1. Pamit

163 10 0
                                    

(Male and female)

Menjelang hari kepergiannya menuju karantina, Salwa masih sulit melepaskan teman-teman, kerabat dan sekolah tempatnya menunjang banyak kenangan.

Kenapa harus pergi? Kalimat itu meresahkannya.

Bertepatan dengan hari itu, hari dimana Salwa melepas tangis haru baru. Suasana di kelas tak mencerminkan bagaimana biasanya. Semuanya diam. Gadis itu menjangkal rasa sedih dengan ucapan;

"Aku akan pergi untuk Karantina. Hanya dua bulan. Study ini cuma untuk menambah rekor pengetahuan agar aku bisa masuk Universitas puncak tinggi. Aku harap doanya, dari kalian semua."

Dengan senyum mengembang, Salwa pun keluar dari kelas menuju pintu gerbang. Semakin jauh, makin jauh. Teman-teman Salwa memperhatikan langkahnya.

Di dalam bus menjelang keberangkatan, Salwa menoleh sekali lagi. Keadaan di sekitar lapangan tampak sepi, Salwa tersenyum. Dan tak lama, Bus berangkat menuju tujuan.

****

Dalam jangka waktu dua jam, Bus milik sekolahnya tiba pada sebuah tempat yang menurutnya; 'Ini adalah Singgasana'. Tiba-tiba saat Salwa turun, berjajar mata tertuju pada gadis itu. Bukan salahnya, bukan tebar pesona. Hanya kerlingan biasa yang dilihay banyak orang.

Tiba semua berkumpul, asing tanpa tanda kenal. Ada Salwa juga di dalamnya. Milyaran siswa-siwi dari berbagai sekolah menggretakkan hatinya beruntun. Cantik itu bukan dia, punya tubuh indah juga tidak. Hanya satu tekad dan IQ nya yang dimiliki oleh gadis itu.

Beberapa jam dalam kepenatan, teman-teman baru Salwa sedang duduk di kantin Asrama. Keadaan mulai mengkhawatirkan. Kegerahan mulai di rasakan. Dan Salwa segera ke kasir untuk membayar minumannya.

"Apa yang akan kita lakukan sehabis ini?!" Tanya mereka tanpa ada Salwa di situ.

"Emang apa?!"

"Tentang kelompok? Sudah mencatat nama mereka?"

"Belum."

"Kalau belum, lakukan."

"Siapa?!"

"Salah satu di antara kita."

"Aku?!"

"Boleh, kalau mau."

"Nggak, aku ngga mengajukan diri. Salah satu dari kalian aja."

"Enggak ada yang mau, semuanya sibuk."

"Termasuk kamu? Kalau ngga bisa kenapa tak suruh orang lain aja. Masih banyak anggota kita."

"Tapi siapa?"

Mereka diam sebentar, memikir. Ada yang meneguk air sebanyak-banyaknya. Bingung sampai akhirnya..

"Biar aku yang lakukan!"

••••

****




Salam kawan.
Cerita ini ngga segaja nemplok di pikiran aku. Lewat gitu aja kayak bohlam yang menyembul di atas kepala.

Cling..

AHA..

Gitu!

Smoga suka ya. Sori kalo ada typo, karena ini memang iseng bikinnya.
Vommentnya ya:?
Lafyu

Peka Dikit Salwa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang