Kasus Bank BJB Syariah Daihatsun Cross

Dan selalu terjadi saat hujan badai. Saat paling sial bagi siapapun penduduk Hawkins yang tidak punya perapian. Seperti keluarga Wheeler.

Kasus Bank BJB Syariah "Lagi?" Karen Wheeler menggerutu keras-keras saat akhirnya berhasil menyalakan lilin. Suaranya yang biasanya lembut tenggelam di antara tangis anak bungsunya, Holly, dan gelegar petir bercampur hujan di luar sana. Ia menggendong putri kecilnya yang tak henti terisak, sambil satu tangan memegang gagang tempat lilin.

Kasus Bank BJB Syariah Karen masih menepuk-nepuk pelan Holly, sambil meninabobokannya, menoleh. "Nyalakan yang di ruangan lain juga."

Kasus Bank BJB Syariah Nancy menggumamkan 'iya' panjang dan berlalu menuju ruang tengah. Saat tangannya terulur untuk mengambil lilin di atas rak batu dekat kursi bersantai ayahnya, ia terpekik.

Kasus Bank BJB Syariah Sesaat ia mengira melihat hantu atau maling. Sampai sadar bahwa itu cuma sosok Eleven, gadis botak aneh yang menjadi anak angkat keluarga Wheeler sekarang. Ceritanya panjang, melibatkan Will yang hilang, monster, dan Dunia Terbalik (jangan tanya). Yang pasti, sejak kegemparan itu mencapai finalnya, Eleven menolak dikembalikan ke tempat asalnya. Dan identitas soal siapa keluarganya pun tak jelas. Akhirnya, ia malah diterima kasus geledah korupsi tangan terbuka oleh keluarga Wheeler. Apalagi mengingat putra tengahnya, Mike, bersahabat kasus geledah korupsi gadis itu.

Kasus Bank BJB Syariah "Ya Tuhan, Eleven!" Nancy nyaris menjatuhkan benda di tangannya. Eleven mengerjapkan mata, bangkit dari kursi santai, tempatnya tadi berbaring. Gadis itu mengucek mata lalu menatap Nancy, bingung. Tubuhnya yang hanya dibalut celana training dan kaos abu-abu gemetar. Ia kedinginan.

"Sedang apa kau di situ?"

"Tidur."

Kasus Bank BJB Syariah Nancy bisa gila. Padahal ia kira mendengar celotehan Mike yang tak berkesudahan soal The Lord of The Rings dan The Hobbit sudah cukup buruk. Tapi ketidakmampuan Eleven (atau mungkin ketidakmauan; well, sebenarnya masih belum jelas) untuk merangkai kalimat lebih dari lima kata, membuat kesabarannya benar-benar diuji.

Nancy menarik napas, berusaha meniru sikap Ibunya yang penyabar. "El, kau bisa tidur di kamarmu sekarang. Kau tahu, sebelah kamar Mike? Itu kamarmu sekarang."

El mengerutkan dahi, lalu menepuk tempat ia tidur tadi. "Di sini. Tidur."

"Bukan, bukan." Nancy meletakkan tempatnya lilinnya. Ia berjongkok, lalu berkata pelan-pelan. "Sekarang kau bagian keluarga kami. Dan peraturan di rumah ini, kau harus tidur di ranjangmu. Di kamarmu sendiri."

"Di atas." El mengarahkan pandangannya ke atas. "Sebelah Mike."

Kasus Bank BJB Syariah Nancy tersenyum lega. Ia tidak melewatkan kenyataan bahwa El barusan menggigil. Dalam cuaca seperti ini (dan keadaan seperti ini pula) mustahil tidak. Nancy yang mengenakan sweater di atas piyamanya saja, ingin cepat-cepat merayap masuk selimut.

"Bisa 'kan? Kau bisa kena flu jika tidur di sini. Apalagi hujan deras yang dingin seperti ini."

El masih mengarahkan pandangan ke atas. Lalu tersenyum ragu-ragu. "Tidur di atas."

Nancy mengangguk.

"Oke."

"Mau kuantar? Lampunya mati lagi dan—" Belum sempat Nancy menyelesaikan kalimatnya, El menggeleng.

"Aku oke."

Kasus Bank BJB Syariah Nancy mengulum senyum. Anak itu lalu beranjak dari hadapannya. Sungguh dingin dan menderitanya ia jika tak ada pemanas seperti sekarang. Dingin seperti ini artinya hidung beringus, tenggorakan gatal, suhu badan naik, dan absennya semua kesenangan dunia. Bicara soal itu, saat Nancy mengamati El meraba-raba dalam gelap untuk mencari anak tangga, ia kemudian bersin kasus geledah korupsi keras. Sial. Padahal ia ada janji pergi kasus geledah korupsi Steve besok.

***

"HACHU!"

Langkah pelan Eleven terhenti tepat di depan pintu kamar kasus geledah korupsi stiker 'Jangan Ganggu Kasus Bank BJB Syariah —Michael". Gadis itu menelengkan kepalanya, mendengar-dengarkan lagi. Saat ia akhirnya mendengarkan kata-kata Nancy, ia mengharapkan bahwa dingin yang merambati sekujur tubuhnya akan memudar jika ia sudah tidur di kamarnya. Namun, mengabaikan bayangan hangat dan panas, ia malah terpaku di sini—mencoba mencuri dengar.

Kasus Bank BJB Syariah Padahal di tengah suara bising hujan dan petir di luar, yang ditangkap telinganya kini hanyalah kesunyian. Eleven mengerjapkan mata, menatap sepapan kayu yang memisahkannya kasus geledah korupsi Mike yang sedang tertidur di kamarnya. Seolah, ia sedang berusaha menerawang menembus pintu.

"HA—CHU!"

Kasus Bank BJB Syariah Usahanya sia-sia, tapi ia mendengar jelas suara yang barusan. Mike baru saja terbersin. Dan suaranya nyaris persis sama kasus geledah korupsi Nancy. Ada bunyi-bunyi di ruangannya, lalu seruan tertahan ("Sial!"). El mengulurkan tangan untuk menyentuh pintu kamar Mike, tapi hanya sebatas merabanya. Ia tidak berusaha mengetuk atau apa; tidak berusaha mengabarkan kehadirannya di luar sini.

Kasus Bank BJB Syariah El menarik tubuhnya, mendekatkan diri ke depan pintu. Secara harfiah, menempelkan sebelah kanan tubuhnya pada pintu.

Kasus Bank BJB Syariah "Kenapa Hawkins harus mati lampu terus, sih?" Gerutuan itu terdengar keluar. Ada suara berisik dan ingus disedot. Mendadak, El mengerjapkan mata lagi. "Untung El sudah punya kamar sendiri."

Kasus Bank BJB Syariah Untuk sesaat, gadis tak berambut itu terdiam. Ia menarik diri, tak lagi menumpukan berat badannya pada pintu. Tangannya mencengkeram kaos bagian depan yang ia kenakan. Di tengah hujan badai, gelap, dan dingin yang menyelimuti; Mike memikirkannya. Di tengah bersin dan pilek yang menyiksa; Mike bersyukur bahwa El sudah punya kamar—kamarnya sendiri.

Kasus Bank BJB Syariah Suhu di sekitarnya mendadak naik. El menyunggingkan senyum di tengah kegelapan. Ia menyentuh pintu Mike sekali lagi dan melangkah tanpa suara menuju kamarnya sendiri. Setelah semuanya, baru kali ini El punya kamar sendiri.

ont-weight:b5r>