Part 5

104 3 0
                                    

Raina terjaga dari tidur siangnya, ia membuka matanya, dilihatnya jam yang menempel di dinding telah menunjukkan pukul 4 sore. Dibawanya tubuhnya menuju kamar mandi, lalu mengguyurnya dengan air. Mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat Ashar.

Raina terlupa akan surat yang dia biarkan tergeletak diatas meja tulisnya. Dia berlalu turun menuju ruang tengah. Disana sudah ada mama papanya sedang menikmati teh dan sepiring pisang goreng buatan mamanya.

"Papa.. Kok udah pulang. " Raina berhambur menuju papanya dan memeluknya.

"Udah sayang.. Kamu, udah mandi? Udah sholat? " Tanya papa Raina.

"Udah dong pa.. Coba deh cium, udah wangi ini" Rajuk Raina.

"Iya deh.. "

"Hmmm.. Enak nih kayaknya pisang goreng made in Mama" Goda Raina pada mamanya

"Raina... " Mama tersenyum

Raina mencomot sepotong pisang goreng yang dihidangkan dimeja.

"Eh iya Rain.. Udah tau tadi surat itu dari siapa? " Tiba-tiba mama bertanya dan tanpa sengaja telah mengingatkan Raina.

"Ya ampun Ma.. Raina lupa belum buka suratnya. Tadi keburu Raina sholat dzuhur trus ketiduran, bangun-bangun udah sore.. Langsung mandi, sholat Ashar trus turun kesini. Belum sempat baca Ma.. Ntar aja deh, palingan juga dari temen Raina yang di Jogja. "

Mereka akhirnya terlibat pembicaraan yang sangat hangat. Saling bertukar cerita masing-masing. Hingga tak terasa sudah masuk ke waktu sholat maghrib. Papa mengajak Mama dan Raina untuk sholat berjamaah.

"Kita sholat dulu yuk.. Papa tunggu didalam ya" Ajak papa.

"Iya pa.. " Balas Raina

Lalu secara berjamaah mereka melaksanakan sholat maghrib. Mengaji sebentar dan dilanjutkan dengan sholat Isya. Setelah selesai semuanya, Mama segera menyiapkan makan malam.

"Pa.. Rain.. Makan dulu yuk. Udah mama siapin tuh.. "

"Yuk pa.. Raina udah laper.. Hehehe"

"Ayo.. Papa juga udah laper. Masakan mama pasti bikin laper"

Suasana makan malam kali ini pun tak kalah hangatnya. Namun tiba-tiba rasa penasaran Raina akan surat itu datang. Bergegas Raina menyelesaikan makan malamnya, lalu berpamitan pada mama papanya.

"Pa.. Ma.. Raina ke atas dulu ya? Mau ke kamar. Belajar... Banyak tugas."

"Ya udah.. Tapi jangan tidur malam-malam ya Rain.. " Pesan papa.

"Siap Boss.. " Raina tersenyum sambil menggerakkan tangannya ke dahi membuat gerakan hormat pada papanya.

Raina menuju kamarnya. Matanya tertuju pada sepucuk surat yang dari tadi siang diletakkannya di meja tulisnya.

'Dari siapa ya? Kok tumben banget temen aku pake surat-suratan gini' batin Raina lalu membuka secara perlahan surat biru itu.

Jogja, Februari 2018

Buat : Raina
Yang udah di Jakarta

Rain.. Mungkin kamu kaget banget ya terima surat dari aku. Secara, jaman sekarang udah nggak banget pake surat. Kan bisa pake Whatsapp, BBM atau bahkan SMS kan Rain?. Tapi, aku ga punya keberanian buat itu semua Rain.

Rain.. Setelah kamu pergi, rasanya sepi banget disini. Padahal biasanya kamu selalu ada disini, ketawa-ketawa, cerita-cerita, ngobrol, makan, nongkrong, semuanya bareng aku. Tapi sekarang sepi Rain..

"Indah Bersamamu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang