EXTRA CHAPTER

2.5K 109 11
                                    

happy reading!
Jangan ngamuk! Jangan baper! Jangan sedih!
Berat, kamu engga akan kuat. Biar dia saja.

****

Tepat 5 tahun setelah kepergian Zidny.

Keadaan benar-benar berubah. Iqbaal yang paling-paling terpukul saat itu. Iqbaal sekarang menjadi orang yang sibuk bekerja. Tak ada lagi penopang hidupnya, maka dari itu dia pergi sangat jauh dari Indonesia.

Bekerja di salah satu anak perusahaan keluarganya di Kanada.

Saat ini, banyak sekali perempuan yang mendekati Iqbaal tetapi Iqbaal menolak semuanya bahkan dengan kasar. Seperti saat ini, "GUE BILANG, GUE ENGGA SUKA SAMA LO WALAUPUN LO NYERAHIN HIDUP LO SEKALIAN!" Iqbaal beteriak ditengah koridor kantor. Perempuan yang mengejarnya dengan sangat keras itu juga berasal dari Indonesia.

Iqbaal masuk di ruangannya. Disana sudah ada Aldi dan Salsha.

"Ngapain tadi lo teriak seperti orang gila?" Aldi berdiri menghampiri Iqbaal yang duduk di kursi kekuasaannya.

"Terus ngapain lo kesini?" Iqbaal malah balik nanya.

"Gue kesini buat ngasih lo undangan," Aldi menyodorkan undangan pernikahannya dengan Salsha ke Iqbaal.

"Gue engga akan kembali ke Indonesia," Jawab Iqbaal yang juga sedang mengetikkan sesuatu diatas keyboard laptopnya.

"Gue tau lo belum bisa menerima kenyataan ini. Tapi ingat Baal, Zidny juga pasti sedih lihat lo begini!" Bentak Aldi.

"Sadar Baal, ikhlasin Zidny," Salsha ikut serta dalam pembicaraan itu.

"Nanti gue pikirin lagi," Iqbaal keluar lagi dari ruangannya karena dia ada jadwal meeting bersama klien.

*****

Indonesia.

Iqbaal melangkahkan kakinya menuju rumah yang tidak sebanding besar dengan rumahnya.

"Aku kangen Zee," Iqbaal berjalan masuk ke sebuah ruangan kecil tempat dulu dia berbagi keluh kesah bersama Zidny.

Iqbaal membuka sebuah buku catatan yang terletak diatas meja.

Bandung, 10 januari 2011.

Maaf buat Bella dan Salsha sahabatku.

Gue saat itu ada di rumah Arkan. Dengan mata kepala gue sendiri, gue menyaksikan sahabat gue di bunuh oleh sepupu gue sendiri.
Gue ada saat itu Sal, gue ada! Tapi gue engga berani nolong Bella saat itu. Karena tangan dan kaki gue di ikat sama Arkan.

Selama ini Arkan juga selalu nyiksa gue, makanya gue berani ke Jakarta sendirian sampai Salsa nyari gue beserta dengan Bunda.

Mereka berdua orang yang selalu berbaik hati sama gue selama ini. Meskipun gue adalah salah satu faktor penyebab terbunuhnya Kak Deka.

Maaf untuk semuanya, semoga gue bisa nebus semua kesalahan gue selama ini.

Tertanda.
Zidny.

Iqbaal kembali menangis.

Iqbaal membuka lembaran paling akhir dari buku itu.

Untuk Iqbaal, kekasihku.

Iqbaal Dhiafakhri, orang yang selama ini selalu ada buat aku. Dia tidak pernah melihat semua kekuranganku.

Makasih Iqbaal karena waktu itu di rumah sakit kamu mau membela aku mati-matian. Bahkan kamu rela dipukul dengan sahabatmu sendiri demi aku. Aku memang orang yang keras kepala dan egois.

Iqbaal kamu jangan pernah membenci siapapun itu dan kamu harus bangkit walau aku tidak lagi bersamaku.

I Love You, Mr.Dhiafakhri.

Tertanda.
Zidny.

*****

Hari ini Aldi dan Salsha menikah di sebuah kapal besar ditengah lautan milik keluarga MALDINI.

Acaranya tertutup dan tamunya sedikit.

Aldi dan Salsha terlihat bahagia, tapi Iqbaal tau Salsha menguatkan dirinya saat ini.

Iqbaal berada di depan Aldi dan Salsha.

"Selamat," Hanya itu yang bisa Iqbaal ucapkan.

"Ini buat lo dari Zidny," Iqbaal menemukan kotak yang sedikit besar kemarin di lemari kamar Zidny.

"Makasih ya Baal, karena selama ini lo selalu jagain Zidny," Salsha tersenyum.

Salsha sangat berterima kasih kepada Zidny, Iqbaal, dan juga Kiki. Berkat mereka bertiga Salsha dan Aldi menjadi sangat dekat bahkan untuk sampai saat ini.

*****

TAMAT.

LOVE YOU GUYSS.

BABAYYY
SALAM HANGAT.
NABILA DEWI KIRANA♡♡♡

Move On; alshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang