Flashback when Jungkook was 15 and Jimin was 17// ♡
Hari ini mereka akan berlibur ke pemandian air panas jjimjilbang, karena cuacanya yang tadinya cerah, mereka berangkatnya siang hari, namun di perjalanan mereka terkena hujan deras, serta suhu udara yang menurun drastis.
"Selamat Datang!" Ujar salah satu pegawai ketika mereka sampai di tempat tujuan setelah menghadapi udara dingin diluar.
"Hachooooo!" Jungkook mulai bersin sepertinya ia tidak tahan dengan cuaca ekstrim hari ini, Jimin langsung melepaskan jaketnya untuk Jungkook.
"Kakak! Aku baik - baik saja-"
"Kau barusan bersin, Jungkook, kau bisa masuk angin-"
"Kau terlalu khawatir"
Pada akhirnya, Jimin menyerah dipeluk erat oleh Jungkook dengan alasan untuk menghangatkan badannya, Jimin malu dipandangi oleh pegawai maupun tamu lain dan saling berbisik - bisik sambil tertawa kecil.
"Kita akan memesan kamar" Ujar Jimin seraya berjalan kearah resepsionis.
"Jungkook apa kau ingin satu kamar berdua atau terpisah?"
"Kenapa harus bertanya, aku hanya menginginkanmu kak" Jungkook berbisik ketelinga Jimin, tapi tak begitu dihiraukan oleh sang kakak karena ia sibuk berbicara dengan resepsionis tentang pemesanan kamar.
"Kata resepsionisnya kamar yang biasa sudah full, jadinya kita di beri kamar yang exclusive, kamarnya punya pemandian air panas sendiri~"
"Apa tidak terlalu mahal kak?"
"Tenang saja, kakak punya banyak uang. Ayo masuk, kau akan kedinginan kalau di luar terus," Ujarnya.
Jimin terdiam melihat style kamarnya yang begitu kuno namun ada kesan elegan, dan suasana kamarnya begitu tenang dan aroma bunga lavender membuatnya lupa oleh suhu dingin yang ada dalam tubuhnya.
"Wah, pemandian air panasnya benar-benar exclusive, kau harus coba ini, kak!" Panggil Jungkook setelah menaruh koper dengan rapih dan melihat - lihat ruangan, Jimin menghampiri adiknya yang membuka pintu menuju ruangan pemandian air panas.
Settingnya benar - benar seperti di Anime yang ia tonton, berlatar outdoor dengan bebatuan diantara pemandian, ditemani hiasan bonsai di dekat pintu.
Jungkook langsung membuka jaket beserta kaosnya, Jimin yang seharusnya terbiasa melihat adiknya telanjang dada menjadi merah padam.
"K-K-Kenapa-Gyaaa!! Kenapa kau melepaskan bajuku juga!!" Teriakan Jimin semakin menjadi ketika Jungkook langsung menarik kaos merahnyanya keatas.
"Kau kedinginan kakak, kita harus cepat masuk ke pemandian ini sebelum masuk angin, ayo cepat"
Entah alibi atau memang kakaknya yang kelewat polos, Jimin didorong ke ruang ganti untuk melepaskan busananya termasuk pakaian dalam, karena kesal Jimin langsung memakai handuk putih untuk membaluti pinggangnya lalu menyeburkan diri.
Bagaikan terkena mantra ajaib, semua sumber rasa dingin dan sakit kepalanya menghilang ketika kulitnya merasakan air panas yang menghangatkan sekujur tubuhnya, bahkan hidungnya yang sedari tadi ingin bersin menjadi tenang.
Jimin menyenderkan kepalanya dibatu lalu mulai membasuh mukanya dengan air, ia melihat keatas, pemandian mereka ditutup oleh genteng berbahan kaca, meski hujan, ia masih bisa melihat pemandangan diatas.
"Bagaimana airnya, kak?"
"Hah? Enak kok airnya-" Jimin menoleh kepada sumber suara, ia melihat badan Jungkook yang eksotis dan benar-benar lelaki.
Otot bisep terbentuk dengan sempurna di lengan, sedangkan di perutnya mulai terbentuk six pack, dan dada yang begitu bidang. Ah, Jimin merasa iri melihat badan bagus milik adiknya.
Jimin meletakkan handuk kecil diatas kepala Jungkook dan menaruh bebek karet yang kecil didepannya.
"Kau suka bawa ini kalau sedang mandi, dulu waktu kecil, hehehe~" Ujarnya sambil memberikan senyuman yang sumringah, Jungkook tidak kuat memandangi kakaknya, meski wajah polosnya masih jelas sama, tapi berada didekatnya tanpa menggunakan sehelai busana kecuali handuk kecil yang menutupi kemaluan mereka itu rasanya awkward.
Dan Jungkook tidak tahu harus berbuat apa karena hubungan mereka sudah bukan kakak adik yang 'normal' lagi.
Hormon pubertasnya membuat ia berpikir tidak - tidak, ia kembali melirik Jimin, yang malah main mainan bebek itu sambil bercerita mengenai dirinya yang selalu menemani Jungkook mandi dengan bebek karet waktu kecil, ia tidak bisa meredamkan detak jantungnya.
"Hey, kau mendengarkanku, tidak?" Tanya Jimin ketika sadar mata adiknya sedari tadi memandanginya dengan tatapan... ambigu mungkin?
"Hmm. Aku sedang tidak mood mendengarkan cerita memalukanmu"
"Kau jahat, Jungkook" Jimin berpura - pura sedih dengan wajah manyun yang menurut Jungkook super manis.
"Lebih baik kau diam dan perhatikan aku saja," Bisiknya sambil menjilati bibirnya sendiri, Jimin menaikan alis ketika mendengar dumelannya.
"Apa?"
"Eh-Tidak, maksudku, hey! bebekmu berenang jauh" Jungkook berdiri untuk mengambil bebek kuning itu.
Bohong kalau Jimin tenang dan baik-baik saja, semenjak Jungkook menyatakan perasaan beserta pengakuan ia bermimpi basah mengenai dirinya, Jimin selalu menahan diri untuk tidak berpikir yang tidak - tidak mengenai adiknya.
Bagaimana tidak? Adiknya memiliki tubuh yang erotis meski masih dalam masa pertumbuhan, beberapa kali ia tak sengaja menontoni adiknya ganti baju dan membuatnya 'panas', bahkan melihatnya menghisap permen lollipop favoritnya saja bisa membangunkan hasrat terpendam didalam dirinya.
Dan sekarang, mereka berdua sendirian, di pemandian air panas, hanya terbaluti handuk putih, dan lagi, Jimin bisa melihat dengan jelas bagaimana lekukan ditengah paha Jungkook.
Jimin langsung menghindari kontak mata ketika Jungkook sudah balik ke sampingnya, ia taruh bebeknya di samping Jimin.
"Hm? Kenapa?"
"Tidak~ Aku baru sadar kau bertambah tinggi tahun ini, haha," Terdengar basi di telinga Jungkook.
"Hm? Masa? Tinggiku masih biasa saja,"
Keduanya mulai membisu sampai beberapa menit, Jungkook mulai merasakan Jimin juga gugup akan 'sesuatu' yang tidak seharusnya terjadi, tapi keduanya ragu karena nalar mereka masih terbuka dan mereka berada di tempat publik.
'Apa yang kupikirkan sih, kenapa tubuh Jungkook berputar dikepalaku'
'Tenangkan dirimu, kakakmu adalah malaikat, bukan mangsa yang diburu'
Keduanya sibuk menenangkan diri sampai mereka tidak mendengarkan suara rintik hujan.
"Hey, kakak" Jungkook mencoba memecah keheningan yang ada.
"Hmm?"
"Menurutmu, apa ibu akan tahu soal hubungan kita?"
"Kalau kita tidak berbuat jauh, mungkin tidak akan ketahuan "
"Jadi.... Kakak tidak mau hal lebih dariku?"
"E-Eh? Apa maksudmu, Jungkook? Aku kan sudah memberimu pelukan yang hangat dan ciuman pipi saat kau akan tidur"
"Bukan itu, maksudku.... Seperti sentuhan yang lebih seksual-" Jungkook terdiam, ia tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan kata - kata yang memalukan itu.
"-Aha, kau masih dibawah umur, Jungkook, kita tidak mungkin melakukan itu kan-"
"Jadi kita akan melakukan itu kalau aku sudah berumur legal?" Tanya Jungkook tiba - tiba, dan kini mereka beradu pandang, terlihat kilatan semangat di manik hitam milik Jungkook.
"Eh-Ah, umm.." Jimin kebingungan menjawab Jungkook, terlihat ekspresi kecewa dari mata Jungkook ketika sang kakak tidak memberi jawaban pasti.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER
Random[18+] Jimin kakaknya Jungkook Jungkook adiknya Jimin Saudara tidak sepantasnya saling mencintai layaknya kekasih. Itu peraturannya. Tapi siapa yang bisa menghentikan cinta?