CHAPTER 1

7 1 0
                                    


"Hai Gamaleon" sapa Cherry dengan senyumnya yang menawan.
"Hai juga Cherr" jawab Gama dengan senyum manisnya yang amat menawan.

"Cherr,, kenapa lo malah nyapa Leon ? Kan yang disini tunangan lo kan gue ?" ucap Ravero dengan suara dinginnya.
"Lo apaan sih Vero. Gue udah pernah bilang kalo gue gak pernak suka sama lo. Jadi terserah lah gue mau nyapa siapa" balas Cherry meninggikan suaranya.

"Udahlah Cherr,, jangan ribut di sini. Kan gak enak dilihatin anak anak se antero sekolah" ucap Maureey menyertai.
"Apaan sih lo Rey,, ini urusan gue sama dia yah. Jangan mentang mentang gue tunangannya dia bisa seenaknya aja sama gue." ucap Cherry tajam.
"Dan satu lagi, hubungan kita ini itu cuma sebatas status gak lebih Vero. Lo itu cuma numpang nama sebagai tunangan gue, gak lebih. Camkan itu Vero" ucap Cherry meninggikan suaranya.

"Lo berani sama gue Cherr?? Apa lo gak tau siapa gue ?? Gue bisa dapetin apa yang gue mau termasuk lo sendiri!!" balas Ravero tak kalah meniggikan suaranya.
"Bahkan dengan uang yang gue punya gue bisa beli harga diri lo Cherr!!" tambah Ravero sambil tersenyum miring.

"Bugghhh"

Maureey meninju perut Ravero dengan cukup keras. Dia tidak dapat mengontrol emosi karena tidak suka sahabat karibnya di hina.

"Jaga ucapan lo yah Vero!!! Gue gak suka lo ngomong seenak jidat lo aja. Apa lagi ini menyangkut harga diri sahabat gue!!!" ucap Maureey menaikkan 8 oktaf suaranya.

Ke dua teman maurey dan ke tiga teman Ravero mematung melihat percakapan itu. Sementara Cherry terdiam sambil menangis tersedu-sedu.

"ohh,, ternyata lo juga mau ikut campur urusan gue ??" ucap Ravero sambil tersenyum miring.
"Iya, emang NGAPA HAH ?? balas Meureey mulai jengah.

"Nih cewek berani banget nge bentak seorang Ravero. Hmmm,, liat aja apa yang terjadi selanjutnya maureey" batin Ravero.

"Cabut guys !!!" ucap Ravero menyuruh geng Anttraks cabut dari situ.

"Cherr,, jangan dimasukin dalam hati yah ucapan dia tadi" ucap Maureey dengan lembut.
"Hmm,, iya Rey. BTW makasih yah udah ngebelain gue tadi" jawab Cherry dengan tersenyun sendu.
"Iyah iyah. Kan lo sahabat gue dari kecil. Jadi kita itu harus sama sama saling ngebela cherry" ucap Maureey dengan tulus.

"Eeh eeh Rey. Kayaknya lo harus hati hati di hari selanjutnya deh. Soalnya tadi pas gue liat mukanya Vero dia itu lagi senyum miring gitu. Gue yakin kalo Vero gak bakalan tinggal diem sama bentakan lo tadi" ucap Carra.

"Wahhh,, bener banget tuhh. Ihh ,, gue jadi begidik ngeri nhe bayanginnya" balas Laura sambil ketakutan yang di buat buat.

"Gue sih bomat aja. Gue gak takut sama mereka. Lagian kita juga sama kayak mereka kan . Sama sama makan nasi" jawab Maureey enteng.

"Yaudah lah yuk ke kelas 5 menit lagi masuk" ucap Cherry yang dari tadi diam.

"kuy lah" jawab Maureey,Laura, dan Carra bersamaan.

***

Di sisi lain Revaro dan kawan kawan sedang sedang merokok di rooftop kecuali Gamaleon, karena dia anti dengan rokok. Sementara yang lain sedang tidur tiduran di sofa yang mereka bawa sendiri dan meletakkan nya di rooftop untuk jaga jaga jika bolos.

"Wehh bro,, tuh cewek tomboy berani banget yah ngebentak lo tadi. Gue aja ampek takjub sama tuh cewek. Ya gak nan ? " ucap Fano antusias sambil menoleh ke Nando yang sedang menghisap putung rokoknya.
"Hmmmm,," jawab Nando singkat.
"Ahh lu mah kalo di ajak ngomong ngirit mulu. Berasa ngomong sama kerangka tengkorak di lab kimia ini mahh" jawab Fano dengan memajukan bibirnya.

"Gue bakalan bikin tu cewek menderita fi sekolah ini" ucap Ravero sengan smirk nya.

"Hehh?? Lo bakal apain dia ?" bala Fano kepo.
"Pokoknya gua akan biarin dia hidup dengan tenang di sekolah ini. Bisa bisanya seorang Ravero dibentak ?? Ini sih namanya penghinaan. Dan bakalan gua pastiin dia gabakalan betah sekolah di sini lagi" ucap Ravero antusias.

"Tapi bro,, apa lo gak terlalu kejam sama tu anak. Dia kan cewek bro!!" ucap Loen yang dari tadi hanya menyimak penbicaraan.
"Gua nggak peduli. Salah sendiri dia urusin urusan gue sama Cherry. Apalagi pakek ngebentak lagi. Muka gue mau taro dimana??" balas Ravero meninggikan suaranya.

"Apa lo seneng yah gua dibentak sama tu anak biar gua malu??" ucap Ravero sinis.

"Kok lo sensitif banget sih Ro. Gue kan cumak ngingetin" jawab Leon dengan senyuman tulusnya.

"Udah-udah cukup. Gua gak mau liat kalian depat terus kagak ada ujungnya" ucap Nando jengah.
"Wehh,, tumben lo ngomong banyak Nan. Biasanya saru kata dua kata doang!! Kesambet apaan lo ?" ucap Fano begidik ngeri.

"Apaan sih lo. Oh ya Ro, rencananya mau lo apain tu cewek?" ucap Nando penasaran.
"Kita lihat aja nanti apa yang bakalan terjadi sama tu cewek" balas Ravero dengan senyum miring nya.

The Shadow Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang