Pukul 06.50, Erlin dan Erlan tiba di sekolahan. Setelah Erlan memakirkan mobilnya, ia langsung menuju kelas bareng sama adiknya. Setibanya di depan kelas Erlin, Erlin segera masuk ke kelasnya.
"Erlin ke kelas dulu ya kak"
"Iya, kakak juga mau ke kelas juga, udah sana!"
"Yee, malah ngusir_-"
"Bukan ngusir Erlin, kamu buruan masuk ke kelas, ambil topi, langsung ke lapangan. Kalau terlambat nanti kamu dihukum sama kepala sekolah loh"
Belum sempat Erlin membalas perkataan kakaknya, tiba-tiba kakaknya sudah meninggalkan dia begitu saja. Tak lama kemudian, Erlin masuk ke kelasnya dan duduk di bangku paling depan, bersebelahan dengan Clara. Clara merupakan teman Erlin sejak SMP. Clara sudah punya pacar, namanya Daniel. Erlin, mengetahui segala hal yang mengenai Clara. Karena, baik Erlin maupun Clara, sudah terbiasa berbagi cerita sejak dulu. Di belakang bangku Clara dan Erlin, ada bangku Daniel pacar Clara dan Roy ketua kelas. Roy dipilih jadi ketua kelas melalui grup kelas X IPS I kemarin malam. Semua murid kelas X IPS I memilih Roy karena Roy orang yang tegas, disiplin, dan pintar. Tak lama kemudian, Erlin melihat jam yang ada di pergelangan tangan. Sudah pukul 06.59, ia harus segera ke lapangan.
"Eh, Clara ayo kita ke lapangan sekarang. Waktunya tinggal 1 menit lagi nih"
"Iya, dari tadi aku dan Daniel sudah siap. Kamu sih, melamum aja. Mikirin apa sih?" tanya Clara
"Biasa lah, paling-paling juga mikirin kak David temennya kakaknya tuh, yang sering kamu ceritain ke aku ra" ujar Daniel sambil melirik ke arah Clara
"Jadi, semua yang aku ceritain ke kamu, kamu ceritain juga ke pacarmu? selidik Erlin sambil melototi Clara
Clara hanya tersenyum melihat Erlin. Tanpa menghiraukan pertanyaan Erlin, Clara menggandeng tangan Erlin keluar kelas, di belakangnya diikuti oleh Daniel
Erlan POV
Sesampainya di kelas, Erlan lansung duduk di bangkunya, tak lama kemudian, Andre, Rifa, dan David menghampirinya."Tumben, berangkat siang lan" kata Andre
"Katanya lo anak rajin. Datang ke sekolah aja siang begini" ledek Rifa, pacar Andre
"Aku kesiangan itu gara-gara aku berangkat sama Erlin, nunggu dia itu lama banget." kata Erlan sambil cemberut
"Kalau nunggu lama ya tinggal saja Erlinnya" kata David
"Kalau nanti aku tinggal, aku yang dimarahin ayah sama bunda" ujar Erlan
"Ya, derita lo. Siapa suruh punya adek. Hahaha" gurau David
Ya, semua teman Erlan, sudah mengenal Erlin adik Erlan karena teman-teman Erlan sering main ke rumah Erlan, entah itu belajar kelompok ataupun hanya sekadar bermain. Tak lama kemudian, Erlan, Andre, Rifa, dan David menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara.
Pukul 07.00, semua murid sudah berkumpul di lapangan dan berbaris rapi. Tak lama kemudian, upacara dimulai. Erlin ada di barisan kelas X IPA II di barisan yang paling akhir. Sebelah Erlin ada Clara, teman sekaligus sahabatnya dan Mita, teman sekelasnya. Di tengah pelaksanaan upacara, tiba-tiba kepala Erlin pusing, perutnya terasa perih dan seketika ingin mual. Erlin menyadari maagnya kambuh, karena tadi pagi ia tidak makan. Di tambah pagi yang panas ini, Erlin tidak bisa menahan rasa sakitnya. Seketika, pandangan Erlin terlihat kabur. Erlin tidak tahan lagi, dan ia terjatuh di tanah. Mengetahui Erlin pingsan, Clara langsung mencoba untuk membangunkannya.
"Erlin, kamu kenapa! Bangun Erlin, bangun!" kata Clara dengan cemas
Mendengar suara Clara yang lumayan keras, siswa kelas X IPS I menengok ke arah belakang. Semua mencemaskan Erlin. Mendengar keributan itu, Daniel langsung menghampiri Clara.
"Erlin kenapa ra?" tanya Daniel dengan cemas
"Aku juga ga tau niel. Tolong kamu gendong Erlin menuju ke UKS" pinta Clara
Danielpun menggendong Erlin menuju ke UKS, dan Clara mengikutinya dari belakang. Tak lama kemudian, barisan kelas X IPS I kembali tenang seperti semula.
Setelah sampai di UKS, Daniel membaringkan tubuh Erlin di kasur UKS. Clara, mengambil minyak kayu putih dan mendekatkannya ke hidung Erlin agar Erlin bisa sadar. Daniel dan Clara menunggu Erlin yang masih pingsan di UKS. Tak lama kemudian, upacara selesai. Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Mendengar keramaian siswa yang bertanda upacara sudah selesai, Clara menyuruh Daniel untuk memberitahu Erlan tentang keadaan adiknya.
"Niel, kamu beritahu kak Erlan ya kalau Erlin pingsan"
"Iya, aku akan ke kelasnya"
Daniel keluar dari UKS menuju ke kelas XI IPS II, kelas kak Erlan, kakaknya Erlin. Sesampainya di depan kelas, suasana di dalam kelas ramai. Tidak ada guru di dalam kelas, berarti pelajaran belum mulai. Daniel mencari tempat duduk kak Erlan. Setelah mengetahui tempat duduk kak Erlan, Daniel langsung menghampirinya.
"Kak, Erlin pingsan kak!"
"Apa?? Bagaimana bisa, Erlin pingsan kenapa?" tanya Erlan dengan panik
"Aku juga ga tau kak. Mendingan kakak ke UKS sekarang" jelas Daniel
"Ya sudah kamu jalan duluan, aku akan segera ke sana!"
Daniel segera keluar kelas dan menuju ke UKS. Sedangkan Erlan berjalan menuju ke arah Andre, Rifa, dan David yang sedang bercakap-cakap. Erlan menitip pesan kepada teman-temannya
"Nanti kalau ada guru, bilang saja aku sedang ke UKS. Soalnya aku denger dari Daniel tadi, Erlin pingsan saat upacara." pesan Erlan kepada teman sekaligus sahabatnya
"Ya sudah, kalau gitu semoga adikmu tidak kenapa-kenapa ya" ujar Andre, Rifa, dan David bersamaan.
Tak lama kemudian, Erlan menuju ke UKS. Sesampainya di sana, ia minta izin kepada Daniel dan Clara untuk membawa Erlin ke rumah sakit. Setelah mendapat persetujuan dari mereka, Erlan langsung menggendong Erlin dan memasukkannya ke dalam mobil. Tak lama kemudian, mobil Erlan melaju dengan cepat meninggalkan sekolahan. Beberapa menit kemudian, Erlan sudah sampai di rumah sakit. Erlan langsung membawa adiknya ke ruang periksa. Setelah selesai diperiksa, dokter mengatakan sesuatu kepada Erlan.
"Pasien ini pingsan karena maagnya kambuh. Sebaiknya pasien harus mengatur pola makannya secara teratur, jika tidak ya akan terjadi seperti ini." jelas dokter sambil mengasih obat kepada Erlan
Tak lama kemudian, Erlan langsung membawa Erlin menuju rumah. Sesampainya di rumah, keadaan sepi sekali. Ya, ayah Erlan dan Erlin sedang di kantor. Sedangkan bundanya, mungkin ada urusan dengan temannya di luar sana. Erlan menaiki tangga, menuju ke kamar Erlin. Erlan membaringkan tubuh Erlin di ranjang. Karena tak ingin mengganggu urusan kedua orangtuanya, Erlan memutuskan untuk menemani Erlin dan menunggu Erlin sadar. Erlan meraih ponselnya, menelepon David temannya dan memberitahu kalau ia sedang menemani Erlin di rumah. Sebelum mengakhiri teleponnya, David mengatakan kalau ia akan memberitahu guru tentang hal ini. Erlan pun tenang. Erlan senang mempunyai sahabat yang pengertian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS Love Story
Teen FictionDi sini, di tempat ini sebuah rasa kutemukan. Ada rasa takut, suka, maupun kecewa. Semua rasa bermulai dan menyatu di tempat ini. Ya, Twilight High School (THS) tempatnya.