12

104 57 8
                                    

"Lo ingat kan tempat ini Vi? Lo ingat kan sama balkon ini?" tanya Reza dan membuat Viola menatapnya.

Tatapan Viola berubah menjadi sendu. Dan ia langsung teringat akan sesuatu.

------------------------------

Author's pov

Jelas lah gue gak akan lupa tempat ini.  Batin Viola.

Reza menatap Viola yang sedang menunduk. Ia menghela napas dan menghembuskan nya kasar berusaha melepas rasa sesak yang timbul di dada nya.

"Oke, Vi. Gue tau gue salah. Seharusnya gue lebih peka sama lo. Seharusnya gue tau kenapa lo ngejauh selama ini dari gue."

Viola masih menunduk namun ia mendengarkan penjelasan Reza.

Melihat Viola yang diam dan tidak memberontak lagi membuat Reza semakin ingin mengatakan semuanya.
Menjelaskan semuanya dan berharap setelah nya ia akan baikan dengan Viola.

"Maaf... karena gue lupa sama janji gue. Maaf karena gue bukannya nemuin lo disini tapi malah ngobrol sama Tiwi di taman. Sekali lagi gue minta maaf."

Reza memberi jeda sebentar sebelum akhirnya ia melanjutkan lagi.

"Gue tau lo marah sama gue, lo kesal sama gue dan lo kecewa sama gue. Karena pasti lo mikir kalo gue lebih mentingin Tiwi daripada lo. Iyakan? Tapi..."

"Udah deh, gue males banget buat dengerin omongan lo," Viola memotong ucapan Reza.

Reza yang sedari tadi fokus pada kata-kata nya langsung kaget melihat Viola yang kini sudah menatapnya dengan tatapan menusuk.

"Tapi Vi... gue,"

"Udah deh Za, gue kan udah bilang. Gue males dengerin omongan lo. LO NGERTI KAN?!"

Reza semakin terkejut. Viola bahkan meninggikan suaranya dan masih menatap tajam ke arah Reza.

Reza berusaha meraih tangan Viola namun dengan cepat di tepis Viola.

"Gak ada yang perlu lo jelasin lagi. Semua udah jelas." ucap Viola dan langsung berlari meninggalkan Reza.

Sementara itu, Reza hanya mematung sesaat. Sebelum akhirnya ia berlari menyusul Viola.

Viola pov

Aku terus berlari. Berusaha menghindar dari Reza. Jujur, perasaanku sudah sakit waktu ia menarikku ke tempat itu. Tempat yang sudah lama ku hindari. Tempat yang membuatku sesak napas.

Aku berlari menuju kantin. Tidak berniat membeli apapun, aku hanya duduk di pojok kantin. Berharap Reza tidak dapat menemukan ku.

Namun, mataku langsung tertuju pada salah satu meja kantin. Di sana aku dan Reza sering menghabiskan jam istirahat untuk makan bersama.

Please Vi, jangan ingat hal itu lagi. Jangan bikin hati lo sakit lagi.

Aku hanya bisa mengusap dada ku yang terasa sesak.

"VI!! VIO"

Tiba-tiba ada yang memanggil namaku. Aku langsung mencari asal suara.

Mariska. Ia langsung berlari ke arahku. Mariska adalah teman sekelas ku.

"Kenapa Ris?" tanya ku

Mariska mengatur napas nya.

"Ris? Ada apa sih? Pake lari-lari segala lo," tanya ku lagi.

"Reza di bawa ke UKS." Ucap nya

"Hah?" aku terkejut namun sedikit heran.

"Tadi dia jatuh dari tangga Vi terus dia pingsan." ucap Mariska heboh

"APA!!??"

Tanpa pikir panjang aku langsung berlari meninggalkan Mariska. Sekarang yang ada di pikiranku hanya Reza.

Kenapa dia bisa terjatuh di tangga?

Gimana dia sekarang?

Za ... gue harap lo gakpapa.


Tbc

Nah kan, udah tbc aja :v

Kependekan ya? Wkwkk

Emang sengaja :v

Biar aja di gantung sampe sini *tawa jahat*

Btw, maaf ya karna aku ngaret banget up cerita ini ^^ ada beberapa faktor tapi Alhamdulillah udah di up chapter 12 walaupun pendek.wkwkk

Dan aku gak pernah bosan untuk berterima kasih ke kalian para readers yang mau meluangkan waktunya untuk read, vote dan comment.

Jika kalian masih mau membaca cerita ini. Tunggu chapter selanjutnya ya~

Aku gak janji buat up cepat tapi bakal aku usahain :)

Sampai ketemu nanti ~

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang