Waktu itu aku masih berusia 3tahun.
Usia yang begitu masih sangat dini untuk bisa paham apa arti perceraian.
Yang kutahu hanyalah aku tak lagi tinggal dalam atap yang sama dengan kedua orangtuaku.
Yang kutahu hanyalah kini yang setiap hari menghiasi pagiku bukan lagi senyuman manis ibu, bukan lagi suara sapaan ayah dipagi hari.
Sosok mereka seakan tergantikan dengan suasana baruku saat ini.
Senyuman nenek, sapaan tanta, merekalah yang kini menjadi pemeran pengganti orangtuaku.
Umurku masih sangat belia pada saat itu. Orang-orang bilang aku tak tahu apa-apa.
Tapi percayalah, gadis berusia 3tahun itu tak menangis bukan berarti Ia tidak terluka. Jauh dalam lubuk hatinya sebetulnya ada yang hancur namun tak Ia suarakan.
Entah mengapa, saat itu ia masih bingung untuk bereaksi bagaimana atas kehancuran hebat yang ia alami pada usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Injury
Não FicçãoSelamat datang di dunia luka. Luka yang menolak dikutuk namun, menuntut untuk dirangkul. Selamat datang di dunia manusia-manusia pilihan Tuhan. Selamat datang di dunia yang tak memiliki rumah untuk pulang. Namun, satu yang harus kau tahu. Kami penuh...
