Satu waktu, ketika orange mewarnai langit senja dengan indahnya, dan aku meminum secangkir teh pahit untuk menikmati waktu luang.
Rindu mengentuk pintu, dan masuk tanpa menunggu ijinku.
"Kamu di mana? Aku rindu."
Kuraih ponselku dan kubuka sosial media milikmu. Anehnya, tak dapat kutemukan setelah beberapa hari ini.
"Kamu kemana?"
Aku tak habis pikir, bagaimana mentariku lenyap sebelum senja berakhir. Hilang bagai misteri, yang tak pernah dapat kumengerti.
Satu waktu, seorang teman baikmu menunjukan akun sosial mediamu padaku. Kamu di sana, tersenyum ringan tanpa dosa bersama seorang gadis ayu yang menatapmu manja.
Aku terbatu, kehabisan kata-kata. Mungkin, aku salah.
Satu waktu, ketika orange mewarnai langit senja dengan indahnya, dan aku meminum secangkir teh pahit untuk menikmati waktu luang.
Aku berkata dalam hatiku, "Mungkin ini waktunya menyerah sayang." Yap. Hadapilah kenyataan sesegera mungkin.
Cangkir tehku yang telah kosong pun kembali terisi air asin dari kedua sudut mataku.
-Soa
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
PoetryUntuk kalian yang merasa sakit karena patahnya sebuah hati. Dari kami, Peri, Soa, dan Na.