PART 3

3 0 0
                                    

Haiiii haiiii jangan lupa voment nya yaaaa gaisss❤❤❤❤😘😘😘
.
.
.
.
.
.
.
Hani melangkahkan kakinya dengan senyuman. Seakan lupa dimana ia sekarang berada ia selalu bersenandung dengan membawa 2 buah kantong berisi bahan makanan karna saat ini kulkasnya benar benar kosong. Seorang wanita paruh baya terlihat sedang duduk menunggunya di ruang tengah dengan tangan yg disilangkan di depan dadanya, seakan menyadari hani pun mencoba mengabaikan dan merapihkan belanjaannya di dalam kulkas. "Kau terlihat sangat senang sekali sayang, apakah gadis sial itu sudah keluar dari rumah sakit?" Tanya sang wanita membuat hani membeku seketika dan ekspresi wajahnya benar benar berubah 180 derajat dari sebelumnya. "Kau ingin makan sesuatu? Akan ku buatkan" hani pun mencoba mengubah topik pembahasan karna ia sama sekali tidak ingin berdebat dengan wanita itu. Ya wanita yg selama ini membuat kehidupan hani menjadi gelap karna keinginan egoisnya menjadikan hani siswa terpintar di sekolah membuat sang ayah harus menjalani kehidupan sulit demi mengabulkan permintaan sang istri,hingga saat ini sang ayah sedang menjalani masa pengobatan setelah mengalami kecelakaan ketika hendak menjemput hani pulang dari tempat les. Saat itu hani sangat sedih namun sang ibu hanya mengatakan "jangan menangis kau terlihat bodoh. Pergilah ke sekolah biarkan suster yg menjaga lelaki ini. Benar benar tidak berguna bagaimana bisa ia kecelakaan dan membuat mu meninggalkan les mu. Hani-ya kau jangan menjadi anak bodoh kau tahu jika kau bodoh maka hal sama akan terjadi padamu." Perkataan itu benar benar membuat hani hancur. Bagaimana tidak, seorang istri dan ibu mengatakan hal seperti itu di depan anak dan suaminya sendiri yg saat ini sedang membutuhkan perhatian karna sakit.
Hani mengambil nafasnya dalam dan segera menyelesaikan kegiatan yg saat ini ia lakukan. Sang ibu benar benar tak begeming dengan pertanyaan hani ia malah semakin kesal karna hani sama sekali tidak memperdulikannya. "Berhentilah bermain main dan fokus dengan sekolahmu. Kau tahu sekarang banyak sekali saingan mu disekolah jadi berhati hatilah. Jika nilai mu turun maka aku akan kembali menjauhkan mu dengan kedua teman bodohmu itu." Setelah mengancam hani sang ibu segera pergi keluar rumah. Kemana lagi kalau bukan melakukan kebiasaanya minum minum tidak jelas dengan teman temannya. Ya alasannya ia menyuruh hani terus peringkat satu adalah supaya ia tidak perlu repot repot memikirkan biaya sekolah karna hani selalu mendapatkan beasiswa sehingga uangnya bisa ia gunakan untuk bersenang senang dengan teman temannya sungguh tak berguna.
.
.
.
.
Hani pov
Belum genap satu jam aku berada di dalam rumah tapi rasanya sudah seperti ber abad abad lamanya. Bukan penyambutan hangat yg kuterima melainkan ancaman tak masuk akal yg selalu ku terima setiap kali ia memergokiku bertemu dengan teman teman ku. Memang salah jika aku punya teman? Aku tak habis fikir dengan alasannya jika aku memiliki teman maka nilai ku akan turun, buktinya saja selama ini aku berteman dengan mingyu namun nilai ku tak pernah turun bukan? Ingin rasanya ku membalas semua perkataanya namun sayangnya itu hanya akan membuang waktu ku yang amat sangat berguna jika aku gunakan untuk belajar atau mengurus ayah ku yg sudah pasti belum menyantap apapun sejak terakhir kali aku menyuapinya.
.
.
.
.
.
Hani menyiapkan beberapa makanan sebelum ia memberikan kepada sang ayah. Rasa lelah dan kantuknya tak membuat ia berhenti menyiapkan semuanya, ia pun segera mengantarkan makanan ke kamar sang ayah. Hani bernafas lega karna sang ibu sudah pergi sejak tadi dan sudah pasti akan pulang besok pagi dalam keadaan mabuk.
.
.
.
.
.
Ayah hani pov
Dalam hati
Aku berusaha sekuat mungkin terlihat baik baik saja namun aku yakin ia bisa melihat semuanya, hani-ya kau tahu? Kau benar benar hebat bisa menghadapi semuanya sendiri. Aku benar benar beruntung memiliki anak sepertimu.
.
.
.
.
.
Hani pov
Ku ketuk pintu kamar ayah ku dengan mencoba mengatur ekspresi wajahku. Aku tak ingin ia tahu bahwa aku baru saja bertengkar, tidak lebih tepatnya mendengar ocehan ibu yg membuat mood ku benar benar buruk hari ini. "Ayah aku membawakan makanan kesukaanmu" kataku sambil tersenyum semanis mungkin yg langsung di balas senyuman darinya. "Ayah kau tahu, hari ini irene keluar dari rumah sakit. Aku sangat senang sekali karna mulai besok ia sudah bisa kesekolah seperti biasa dan aku akan membantu ketertinggalannya dalam pelajaran." Kata ku dengan bahagia diselingi sesendok makanan yg ku berikan ke pada ayahku, ayah ku pun mendengarkan semua ceritaku sesekali menangapi dengan ekspresi yg lucu membuat ku ingin tertawa. Ia menghabiskan semua makanannya dan melanjutkan dengan meminum obat. "Ini sudah hampir larut malam jadi tidurlah besok pagi aku akan membuatkan bubur untuk ayah," kata ku sambil menyelimuti ayah dengan selimut.
.
.
.
.
.
Aku bergegas pergi ke kamar ku untuk membersihkan diri dan bersiap belajar. Ingin sekali aku tidur namun tugas ini benar benar membuatku kewalahan namun aku tidak sabar menunggu hari esok datang kesekolah dan bertemu dengan irene dan pastinya mingyu........
.
.
.
.
.
Hani sudah ada di sekolah sekarang, namun sayangnya ia kurang beruntung karna bertemu dengan solbin. Gadis yg benar benar ingin ia hindari

Bukan apa, ia hanya tidak ingin berurusan dengan hal bodoh dan tidak berguna seperti bertengkar contohnya

"Kau datang sendiri rupanya" kata solbin. Namun hani mengabaikannya dan beralih ke lokernya untuk mengambil beberapa catatan dan ia serahkan ke irene

Merasa di abaikan solbin akhirnya menarik rambut hani membuat hani meringis kesakitan

"Kau tahu, walaupun ada daniel dan mingyu kau akan tetap menjadi mangsa utama ingat itu" kata solbin yg akhirnya melepaskan tarikan pada rambut hani lalu berjalan pergi

Hani mencoba tenang walaupun sebenarnya ia marah namun ia tau jika membalasnya malah akan menambah kekacauan dan tentunya membuang waktu.

Hani berjalan ke kelas dan melihat irene yg saat ini sedang duduk di bangku nya. Ya hani dan irene duduk bersebelahan

Hani tersenyum bahagia karna akhirnya ia tidak duduk sendiri "irene-ya aku bawakan catatan untukmu" kata hani tersenyum ke arah irene dan duduk disampingnya

"Wah terimakasih banyak hani-ya aku tidak tahu apa yg akan terjadi jika kau tidak ada" kata irene menerima catatan hani

Hani memang sudah membuat catatan ekstra untuk irene sahabatnya, karna ia tidak ingin irene tertinggal kelas karna harus masuk ke rumah sakit jiwa.

Tidak irene tidak gila. Ia hanya di jebak kalian tau oleh siapa? Tentu saja oleh ibu hani. Irene tidak menyalahkan hani bahkan orang tua irene pun berusaha tenang dan membela hani karna mereka tau hani tidak salah ibunyalah yg bermasalah

Irene pov
Aku benar benar senang hani berada bersama ku, ah jangan lupakan mingyu ia juga sangat baik padaku haha

Aku benar benar bersyukur memiliki mereka yg perduli padaku dan tidak meninggalkan ku disaat ku terpuruk

Aku benar benar kasian dengan hani karna walaupun fisiknya terlihat baik tapi aku tau jiwanya benar benar terpuruk dan tertekan bahkan melebihiku

Hani-ya tenang saja apapun yg terjadi aku akan selalu mendukungmu dan di dekat mu.
Tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 23, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PinwheelWhere stories live. Discover now