadiahnya. Segera aku bereskan kemudian aku menuju mejaku untuk melanjutkan ceritaku kemarin, ah aku sampai lupa sudah seberapa jauh aku bercerita.

***

Hari itu Park Jimin benar benar mengantarku pulang, kutawari dia untuk mampir sejenak dia menggeleng dan bilang

“belum saatnya”

yaah aku tidak mengerti maksudnya tapi ku iyakan saja. Dan lagi lagi malam harinya aku tidak bisa tidur, setelah aku turun dari motor gedenya dia hanya memandangku terus, aku jadi tidak tau harus ngomong apa kan lalu kutawari masuk tadi dia menjawab seperti itu dan sebelum benar benar pulang dia Cuma senyum senyum memandangku dan bilang

“Seulgi, aku pulang, jangan kangen.”

Aku tidak budek dan benar benar mendengar dia berucap seperti itu, syok sudah pasti, sialnya lagi dia sempat nyengir ganteng kearahku kemudian pergi dari hadapanku.
Begitu juga dengan hari hari berikutnya, Park Jimin selalu ikut makan siang bersamaku dan teman temanku, ditemani namjoon, Taehyung atau Yoongi tapi, tapi itupun kalau jadwalnya dan jadwalku bersamaan. Aku tidak ingin merasa percaya diri tapi sepertinya Jimin selalu berusaha mendekatiku, ia selalu mengajakku bicara dan duduk didekatku saat makan siang, tidak menampik kenyataan aku juga senang, senang dia ada didekatku, senang aku bisa menjangkaunya. Dia juga selalu menungguku selesai kelas kemudian mengantarku pulang, seperti hari ini, dua minggu sejak pertemuan pertamaku dengan Park Jimin, dia berjanji akan mengantarku pulang setelah aku menemaninya, aku juga tidak tau kemana. Melihat punggungnya yang lebar jadi ingin menyandarkan kepalaku disana, eh sadar dong Seulgi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love RainWhere stories live. Discover now