Matahari terus bergerak semakin tinggi. Udara sejuk pada pagi hari mulai terasa menjadi panas. Puncaknya ketika matahari tepat di atas kepala. Tak terasa matahari terus bergerak turun dan semakin condong ke arah barat.
“Assalamualaikum,” ucap Aina yang baru pulang dari tempat kerja pada ibunya.
“Walaikumsalam,” sahut ibunya tanpa melihat pada orang yang mengucapkan salam, karena perhatiannya teralihkan oleh siaran telivisi kesayangannya.
Seperti biasa Aina langsung masuk kamar untuk melepas lelah sejenak setelah seharian bekerja. Sambil melepas lelah di tempat tidur, jari-jemarinya membawa berselancar ke dunia maya. Berbagai macam postingan yang tertera di akun media sosialnya. Salah satunya ‘cara mudah mendapatkan jodoh’. Terlintas kembali pada benaknya obrolan sekumpulan ibu-ibu di toko alat tulis. Obrolan yang masih menyisakan goresan luka menganga di hatinya.
Penasaran dengan informasinya, Aina langsung menekan postingan itu. Segera garis biru dari tepi kiri ke kanan berseluncur dengan cepat. Pertanda postingan tersebut dapat dilihat lebih lengkap.
‘Tiga amalan yang memudahkan mendapatkan jodoh. Pertama, cobalah sholat istikharah setelah sholat maghrib. Kedua, cobalah sholat hajat setelah sholat isya. Ketiga, istigfar seratus kali setiap hari.’
Tubuh Aina langsung bergerak dari tempat tidur menuju rak buku pribadinya mencari buku tentang ibadah. Jari-jemarinya menjalar bagai kelabang berusaha menemukan buku itu. Mata cantik yang dimiliki membola melihat judul-judul buku koleksinya. Tak butuh waktu lama menemukan buku tentang ibadah. Aina membaca kembali tentang sholat istikharah dan sholat hajat.
‘Sholat sunat istikharah adalah sholat sunat dua rakaat untuk meminta atau memohon pilihan sesuatu yang baik dan cocok kepada Allah SWT. Terhadap salah satu di antara dua atau lebih dari yang lebih baik dan lebih cocok, sehingga hatinya mantap dan tidak bimbang serta tidak menyesal di kemudian hari.
Sholat sunat hajat adalah sholat yang dikerjakan agar apa yang menjadi keinginan, cita-cita, atau hajat orang yang melakukan sholat sunat hajat dikabulkan atau dimudahkan oleh Allah SWT.’
Matahari mulai kembali ke peraduannya. Nyanyian kawanan jangkrik meramaikan senja. Panggilan sang Ilahi mulai bersahutan. Aina siap-siap melaksanakan sholat maghrib berjamaah yang diimami ayahnya. Sholat maghrib yang khusuk dan penuh khidmat. Sholat penenang jiwa yang gelisah. Sholat peredam hati yang resah. Selesai melaksanakan sholat Aina kembali berdiri untuk melaksanakan informasi yang didapatkan dari postingannya. Sholat istikharah.
Tangan Aina menengadah ke atas, buliran bening yang mengantung di kelopok matanya tak bisa lagi ia tahan. Sambil mengucapkan do’a, ‘wahai Tuhanku, aku memohon agar engkau memilihkan mana yang baik menurut pengetahuan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu agar memberi kepastian dengan kepastianmu Yang Maha Agung, karena sesungguhnya engkau maha memastikan sedang aku tidak dapat memastikan dan engkau Maha mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan sungguh Engkau Maha mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui, dan sungguh Engkau mengetahui segala yang ghaib. Wahai Tuhanku, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, dalam agamaku, dan dalam penghidupanku serta baik pula akibatnya bagiku, maka berikanlah perkara ini padaku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berikanlah keberkahan bagiku di dalamnya. Wahai Tuhanku, jika engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik bagiku, maka jauhkanlah perkara ini daripadaku dan jauhkanlah aku darinya, dan berikanlah kebaikan di mana saja aku berada kemudian jadikanlah aku orang yang ridho atas pemberian-Mu.’
Diakhir doanya, Aina mengusapkan kedua telapak tangan ke mukanya sambil menghapus air mata yang telah membasahi pipinya. Aina masih belum beranjak dari tempat duduknya. Sambil menunggu waktu Isya menyapa, Aina mengambil Al-Quran dan membaca surat Al-Qashash ayat enam puluh delapan. Seperti biasanya Aina langsung membaca terjemahan dari ayat Al-Quran yang dibacanya.
‘Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).’
Tak lama waktu berselang, waktu Isya pun datang. Segera Aina melaksanakan sholat dan dilanjutkan dengan sholat hajat serta melantunkan doa, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mulia. Maha suci Allah Tuhan pemelihara ‘arsy lagi Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, hanya kepada-Mu aku memohon yang mewajibkan rahmat-Mu, dan yang mendatangkan ampunan-Mu, serta yang memperoleh keuntungan dari tiap-tiap kebaikan dan yang memperoleh keselamatan dari tiap-tiap dosa, janganlah engkau biarkan diriku berdosa kecuali Engkau berikan jalan keluarnya, serta tidak ada hajat melainkan mendapat kerihaan-Mu yang telah engkau putuskan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Setelah pembacaan do’a tersebut, Aina larut dalam bacaan istigfar yang menenangkan. Sungguh ketenangan luar biasa yang dirasakan Aina. Sungguh malam yang begitu tenang yang dialami Aina.
Malam berganti pagi. Minggu pagi merupakan hari yang sibuk untuknya. Mulai dari menyuci baju, menyuci piring, menyapu rumah, membersihkan kaca jendela dan beres-beres kamar. Jam dinding yang menghiasi ruang tamu Aina menunjukan pukul Sembilan tepat. Semua pekerjaan rumah telah selesai dikerjakan. Sengaja Aina menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat karena ingin ke toko buku sahabatnya, Ziyah.
“Tidak usah dipikirkan omongan ibu-ibu itu, mereka tidak tahu apa-apa tentang dirimu, Aina,” kata Ziyah sambil menyusun buku di rak bukunya.
“Bagaimana tidak dipikirkan, mereka itu menyebut aku perwan tua, Zi,” ujar Aina pada Ziyah sambil membolak balik halaman buku yang dipegangnya.
“Ah, nggak. Buat zaman sekarang tuh biasa. Kamu masih cantik, Aina masih banyak yang mau sama kamu,” pungkas Ziyah yang menoleh ke Aina dan menghentikan pekerjaannya sebentar.
“Na, ada empat hal yang merupakan misteri dalam kehidupan manusia, yaitu maut, rezeki, nasib dan jodoh. Kita tidak tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita. Setiap manusia itu telah memiliki jodoh masing-masing. Segala yang akan terjadi di alam ini, termasuk di dalamnya, siapa yang akan menjadi jodoh kita, telah tercatat secara jelas dan tegas di Lauh Mahfuzh. Ada hadis riwayat Muslim dan Tirmidzi, ‘Allah telah mencatat ketentuan-ketentuan ciptaan-Nya lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.’ Jadi, tidak perlu khawatir dengan jodoh. Dekati penciptanya, Na, perbanyak ibadah. Temukan pasangan yang cocok, tidak usah neko-neko memiliki titel pendidikan tinggi yang penting sholeh. Na, suamiku gak ada kuliah-kuliahan, tapi dia pintar dan bertanggungjawab,” jelas Ziyah panjang lebar ke Aina.
‘Temukan jodohmu, Aina,’ terngiang ditelinga ucapan ibunya setiap pagi sebelum berangkat kerja.
Tit..tit..tit.. obrolan mereka terhenti saat ponsel Aina bergetar. Aina mendapat pesan yang merubah raut mukanya menjadi sedih.
“Ada apa, Na?,” tanya Ziyah penuh penasaran.
“Ada yang girim pesan, Zi tapi aku nggak kenal nomornya,” jawab Aina sambil menutup mulutnya.
“Apa isinya, Na?,” kembali Ziyah bertanya dengan rasa penasaran yang semakin besar.
“Banggalah jadi perawan tua,” seketika tangis Aina pecah dipelukan Ziyah.
Immono_Attasoya, AnnyoosAn, SoeAnn, AmeteursLetters, , adindaramadhani_,khosokhoso, ana_azzahra, teaterjanuari, ScarlettaStory, PluviophileStory, Santikaxx
Hai, teman-teman. Mohon krisannya lagi ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Jodoh
General Fictionseorang wanita yang mendapat tekanan dari lingkungannya karena belum menikah.