BAB 1

39 7 3
                                    

Seorang gadis berlari sekuat tenaga sampai angin menerpa rambut brunettenya hingga menghancurkan tatanan rapi rambutnya. Dengan nafas yang memburu, akhirnya ia sampai di depan pintu gerbang sekolah yang hampir tertutup.

"EHHH TUNGGU-TUNGGU" Gadis itu mengatur nafasnya.

"EEE, ASTAGFIRULLAH" Laki-laki berperawakan tinggi dengan kulit kecoklatan dan rambut coklatnya yang sedikit berjambul terperanjat saat ingin menutup pintu gerbang sekolahnya.

"Jangan ditutup dulu dong, gua kan udah cape-cape lari sampe—" Seolah teringat sesuatu gadis itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan ia melihat pantulan dirinya dari layar ponselnya "ALLAHUAKBAR RAMBUT GUA!" Pekik gadis itu kencang.

Dengan spontan laki-laki yang di depannya menutup telinga, mendengar suara melengking dari gadis di depannya.

"Lu anak baru ya?" Laki-laki itu meneliti penampilan gadis di depannya yang memakai seragam SMP.

"Ini SMA coy, kalo SMP disebelah. Masa sekolah sendiri lupa"

"Lah goblok! Orang gua mau sekolah disini. Minggir lu woi" Gadis itu mendorong tubuh laki-laki itu dan masuk ke area sekolah barunya.

"Woi astagfirullah! Gua nyangsang, tolong!" Laki-laki yang terdorong itu pun jatuh terduduk, ia berteriak sambil mengelus bokongnya yang malang.

"Yhaaa!! Mampus!!" Teriak gadis itu yang sudah jauh di mata.

"Liat aja nanti, tunggu pembalasan a'a Billy" Gumam lelaki bernama Billy itu sambil tersenyum miring.

- Vierra-

"Seluruh peserta MOS diharapkan kembali ke kelas yang sudah ditentukan" Ucap seorang guru sebelum mengakhiri upacara pembukaan MOS.

"Ga berfaedah. Bodo amat" Karena merasa tidak berguna gadis itu lalu memisahkan diri dari barisan dan beralih menuju kantin.

"Bu, es teh manis satu" Gadis itu menggebrak pelan etalasi penjual minuman.

"Ya Allah neng, pelan-pelan dong. Spot jantung nih udah tua"

"Eheheh iya maap"

Sambil menunggu es teh manis pesanannya datang gadis itu duduk di kursi panjang kantin yang cukup sepi matanya mengamati sekeliling kantin sampai pandangnya terhenti saat melihat asap rokok yang mengepul di sekeliling kumpulan laki-laki berseragam putih abu-abu.

"Wah kacau!" Gadis itu bangkit dari duduknya menghampiri sekumpulan laki-laki yang memunggunginya.

"WOY, BUTA YA LU SEMUA?! GA BISA BACA TULISAN DILARANG MEROKOK SEGEDE GITU APA?!" Dengan berapi-api gadis itu menggebrak meja kantin.

Sekumpulan laki-laki itu sontak terlonjak kaget melihat kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba menggebrak meja. Saking terkejutnya sampai ada yang menyemburkan minumannya.

"Nggak, blur" Laki-laki bername-tag Dezan Al Malik menjawab sekenannya.

"MUKA LU BLUR!! UDAHLAH SUSAH NGOMONG SAMA ORANG KAYA LU" Gadis itu lalu berbalik dan meminum es teh manisnya yang telah jadi secara brutal.

"Nih bu ambil aja kembaliannya" Gadis itu mengeluarkan selembar uang dua ribu dari sakunya lalu buru-buru pergi dari kantin.

"Lah neng, orang harganya goceng!" Teriak bu kantin ia berlari kecil mengejar gadis itu.

"Lah emang iya? Yaudah nih" Gadis itu berbalik dan menyodorkan uang lima ribu rupiah lalu pergi dari kantin.

-Vierra-

Gadis itu berjalan dengan santainya melewati beberapa kelas sambil sesekali melirik ke dalam kelas yang dilewatinya. Seketika langkahnya terhenti saat ia teringat sesuatu.

"Oh iya, kelas gua dimana ya?"

Gadis itu melirik kesekeliling lorong sampai pandangannya jatuh pada mading yang berada di belakangnya. Gadis itu mendekati mading dan mencari namanya di daftar nama.

Arabella Netaya
X Ipa 3

"Alhamdullilah ada nama gua. Kirain gua salah masuk sekolah" Gadis yang kerap dipanggil Ara itu tersenyum puas setelah tau namanya terdaftar di sekolah ini. Ara mencari kelasnya dan ternyata kelasnya berada tepat disebelah mading.

"Anjir, ini mah kelas gua"

Ara mendekati pintu lalu menempelkan telinganya di pintu itu sambil bersandar

"Hm...gua mendengar suara-suara—"

Ceklek

BRUKKK

"ADAW, ANJING! SIAPA SI YANG BUKA PINTU?!" Maki Ara yang telah jatuh tersungkur di lantai.

"Anak baru? Dari mana aja?"

.

VIERRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang