Ramalan

43 1 0
                                    

Konon katanya Bandeng Bondowoso telah meramal bahwa ada Jonggrang dari masa depan yang minta dibawakan candi. Ramalan itu jatuh kepada sampean, Kanjeng Putri Ara Jonggrang. Pesan dari mas Bandeng Bondowoso cuma gini;

“Nanti candi yang saya bangun akan membawa memori-memori kecil menembus dimensi waktu, itu monumen kekuasaan semesta. Kalau kalian mau mengingatnya sebagai sesuatu yang indah, ya silakan, kalau sebagai kenangan pilu, yo rapopo. Sing penting aku wis gawe, baik buruknya ya itu hak kalian.”

“Jujur dulu saya menyesal, hati saya dibutakan oleh cinta kepada bebeb Roro Jonggrang yang tak pernah saya miliki. Saya memaksa dan mencoba melawan logika. Harusnya saya bisa lebih sabar dan mengerti; walau sekuat apapun hati bilang ‘iyak’, tapi keadaan bilang ndak, toh kita bisa apa ? Ho'oh ra ? Le, semoga kamu ndak menyesal seperti saya dulu.”

Mas Bandeng juga sempat mengirimkan saya sebuah.. hmm.. puisi ? ndak tau saya itu puisi atau bukan, tapi sepertinya puisi deh.



Sebenarnya,
aku enggan menjadi Bondowoso,
walau kau Roro Jonggrang.
Rasa ini bukan candi,
yang dibangun hanya semalam.

Tak tega menuntut hati,
untuk dapat memiliki.

Rasa ini, wahai puan,
menolak ter-patung-abadi
di dinding sepi. Biarkan
hidup dalam relief memori.

Sebenarnya, saya ingin mengirim pesan balasan ke mas Bandeng, kira-kira begini “Iya mas, terima kasih, aku yo pernah ngono, puisi panjenengan yo apik, mas,” tapi last seen WA mas Bandeng lama betul; 16/06/819 SM.


























Seperti malam itu, pada akhirnya aku hanyalah purnama yang terenggut masanya oleh sang fajar; tak mampu membuktikan sinar sepenuhnya.
Fajar yang kau dambakan, selalu datang. Dan aku hanya tinggal kefanaan.
Karena, sekuat apapun intuisi ku meminta, semesta tak mengizinkan kita bersama, bukan ?”


- Bisik mas Bandeng yang disampaikan melalui suara tokek.

The Unfaedah Story : Bandeng Bondowoso & Candi - candianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang