Part2

78 6 1
                                    

I wish i could tell you how i feel

"Abri sayang kohh,kamu udh siuman cayang" suara oza menggema disetiap sudut kantin, dan membuat setiap pasang telinga  yang mendengarnya sudah hafal dengan tingkah oza yang kewarasaanya harus dipertanyakan.

"Iya cayangss aku udh ciumanss,eh maksudnya siumanss" tak menyangka abri akan menjawab celetukan oza, hampir semua menahan tawa dan merasa jijik karna jawaban abri yang lebih alay dari oza sampai sampai menggunakan huruf S di belakangnya. Setelah percakapan yang super mejijikan itu mereka langsung duduk untuk memesan makanan,karna cacing di perut mereka sudah berteriak-teriak ingin segera mendapat jatah makan siangnya.

"Loh, alsa ga bareng kalian?" entah dari mana suara itu berasal,oza tampaknya sedang mencari asal sumber suara itu, " Eh kalian denger ga,ada suara tapi gaada orang"  sontak abri,arsa dan kafin menoleh ke arah oza. "Eh bege,gue di belakang lo" merasa ada suara di belakangnya oza memutar badannya 360° untuk melihat siapa yang bicara.

"Eh ayang zea, nyariin abang yaa" dengan nada so manis,tatapan so imut mampu membuat zea bergidik ngeri harus berinteraksi dengan makhluk asal planet pluto ini.

"Alsa,tadi katanya ke kelas soalnya udah ketinggalan satu pelajaran,emang lo ga ketemu dia di kelas?"  arsa bersuara,dia pikir dari pada menunggu oza yang menjawab malah makin ngelantur,lagi pula oza juga tidak tau-menau soal alsa yang menunggu abri di uks sampai setengah jam lebih.

" Kalo emang ada di kelas, gue ga bakal nanya ke kalian!" omel zea, di antara kelimanya  memang hanya zea yang cerewat dan emosional, dia juga akan menyiyir panjang lebar ketika sedang naik emosinya, dan sepertinya hampir setiap hari dia seperti itu.

*****

Bel pulang sekolah menggema di setiap penjuru sekolah, rasanya itu adalah bunyi paling indah bila di dengar, bunyi paling membahagiakan bagi setiap siswa yang ingin cepat pulang ke rumah atau mungkin mampir ke cafe untuk melepas penat sehabis seharian belajar di sekolah.

Selepas alsa pergi dari uks, gadis itu hingga kini tak muncul juga, taada yang mengetahui keberadaannya.   hari pun semakin sore dan sudah semakin sepi, hanya menyisakan para anggota eskul yang memang ada jadwal eskul hari ini.

Arsa berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi untuk sampai ke tempat parkiran. Sambil bersenandung kecil ia menikmati langkah kakinya tanpa di ganggu oza dan kafin, yang memang sudah pulang paling awal sepertinya dan abri dia tidak tau abri dimana, menghilang entah kemana.  sama halnya dengan alsa yang menghilang sedari tadi, Sahabat-sahabatnya pun sampai kelelahan mencarinya.

Sambil sesekali menengok pintu setiap kelas yang terbuka hanya sekedar iseng dan memikirkan alsa yang tidak juga di temukan,kecil kemungkinan bila gadis itu kabur dari sekolah, karna alsa bukan tipe gadis seperti itu.

Sampai pada sebuah ruangan, diatasnya tertulis "Ruang Musik" arsa berhenti sebentar, dia memang suka musik sedari kecil dan tidak ada orang yang mengetahuinya sampai sahabatnya pun tidak mengetahuinnya. Dia menimang sebentar apakah dia akan masuk sebentar dan memainkan hanya  satu lagu atau dia langsung saja mengambil motornya dan pulang.

Cukup lama berpikir arsa memutuskan untuk memainkan satu lagu dengan catatan " hanya satu lagu saja". Dia memasuki ruang musik dilihatnya gitar di sisi pangung kecil yang berada di tengah tengah ruangan, ruangan ini jarang di pakai karna banyak beredar rumor bahwa ruangan ini angker.
Tanpa pikir panjang arsa mengambil salah satu gitar dan mencari tempat yang nyaman untuk duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VATSALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang