Chapter 1

1.6K 252 63
                                    

Cerita yang diperuntukkan untuk kagamiyoneko , sekalian bayar utang. /lari

Bau daging terbakar memenuhi udara, jerit tangis merayap menusuk telinga. Sasuke memandang tubuh-tubuh bagai arang yang bergelimpangan kehilangan nyawa.

Di antara reruntuhan dan kobaran api yang menjilat bangunan dan daging tak bernyawa, manusia-manusia yang masih hidup berjalan tak tentu arah. Banyak yang keadaannya tidak lebih baik dari yang mati, hanya pancaran mata penuh kebingungan dan ketakutan yang menandakan mereka hidup. Sasuke tengah melihat bukti kemampuan manusia untuk memusnahkan kaum mereka sendiri, dan dalam prosesnya, membawa kehancuran yang tidak dapat mereka tangani.

Sasuke menarik diri masuk ke dalam hutan, meninggalkan tempat tinggal manusia yang kini porak-poranda akibat perang. Dari balik kimononya, dia menarik topeng hitam berparuh panjang yang bagai menatapnya kosong. Begitu topeng itu menyentuh wajahnya, dia merasakan aliran cakra yang langsung menghilangkan wujud manusia Sasuke.

Sepasang sayap hitam keluar dan membentang dengan anggun dari punggungnya. Melebar berlatar langit malam yang kini merah akibat api yang belum juga padam. Kuku jarinya mulai memanjang, membentuk cakar hitam tajam. Di sabuk kimononya muncul sebuah Kongōzue –tongkat-- dan Tachi (pedang) berukir rumit. Di kedua benda itu sama-sama tampak simbol kipas merah tunggal di gagang. Persis sama dengan Hauchiwa –kipas-- yang muncul di tangan kanan Sasuke sekarang. Benda-benda yang selalu melekat padanya yang merupakan seorang tengu.

Dalam wujudnya ini indra Sasuke menjadi semakin tajam. Tangisan, jeritan dan panggilan putus asa terdengar dari arah pemukiman manusia. Bom yang dihadiahkan musuh, bukan hanya memusnahkan manusia, namun yokai –siluman-- tidak terlepas ledakan itu. Dari mata hitam di balik topengnya, terpantul api biru dan merah tua yang membumbung ke langit, arwah dari para manusia dan yokai yang meregang nyawa.

Sasuke mulai merentangkan sayap, bersiap terbang untuk meninggalkan tempat yang tidak lagi layak untuk ditinggali. Entah manusia sadar atau tidak, senyawa racun radioaktif telah terlepas bersama ledakan. Bukan hanya akan membunuh manusia perlahan, namun juga akan berpengaruh juga pada yokai sepertinya.

Belum sempat Sasuke mengepakkan sayap, dia merasakan tarikan di pergelangan kaki. Dia melihat makhluk kecil berwarna hitam dari ujung rambut hingga ujung kaki, hanya mata birunya yang mengintip dari tubuh penuh jelaga.

Iris biru menatap Sasuke berkaca-kaca, memohon pertolongan yang enggan dia tawarkan. Dilihat sekilas, dia tahu makhluk yang kini tertelungkup sambil memegang kakinya ini pastilah sejenis yokai, mungkin jenis Inu atau Kitsune jika melihat dari ekor yang menyembul di pinggang anak ini.

Orang tuanya mungkin telah tewas, karena mereka tidak mungkin hampir tidak mungkin seorang yokai meninggalkan anak mereka sendiri. Terlebih, mendapatkan seorang anak di antara siluman begitu sulit. Mungkin itu keadilan dari dewa untuk umur mereka yang panjang.

"Lepas." Bukannya melepas, makhluk itu malah semakin erat memeluk pergelangan kaki Sasuke.

"Terserah" Sasuke mengepakkan sayap yang membuat tubuhnya terangkat ke angkasa. Dia kira makhluk itu akan melepas kakinya, namun dia salah. Yokai kecil itu tetap menggantung di kakinya.

Masih enggan mendapat beban yang tidak perlu, Sasuke terus mengepakkan sayapnya hingga menembus awan. Dia terbang ke arah barat, di mana ada hutan Konoha yang menungu. Sebenarnya Sasuke enggan kembali dan meninggalkan hutan di pinggiran Nagasaki yang telah menjadi rumahnya selama seabad ini. Namun, tinggal juga percuma, tempat ini telah menjadi kuburan bagi manusia ataupun yokai sepertinya. Pulang ke tempat kelahirannya adalah pilihan terbaik saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TENGU (PsueCom Callange)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang