part 7

24 3 0
                                    


Deg! Revan mengirim pesan cinta untukku.

Revan emang beda!

Tapi,kenapa dia bisa berubah jadi baik? Padahal waktu awal ketemu dia super nyebelin. Atau dia punya maksud tertentu? Entahlah,yang penting dia udah bikin aku bahagia.

Kulihat dan kuperhatikan bunga mawar yang dikasih Revan tadi sore. Indah,tapi darimana dia tau aku suka mawar? Mungkin saja dia hanya nebak karena kebanyakan cewek memang suka bunga mawar.

Kubalas pesan dari Revan dengan sepenuh hati.

Ini baru mau tidur,
Kamu jangan tidur malam-malam ya,
Big love too

Entah kenapa aku langsung meloncat-loncat kegirangan. Rasanya ingin menjerit ditengah malam. Kebahagiaanku rasanya sudah meledak-ledak.

Hingga suara notifikasi pesan menghentikan kegiatan lompat-lompatku. Kukira balasan dari Revan tapi ternyata itu pesan dari Darrel.

Ra,tau alamat kak Dina gak?

Buat apa Darrel tanya alamat kak Dina? Apa Darrel mau ngajak Kak Dina kencan? Atau mau jemput tiap hari? Karena penasaran aku langsung membalas pesan itu

Buat apa?

Gue butuh itu

Lo gak mau jahatin Shofi lagi kan?

Ini ga ada hubungannya sama Shofi

Gue send lokasinya nanti

Makasih Ra,
Gue juga minta maaf soal tadi

Minta maaf  aja ke Shofi,


Darrel tak menjawab pesan terakhirku. Aku tau,pasti Darrel akan melakukan sesuatu. Maklum aja lah,Darrel adalah anak orang kaya. Tinggal bilang minta apa pasti langsung diturutin.

Orang tuanya memang orang kaya raya. Tapi karena itulah Darrel bersikap demikian,tak peduli dengan orang lain,perasaan orang lain kecuali pada orang yang dia suka.

Orang tuanya terlalu mementingkan uang daripada kasih sayang. Tak tau perasaan Darrel saat ditinggal oleh mereka. Memang,dengan uang mereka bisa memanjakan Darrel. Tapi apakah kasih sayang juga bisa dibeli dengan uang?

******

"Araa..... cepet turun,udah ditungguin ini loh," teriak mamaku.

"Iya ma,masih pake sepatu." Aku memakai sepatu dengan cepat. Kulihat Revan sudah menungguku di depan rumah.

"Ra,gak sarapan?" Tanya mamaku.

"Gak, ma, udah ditungguin soalnya." Aku hanya berpamitan pada mamaku. "Oh ya,tadi kuenya mana?" Tadi pagi aku sengaja membuat kue untuk Revan. Rasanya sih mungkin enak karena aku dibantuin mama saat membuatnya.

"Ini,emang buat siapa sih?" Tanya mamaku penasaran.

"Buat calon mantu mama."

"Ealah,masih kecil udah cari mantu buat mama,"

"Nggak kok ma,cuma temen," ucapku sambil berjalan keluar.

Revan menungguku disamping mobilnya. Sumpah dah! Ganteng banget.

"Cantik," ucap Revan yang langsung membuat pipiku memanas seketika. Tak bisa kusembunyikan pipi tomatku ini. Entah kenapa ucapan Revan sangat istimewa bagiku.

*****

"Kuyy temen-temen minta PJ." Teriak Roy ke seluruh penjuru kelas.

Aku yang baru datang pun tak mengetahui apa yang terjadi. Siapa yang jadian?

"Emang siapa sih yang jadian?" Tanyaku pada Roy yang masih berteriak-teriak.

"Lo gak tau?" Tanya Roy balik.

"Siapa sih?" Tanyaku makin kepo.

"Si Andry sama si Rany jadian tadi pagi." Jawab Roy semangat.

"Wah,lumayan nih! Dapet PJ gue," teriakku tak kalah semangat.

"Andry,Rany sini! Mana PJ-nya?" Tanyaku pada mereka.

"Nanti ya,oh ya ngomong-ngomong kapan kalian nyusul?"

"Bentar lagi." Jawab Revan. Tapi apa maksudnya? Apa dia mau nembak aku?

"Wuih,lumayan mau dapet PJ lagi!" Sorak Roy.

"Apaan sih Van? Malu tau," ucapku dengan pipi mulai memerah.

"Cause you'll be mine," bisik Revan yang langsung membuat pipiku makin memerah.

"Apaan sih Revan," ucapanku berhasil membuat senyum manis dibibirnya.

"Gue ke kelas dulu,bye." Revan lalu berlalu menuju kelasnya. Kulihat suasana bahagia menyelimuti kelasku. Tapi,terasa sepi saat tak ada Shofi. Pasti hari ini dia tak masuk.

Kuingat wajah Revan yang ganteng maksimal itu. Dia mampu mencairkan hatiku. Awalnya aku membencinya,tapi akhirnya yah seperti ini.

Pelajaran sudah dimulai,tapi tiba-tiba perasaanku gak enak tentang Shofi. Seperti akan ada sesuatu pada Shofi. Kulihat jam seperti berjalan sangat lambat,kuingin coba menghubunginya tapi ini masih jam pelajaran,apalagi pelajaran Bu Suci.

"Ara! Keluar!" Perintah bu Suci. Aku yang sedang melamunpun terkejut dengan bentakkan bu Suci.

"Sa-salah saya a-pa bu?" Tanyaku yang kebingungan.

"Kamu sudah salah masih coba membantah lagi! Cepat keluar dan lari 5 kali putaran di lapangan." Perintah bu Suci yang sudah tak bisa ku tolak lagi. Dibandingkan harus berurusan dengan Pak Fajar mending sudah berhenti di bu Suci saja. Kenapa sampai pak Fajar? Karena merekasudah bekerja sama untuk menghukum setiap siswa yang dianggap salah!

Aku mulai berjalan menuju lapangan upacara. Lapangan upacara di sekolahku memang cukup luas sehingga walau hanya 5 kali putaran sudah bisa menguras energi yabg sangat banyak.

Andai saja ada Shofi pasti aku gak lari sendirian.

Shofi selalu menemaniku dalam keadaan apapun bahkan saat aku dihukum dia berusaha membuat kesalahan agar bisa menemaniku menjalani hukuman.

Ku mulai berlari dari salah satu sudut lapangan. Mulai ku hitung satu putaran. Keringat sudah mengalir deras dari pelipisku. Panas matahari yang terik membuat hawa semakin panas.

Kulihat dari sudut lapangan ada seorang cowok yang berlari kearahku. Kuperhatikan,kucermati,kulihat dengan begitu seksama dan dia adalah

Revan?

#holaaaaa

I'm come back

Maaf keun update yang bolong-bolong.

Okeh,semoga suka ya

Behahahahaa

 RevanaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang