01

8 0 0
                                    

Hufftt..
Entah sudah keberapa kalinya aku menghembuskan napasku dengan kasar. Bahkan satu kelas bisa mendengar tapi kenapa bu tati tidak bisa mendengar.
Oh iya Bu tati itu guru sejarahku yang kalo udah ngomong bisa diibaratin panjang kali lebar kali tinggi pangkat 2 sekaligus pangkat 5.

Aku pernah berpikir mungkin bu tati pas muda dilarang ngomong mangkanya pas udah tua bicaranya tiada henti.
Entahlah aku tidak lagi ingin berurusan dengannya. Terakhir kali aku berurusan dengannya aku masuk bk dan dihukum lari lapangan.

Kalian tau karena apa? Hanya karena aku menggerutu saat dia menceritakan candi borobudur yang sudah 3x dia cerita,gimana ga bosen cobak.

Singkat cerita sih kata mata mataku dia ngadu sama wakasek yang terkenal caper sama semua guru dan bilang bahwa aku tidak memperhatikan dia.

Cihhh,enak saja dia bilang gitu bahkan aku bisa menceritakan dengan jelas apa yang dia omongkan bolak balik itu.
Sudahlah,stop inget kejadian ga masuk akal itu and back to life.

Kringggg..
Akhirnya Tuhannn,setelah penderitaan di jam terakhir ini telah usai. Saat aku ingin bergegas pergi bu tati kembali bicara

"Gracia karena kamu tidak mendengarkaan saya lagi,jadi kamu harus mengerjakan tugas saya sebanyak rangkap 5 dan dikumpulkan besok!"
Whattt?! Demi apa?! Gilak bener nih guru! Untung lo guru, kata batinku.

"Iya ibu tati yang terhormat sesekolah SMA Tunas Jaya,tapi sayangnya saya ga hormat,wleee" setelah aku berkata itu aku langsung cuss pergi dari kelas dan tertawa setelah ibu tati membalas perkataanku dengan suara melengking.

"Hahahaha,rasain emang dia aja yang bisa ngerjain aku ya aku bisa juga dongg" aku berkata bangga sambil menjalankan mobil kesayanganku untuk aku perpustakaan kota demi ibu tati jengkelin itu.

  

***

Sepi..
Itu yang aku rasakan 2 tahun belakangan ini. Rasanya ingin mengembalikan suasana 2 tahun lalu tapi apa daya aku ga bisa apa-apa setelah kejadian itu dan semakin terpuruk dengan meninggalnya Clara,kekasihku.

Aku menghentikan pikiranku yang mulai berkelana pada kejadian seram itu dan kembali pada dunia nyataku yaitu belajar belajar dan belajar. Kalo kalian pikir apa aku tidak,jawabannya aku sekolah tapi semenjak kejadian itu aku stop sekolah umum dan memilih home schooling.
Sebenarnya pilihan sulit sih bagi aku,gimana bisa Devano si badboy menjadi anak introvert,itu tidak pernah terpikir olehku sebelumnya. Konyol sih,tapi itu terjadi beneran.

Setelah aku merasa cukup dengan pembelajaranku aku bergegas pulang tapi keinginanku terhenti saat melihat seorang gadis yang mirip dengan gadis di mimpiku masuk ke dalam perpustakaan dengan wajah imutnya,menurutku. Aku menggelengkan kepalaku.

Merasa tidak mungkin,aku menepis semua hal yang ada di kepalaku dan bergegas pulang. Tapi sepertinya takdir berkata lain dan menemukanku dengan wajah cantik itu dan matanya yang indah.

Entah bagaimana kejadian itu terjadi,dia yang berjalan tergesa gesa dan kepleset sehingga bertumpu padaku yang ingin keluar dari perpus. Dengan wajah yang aku dingin dinginkan aku membantunya berdiri dan cepat cepat pergi sebelum jangtungku rasanya mau copot.

Setelah beberapa tahun menghilang,detakan itu kembali tapi tidak pada orang yang sama.
















Apakah ini tanda bahwa aku harus melupakan Clara?

You Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang