0

67 10 16
                                    

"Saat keserakahan menguasai segalanya, di saat itu pula suatu energi yang seharusnya menjadi satu harus terbagi."

"Energi itu hanya akan terbagi menjadi dua. Yaitu energi positif dan energi negatif."

"Seperti yang kita tahu, positif akan menjadi energi kedamaian sedangkan negatif hanyalah menimbulkan kehancuran."

"Hoaaaaaaaaaammm" uapan menjijikkan itu mulai terdengar.

"Ngemeng paan sih dia dari tadi?" keluhan juga semakin menyeruak.

"Gue tidur dari tadi."

"Jam berapa sekarang? Kapan pulang?"

Gue melihat ke arah guru sejarah gue. Dia terlihat menghembuskan nafas, menahan amarahnya.

Yah, sekarang memang pelajaran sejarah. Tapi mengapa guru gue membahas tentang energi? Memang topiknya melenceng, tapi gue cukup menyukai pembahasannya kali ini.

Di dunia ini memang hanya ada dua energi seperti yang guru gue sampaikan tadi. Dari mana gue tau?

Gue tau karna gue seorang indigo

Gue bisa merasakan energi setiap mahkluk (selain manusia) yang mendekati gue. Makhluk berenergi positif, membuat gue nyaman. Sementara makhluk berenergi negatif, akgghh gue tak tau bagaimana menjabarkannya.

Jika makhluk yang mendekati gue berenergi negatif, perasaan gue menjadi gelisah sendiri. Sering kali kepala gue terasa sakit bahkan sampai muntah-muntah.

Bel tanda pulang telah berbunyi. Gue yang tadinya melamun segera merapikan barang-barang gue dan bersiap untuk pulang.

Setelah berdoa, teman-teman gue segera keluar dari kelas dengan terburu-burunya. Gue mencoba untuk mengalah, dan membiarkan mereka keluar terlebih dahulu.

Bukannya gue tak ingin pulang, hanya saja gue takut. Takut apa bila, kelebihan yang gue punya akan keluar.

Jika gue berpapasan dengan makhluk selain manusia, bahkan bisa bersentuhan. Gue akan melihat masa lalu mereka. Walaupun tak semua masa lalu mereka menyeramkan, namun tetap saja itu membuat tak nyaman.

Jika gue bersentuhan dengan manusia, terkadang gue bisa melihat masa depannya. Gue pertegas lagi, terkadang. Hanya terkadang gue bisa melihat masa depannya. Kebanyakan masa depan yang gue lihat, saat dimana mereka mendekati ajalnya. Mengerikan bukan? Dan semua itu sangatlah mengganggu.

Gue tak takut kepada setiap makhluk (selain manusia) walaupun perawakan mereka menakutkan. Gue hanya takut dengan energi negatif dan residual energi yang mereka punya.

Residual energi adalah kumpulan memori dari masa lalu yang membentuk sebuah penampakan. Kerennya nih flashback gitu loh.

Keadaan itu membuat gue takut, panik, gelisah, pokoknya campur aduk deh. Untuk menghilangkan rasa itu, kerap kali gue harus menolong mereka.

Hampir semua makhluk (selain manusia) di sekolah ini pernah gue tolong. Jadi gue cukup mengenal mereka itu, seperti apa. Gue bahkan berpikir, lebih nyaman berteman dengan mereka dari pada dengan teman manusia.

Karna teman-teman gue (manusia) tak pernah menganggap gue sebagai temannya. Mereka selalu menganggap gue sebagai orang yang aneh, dari itu gue selalu terasingkan. Sementara teman gue (selain manusia) tak pernah menganggap gue seperti itu.

Gue Dewi Kaulan Dani.  Kaulan, yaitu gadis yang selalu di anggap aneh oleh teman-teman gue. Gue hanyalah gadis miskin yang mendapat keberuntungan bisa bersekolah disini, SMA Nusa Bakti.

Karna keadaan inilah gue selalu mendapat cibiran tak mengenakkan dari orang-orang. Selama gue sekolah gue selalu menjadi bahan bully-an dari teman-teman gue.

Gue tak pernah melawan bahkan melaporkan mereka. Toh ujungnya gue juga yang salah. Gue miskin, sementara mereka... Walaupun mereka yang salah mereka memiliki uang untuk menutupi kesalahannya.

Licik? Namun itulah teman gue. Uang dan kehormatan masih menjadi prioritas di sekolah gue. Sampai-sampai keadilan dan harga diri terlupakan.

Inilah kehidupan gue sebagai seorang indigo. Berat, rumit, dan membingungkan. Tetapi gue ikhlas menjalaninya.

🍁/ past
🌸 /now
🌺/future
🍃/author side

Who Knows I'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang