OO1 - MEET

1.9K 115 9
                                    

Matahari sudah bersinar tepat di atas kepala dan udara mulai terasa lebih menyengat. Banyak sekali remaja berseragam sekolah berlarian keluar dari gedung maupun halaman sekolah dan memadati sebagian besar tepi jalan. Eskpresi mereka sangat bervariasi, ada yang memberikan senyum lebarnya dan ada pula yang memberikan wajah masamnya.

"Aiyu, sedang menunggu Taehyung?"

Seorang gadis dengan wajah kecil dan imut menoleh ke belakang dan mendapati dua orang gadis lain berdiri sambil melambaikan tangannya.

Gadis yang dipanggil Aiyu itu mengangguk sambil berkata," seperti yang kalian lihat."

Aiyu adalah nama panggilan gadis itu. Nama tersebut adalah cara untuk membaca huruf I dan U dalam bahasa inggris, karena namanya adalah Lee Iu.

"Itu taehyung..." seru salah satu dari dua gadis yang kini berdiri di samping kiri dan kanan Aiyu.

Dari kejauhan Aiyu dapat melihat seorang pemuda tinggi dan tampan berjalan kearahnya. Dia adalah Kim Taehyung, sahabat Aiyu.

"bodyguard-mu sudah di sini." Bisik Hana, gadis yang berdiri di samping kiri aiyu," jadi aku dan oni, pamit undur diri.

Hana segera menarik Oni untuk menjauh dari Aiyu. Sesekali keduanya menoleh sambil tersenyum nakal pada Aiyu, mereka sedang menggodanya.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Aiyu.

"Guru Fisika memintaku untuk membantu beberapa adik kelas." Jelas Taehyung singkat.

Aiyu menjatuhkan tasnya secara tiba-tiba sambil mendongak menatap matahari yang berada di atas kepalanya dan sangat menyilaukan.

"Tae.. Tolong ambilkan tasku." Pintanya sambil tetap mendongak.

Taehyung segera mengambil tas Aiyu tanpa komentar. Ketika melihat Taehyung fokus pada tasnya, ia segera menyeka sesuatu yang keluar dari hidungnya menggunakan sapu tangan hitam miliknya.

"Ceroboh sekali, bagaimana bisa tas yang menempel di pundakmu bisa jatuh?" Taehyung merasa kesal karena kecerobohan Aiyu yang sangat tidak masuk akal.

"Salahkan saja matahari diatas sana, kenapa dia sangat silau." Ucap Aiyu mengkambing hitamkan matahari.

"Kamu selalu saja mengelak." Kesal Taehyung.

Sejenak Taehyung menatap Aiyu sambil menghela nafas, lalu ia segera berjalan meninggalkan aiyuh yang masih berdiri di tempat memamerkan senyum termanisnya agar Taehyung berhenti mengomel.

"Tae.. sebenarnya aku tidak ceroboh, aku hanya.." ucap Aiyu sambil memandangi Taehyung yang sudah jauh dari hadapannya, Ia tak bisa melanjutkan ucapannya karena Taehyung sudah menoleh ke arahnya sambil berteriak,"Hei, gadis. Kamu akan terus berdiri di sana?"

Aiyu segera berlari kecil untuk menyusuli Taehyung yang jauh dari hadapannya. Ada senyum lebar terukir di wajahnya ketika ia berlari, ia seperti burung yang terbang bebas di angkasa.

●□●□●

Hembusan angin sepoi-sepoi menyelinap masuk kedalam sebuah ruangan melalui jendela yang terbuka lebar. Di dalam ruangan itu, berdiri seorang pemuda dan tak jauh dari hadapannya ada sebuah piano dominan berwarna hitam. Pemuda itu menatap piano itu dengan tatapan tajam, ia sedang menunjukkan rasa ketidaksukaannya dengan piano yang ada di hadapannya.

"Paman Han !" Teriak pemuda itu..

Beberapa saat setelah ia berteriak, seorang laki-laki paruh baya datang dengan nafas tersengal-sengal. Laki-laki itu sedikit menunduk, ia sama sekali tak mengangkat kepalanya.

"Apa ada yang anda butuhkan, sehingga memanggil saya kemari?" tanya laki-laki paruh baya itu tanpa mengangkat kepalanya menatap pemuda yang sedang marah.

Pemuda itu adalah Min Suga dan laki-laki paruh baya itu adalah orang yang ia panggil dengan sebutan Paman Han.

"Kenapa piano itu masih ada di sini?" tanyanya kesal, "bukankah aku sudah menyuruhmu menyingkirkannya?"

Bibir paman Han bergetar ketika hendak menjawab pertanyaan suga yang kesal, sehingga ia menarik nafas terlebih dahulu lalu menjawabnya, " saya sudah memindahkan sesuai keinginan tuan muda, tetapi ayah anda ingin piano itu tetap berada di ruangan ini."

Suga menahan amarahnya dengan mengepal kedua tangannya lalu menarik nafas dalam-dalam dengan mata tertutup, ia membuka matanya sambil berjalan keluar ruangan ,

Ketika suga keluar dari ruangan tersebut, paman Han mengangkat kepalanya dan menarik nafas lega. Tetapi, beberapa saat kemudian suga datang dengan tongkat baseball di tangan kanannya.

Paman Han khawatir dan ketakutan, ia berfikir bahwa Suga hendak memukulnya. Tetapi, ternyata tongkat itu di gunakan untuk memukul piano yang ada di ruangan itu hingga menimbulkan kebisingan.

PRAAAANNNKKKKK...

PRAAAANNNKKKKK...

PRAAAANNNKKKKK...

Kebisingan itu berasal dari tuts yang Suga pukul, bahkan beberapa tuts piano tersebut rusak dan patah.

"Tuan Muda.. jangan lakukan atau ayah anda akan marah !" Pinta paman Han dengan kepala tertunduk.

"Untuk apa dia marah????" teriak suga kesal."jawab paman !"

"Untuk apa dia marah?" tanyanya lagi dengan nada rendah, "apakah piano ini sangat penting?"

"karena piano itu adalah hadiah dari ibu tuan muda." Jawab paman Han.

Suga menjatuhkan Tongkat yang ia genggam. Sebelum meninggalkan ruangan ia menekankan kepada paman Han agar menjauhkan piano itu dari kamar atau bahkan dari hadapannya.

"Jangan sampai aku melihat piano sialan itu lagi !" ucapnya.

●□●□●

Suga memilih meninggalkan rumah dan dalam keadaan marah, ia mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi.

Braaakkkkk...

suga menabrak seseorang.

Suga segera menepikan mobilnya lalu segera turun untuk melihat orang yang ia tabrak. Di wajahnya sama sekali tidak ada kepanikan, tetapi hanya ada ekspresi yang sama seperti sebelumnya.

it's okay [ 괜찮아 ] ; [sedang direvisi] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang