CHAPTER 2

6 0 0
                                    

Teeeeeeeettttt!!!

Bel istirahat telah berbunyi. Saat saat dimana semua siswa dan siswi GHS merasa bebas walaupun hanya satu jam. Seluruh murid GHS bertebaran kesana kemari untuk beristirahat. Tak luput untuk ke kantin sekolah. Kantin sekolah telah dipadati oleh seluruh murid yang kelaparan.

"Wehh,, liat tuh. Ya ampun Ravero ganteng banget tau"

"wahh,, harus dandan yang cantik nih"

"o may gos,, itu Ravero orang apa bukan? Kok kayak dewa Yunani yah"

"Waduhh,, tancep ahh. Siapa tau salah satu dari mereka ada yang mau ngelirik gue"

"Apa jadinya aku yang kayak mimi peri ini. Yang hanya dapat memandang kegantengan Ravero"

Itu adalah sorakan sorakan yang Geng Anttraks dengar. Yah,, tapi itulah geng Anttraks yang hanya menunjukkan wajah datar dan cool nya tidak peduli dengan sorakan sorakan itu. Perhatian mereka teralihkan kepada segerombolan primadona sekolah. Siapa lagi kalo bukan Cherry and the geng. Geng Anttraks pun menghampiri mereka tetap dengan muka datarnya.

"Hello guys" sapa Fano sambil sesekali menggoda Laura. Ya,, Fano memang menyukai Laura meskipun dia terkenal playboy.
"Hai" balas Laura tapi tidak menatap Fano. Melainkan Nando.

"Boleh duduk sini gak ?" ucap Ravero dengan senyum manisnya.

"Nih orang kesambet apaan yah. Kok beda banget sama yang tadi pagi. Apa udah berubah? Ahh masa cepet banget" batin Maureey terheran heran.

"Boleh kok. Duduk aja" ucap Carra semangat.

"Okke, makasih yah" balas Ravero

Semua member Anttraks pun ikut duduk du sebelah Ravero.

"emmm,, Cher. Soal yang tadi gue minta maaf yah. Soalnya tadi gue kebawa emosi jadinya yah kelepasan gue ngomongnya" ucap Ravero dengan muka rasa bersalahnya.

"Udah, gue maafin kok. Tapi please, gua gak mau lo kekang terus Ver. Dan satu lagi gua itu gak suka sama lo. Gue mohon lo ngerti itu Ver" balas Cherry dengan tegas.

Ravero pun di lubuk hatinya yang paling dalam merasa sangat jengkel dan emosi. Tapi Ravero menahan gejolak emosinya itu. Jika tidak rencananya untuk membalas perlakuan Maureey akan gagal.

"Iyah gue ngerti. Dan sekarang gue mau coba buat nggak ngekang lo lagi. Gue ngerti kalo lo emang gak suka sama gue. Dan gue juga ngerti kalo lo itu sukanya sama Leon. Gua akan mencoba ngelepasin lo. Karena gue tau kalo cinta itu emang gak bisa di paksain" ucap Ravero dengan nada sedih yang di buat buatnya.

"Makasih ya Ver" jawab Cherry dengan terbitan senyumnya.
"Iyah,, sans aja Cherr" balas Ravero.

Dil lain sisi. Maureey masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia masih terheran heran dengan apa yang barusan terjadi dengan perubahan derastis Ravero yang begitu singkat.

"Kok gue jadi gak yakin yah kalo Vero berubahnya tulus. Kok kayak ada yang ganjel yah di otak gue. Ahh,, yaudah lah . Sukurin aja siapa tau dia berubah beneran" batin Maureey memastikan.

Geng Anttraks dan geng Cherry pun makan bersama. Tanpa sadar bel masuk sudah berbunyi. Dan mereka memutuskan untuk pergi ke kelasnya masing masing. Geng Anttraks berada di kelas XI IPA 1 sementara geng Cherry berada di kelas XI IPA 2. Ya ,, kelas mereka bersebelahan.

***

Geng Anttraks pun menuju ke kelas XI IPA 1. Geng Anttraks memang selalu mengikuti pelajaran saat jam istirahat sudah selesai. Selebihnya saat pelajaran pertama geng Anttraks bolos dan menghabis kan waktunya ke rooftop untuk merokok atau hanya tidur tiduran.

"Wehh bro,, rencananya mau lo apain tu cewek?" tanya Fano kepo.
"Kepo aja deh lo!!" balas Ravero cuek.
"Cerita napa? Kita kita sebagai temen lo itu kudu tau!! Siapa tau kita kita bisa bantuin lo bikin rencana yang bagus" sahut Gamaleon skaktis.

"Oke oke gue cerita. Gue bakalan coba deketin Maureey sampek dia jatuh cinta sama gue. Dan kalo Maureey udah jatuh cinta sama gue banget. Disaat itu gua bakalan jatuhin dia" ucap Ravero penuh percaya diri.

"Wahh,, kejem bener loh. Ngalahin kekejaman tuan krabs sama karyawannya di krusty krabs tau gak" balas Fano yang mulai alay.
"Loh yakin mau lakuin itu. Kalo iya dia yang jatuh cinta, lah kalo lo yang jatuh cinta benaran gimana?" sahut Nando.

"Yah kagak mungkin lah. Selera gue itu yang anggun, berwibawa, kayak Cherry. Mana mungkin gue suka sama cewek tomboy kayak dia. Judes lagi" balas Ravero dengan kekehannya.

***

Tak terasa bel sekolah telah berbunyi. Seluruh murid GHS pun berhamburan keluar untuk menuju ke rumah masing masing. Tak luput juga Cherry and the geng yang ingin pulang kerumahnya masing masing.

"Guys, gue pulang dulu yah. Soalnya mama tadi nelfon suruh gue ke butik" ucap Cherry sambil menuju ke mobil Marsedes benz nya.

"It's okkay Cherry!!" ucap ketiganya.
"What the hell!!!??" ucap Maureey dengan meninggikan suaranya.

"Apaan sih lo Rey, ngagetin aja lo" ucap Carra.
"Ho oh ,, bikin kita kaget aja tau gak" imbuh Laura lagi.
"Emang kenapa sih Rey kok lo teriak teriak??" sahut Cherry menambahi.

"Guys liat dehh, kok ban motor sekuter gue kempes yang belakang. Perasaan tadi pas gue berangkat gak kempes deh" ucap Maureey bingung.

Yah memang Maureey jika pergi kesekolah membawa motor jadul yaitu sekuter. Dia lebih seka membawa sekuter ke sekolah karena menurutnya sekuter itu jauh lebih praktis katimbang mobil. Bisa saja dia membawa mobil lamborgini ke sekolah. Tapi menurutnya itu terlalu berlebihan karena usianya yang belum menginjak 17 tahun.

"wahh,, lo pulangnya jadi gimana Rey. Gua harus buru buru ke butik" ucap Cherry tak enak pada Maureey.
"Wah iyah juga Rey. Gue sama Laura udah janjian jam  3 sama anak anak cherrs. Dan sekarang udah jam setengah tiga" sahut Carra tak enak juga.

"Udahlah guys, gue kan bisa nyuruh pak Tono buat jemput gue. Jadi sans ajalah." ucap Maureey santai.
"Yah udah deh Rey ati ati nunggu pak Tono nya. Sorry gue gak bisa temenin lo nunggu" usap Cherry minta maaf.
"kita kita juga yah Rey, sorry" sahut Laura dan Carra bersamaan.

"udah udah ,, mending sekarang kalian pulang. Keburu telat kalian. Gapapa gue di sini aja . Lagian sekolah juaga masih rame kok" sahut Maureey meyakinkan.

"yaudah Rey. Bye bye" ucap ketiganya sambil melambaikan tangan.

Maureey pun mencoba menelpon supirnya itu . Tapi sudah berulang kali dia meneponnya tapi tak kunjung diangkat juga.

"ini pak Tono kemana siihh ?? Lah gue di jemput siapa ?? Masa iya kudu jalan kaki dari sekolah sampek rumah ?? Bisa gempor dong kaki gue ??" kesal Maureey sambil menghentak hentakkan kaki nya ke tanah.

Di sisi lain . . .

"good ,, rencana gue berhasil. Selamat menikmati permainan selanjutnya Maureey. " ucap laki laki itu sambil mengeluarkan senyum miringnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Shadow Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang