Sebelum mulai cerita, opening dulu yuk! (Eaa... ada openingnya XD).
Di minecraft, ada banyak dunia. Baik itu dunia sendiri, multi player, server, ataupun realm. Selain ras manusia, ada juga ras lain yang hidup di dunianya masing-masing. Seperti Beacon Cream ras beacon, Nakikun ras setengah wolf, Fred ras zombie, dll. Dan tiap dunia terbentuk dengan ceritanya sendiri. Nah, kali ini aku akan menceritakan cerita antara 2 dunia dan 2 ras, manusia dan reaper.
"Udah...udah... openingnya udah panjang, ga sabar nih nunggu ceritanya." "Iya Nelson, sabar dong. Jugaan segitu aja kok openingnya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita 1 : Keluarga Adhit Bagian 1 : Awal Bertemunya
(Ceritanya, Adhit yang bercerita pada Nelson)
Dulu, aku punya keluarga. Ayahku reaper, ibuku manusia, dan aku tiga bersaudara. Kami tinggal di dunia reaper, tapi keluarga kami terkucilkan disana. Karena ayah nikah sama manusia, ibuku. Ya tau kan, reaper sama manusia itu saling musuhan.
Gimana terbentuknya keluargaku? Aku mulai dari cerita romantis ayah dan ibu. (Citcuit....)
Suatu hari, seorang reaper datang ke dunia manusia untuk melaksanakan sebuah tugas. Dan reaper itu adalah Rako, alias ayahku. Tugas semua reaper itu kan menjemput orang yang sudah dekat ajalnya, kata lainnya : membunuh orang sesuai waktu yang ditentukan. Dan tiap reaper akan menjemput satu orang tiap dia bertugas. Jadi, waktu itu tugas ayahku adalah menjemput... Sarla. Ya, ibuku.
Sementara itu, Sarla sedang sakit. Dan dia belum tau kalau sebulan lagi dia akan meninggal, sampai dia bertemu Rako. Sebenarnya manusia tidak bisa melihat reaper, kecuali reaper memang ingin membuat dirinya bisa dilihat manusia. Karena Sarla orang indigo alias bisa melihat makhluk halus, Sarla bisa melihat Rako.
"Kamu siapa?" Tanya Sarla, dikacangin. Tapi Rako tidak bisa cuek lagi karena Sarla bertanya terus.
Awalnya Sarla kaget dan takut dengan Rako, karena baru tau kalau dia akan meninggal dalam satu bulan karena dibunuh olehnya. Tapi Rako berusaha untuk menjelaskan kalau dia harus melaksanakan tugasnya, dia minta maaf. Akhirnya Sarla terima aja, toh hidup ada di tangan Tuhan.
Melihat Sarla sedih sambil menunggu ajalnya, Rako merasa kasihan. Lalu dia mencoba menghiburnya dengan mengobrol dengannya.
"Aku masih muda untuk meninggal. Aku belum melakukan apa². Bahkan sampai sekarang aku belum punya teman."
"Belum punya teman? Kok bisa?"
"Soalnya... aku... terlalu pendiam. A...aku malu bicara dengan orang lain."
Oalah pantesan, tapi bahaya juga nih. Rako berpikir sebentar. Meski dia orangnya terlalu judes untuk bilang ini, tapi akhirnya dia bilang juga. "Baiklah, aku mau jadi temanmu. Kamu mau?"
Sarla tidak percaya apa yang baru saja Rako katakan, tapi "Uhh... aku tidak yakin." dia ragu-ragu.
"Jangan khawatir. Aku akan berusaha menghiburmu sambil menunggu waktuku untuk membunuhmu."
(Wut?! X'D) Gimana Sarla ga kaget, kalau kalimatnya seperti itu?
"Eh, m...maksudku... Aku aka berusaha membuatmu senang sebelum kamu mati."
Sarla berpikir sebentar, kemudian menjawab "Baiklah, aku percaya."
Seiring berjalannya waktu, mereka mulai akrab. Sarla sudah tidak takut dan malu lagi dengan Rako, seolah-olah dia lupa kalau dia akan mati. Dan Rako juga tidak cuek dan judes lagi dengan Sarla, seolah-olah dia lupa kalau dia yang akan membunuhnya. Ditengah mereka, persahabatan mulai tumbuh. Lama-lama, tidak hanya persahabatan... ternyata ada perasaan lain yang tumbuh juga.
(Cie...cie.... perasaan apa itu? XDXDXD) (Abaikan saja komennya author :v)
bersambung...
************************************
Pesan dari Author : :D Halo semuanya, makasi udah baca ceeitanya ya... Hehehe... Maaf lemot, karena lagi semester ujian nih :"v SEMANGAT BUAT YG UJIAN XDXDXD Oh iya, menurut kalian cocok ga kalau dikasi latar musik kayak tadi? Kalo ga mau boros kuota, ga usah diplay juga gpp :) Kalo ada kesalahan atau yg kurang, tolong dimaafkan dan dikomen juga oke? Biar tau salahnya dimana hehe.... Thanks..... ;)
