PROLOG

7 0 0
                                    

         Pagi ini sama seperti pagi yang dulu dulu,selalu bangun dengan keringat bercucuran dan nafas terengah engah yang membuatku selalu terlambat untuk bangun. Padahal kejadian itu sudah terjadi lama sekali tapi kenapa masih menghantuiku dan kenapa selalu bertambah saja kepingan memori itu. Rasanya ingin mengakhiri semua flashback itu tapi tidak bisa,seperti ada sesuatu yang ingin disampaikan. Semakin aku memikirkannya semakin aku ingin menangis. Mungkin bagi kalian menangis bagi seorang cowok adalah sesuatu yang tidak wajar tapi aku tak peduli, mengingat Clara,cinta pertamaku adalah hal yang setiap hari aku lakukan dan penyesalan datang setiap waktu jika kesendirian datang padaku dan aku selalu mengingat aku pembunuhnya. Penyesalan ini semakin membuat aku berpikir ingin menyusul Clara jika saja bayangan seorang cewek yang sejak beberapa hari lalu menghampiriku dan seakan membuatku ingin mengetahui siapa dia. Semakin lama aku berpikir siapa cewek itu semakin membuat kepalaku pusing dan aku memutuskan untuk bangkit dari kasur dan bersiap pergi ke sekolah karena aku sudah terlambat lagi ke sekolah hari ini. Oh iya kenalin,aku Devano Dirgantara bisa disebut cowok badboy yang sudah tobat atau cowok introvert? Terserah kalian saja.

DEVANO DIRGANTARA

***

                                      Sakit..
Itu yang kurasakan setiap pagi. Luka-luka ini seperti tiada hentinya ada ditubuhku. Selalu bertambah dan membekas. Seakan tidak pernah terobati. Tapi luka ini sangat menyadarkanku bahwa aku tidak 'seorang' diri. Seseorang yang berada di dalam diriku sendiri sangat membuatku takut. Takut untuk menghilangkan nyawa orang-orang yang ku sayangi. Gleen Bramantyo. Kekasihku yang sudah pergi untuk selama lamanya oleh tanganku sendiri. Kepingan kejadian malam itu kembali. Membuatku menangis dan ketakutan dalam kesendirian ini. Ingin rasanya aku menghilangkan kelebihan ini tapi taukah kalian,apapun sudah aku coba dan hasilnya nihil. Jika saja Tuhan berada didepanku aku ingin berkata bahwa aku benci kelebihan ini. Ini bukan kelebihan bagiku,kelebihan ini membuatku membunuh orang-orang yang aku sayangi dan masih bisa dibilang kelebihan?tidak dan bukan sama sekali. Aku benci diriku. Bagiku kelebihan ini sama seperti neraka bagiku. Bukankah dijauhi orang yang kamu sayangi lebih sakit?. Bahkan tangis pilu sudah menjadi backsound dalam hidupku. Aku Gracia Gustav,cewek tidak normal dan dibenci orang banyak tetapi bermimpi dapat dicintai dengan layak.

GRACIA GUSTAV

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang