6

52 6 4
                                    


"Oh Kaulan, sini duduk." gue langsung menuruti perintahnya untuk duduk.

"Ada apa ya, Bu?"

"Kamu sudah tau kalau camping akan diadakan dalam minggu ini?" Gue mengangguk meng-iyakan pertanyaannya.

"Kamu ikut kan?" Gue hanya diam. Gue berpikir beberapa saat.

"Ibu ngerti kekhawatiran kamu. Tapi kamu tau sendiri kan ulah Bayu. Karna dia, sekolah kita dikenal sebagai sekolah yang buruk."

"Seperti yang kita tau, camping ini diadakan untuk mengurangi pergaulan bebas. Persentase anak yang ikut akan di periksa langsung oleh menteri pendidikan. Kalau masih ada anak yang tidak ikut, semakin buruk juga presepsi masyarakat akan sekolah kita." 

"Mereka pasti mengira kami membebaskan pergaulan kalian. Jadi mau ga mau semua anak harus ikut. Tak terkecuali Bayu dan kamu."

Kok gue sih?

"Pasti ada biayanya kan, Bu. Saya ga mau jadi beban untuk kakak saya."

"Tahun lalu kamu sudah ga ikut, Kaulan. Ibu tak ingin membeda-beda murid sebagai wali kelas kamu. Lagi pula kakak kamu sudah menyetujuinya."

"Kapan?!" Gue mulai panik

"Tadi kakak kamu sudah ke sini. Dan kakak kamu setuju kamu ikut." gue terdiam. Beberapa detik kemudian bel tanda masuk berbunyi.

Jadi surat panggilan waktu itu, untuk acara camping ini. Hmm

"Pikirkan baik-baik, Kaulan. Demi sekolah kita. Sekarang kamu balik ke kelas. Nanti, pulang sekolah kamu ke ibu lagi."

"Baik bu." setelah itu gue keluar dari ruang guru.

"Sekolah apaan sih ini?! Masa iya harus ikut begituan. Bukan gue banget." gerutu gue sepanjang jalan menuju kelas.

Saat gue hampir sampai dikelas, gue melihat Bayu. Kebetulan gue berjalan dibelakang, tanpa disadari olehnya. Bayu berjalan sendirian namun ada seorang 'murid' perempuan yang mengikuti di belakangnya.

Yah murid itu hantu. Jelas sekali dari wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang sedikit transparan. Saat dia melewati tubuh Bayu, gue lihat Bayu memegang tengkuknya.

Energi hantu itu tidak jelas, apakah dia positif atau negatif gue tak bisa merasakannya. Saat Bayu memasuki kelas hantu itu pun mulai meninggalkannya.

Gue hanya berharap hantu itu tak akan berbuat yang macam-macam kepada siapapun. Saat gue ingin mengikuti kemana hantu itu pergi, guru pengajar gue sudah datang. Jadi gue memutuskan untuk masuk kelas.

🌸🌸🌸

Setelah pulang sekolah gue langsung menemui wali kelas gue. Gue sudah memikirkan ini matang-matang. Gue telah memutuskan bahwa gue akan mengikuti camping gila ini.

Wali kelas gue tersenyum lega setelah gue mengatakan bahwa gue ikut. Lalu dia menyuruh gue untuk segera pulang.

Sebenarnya gue takut mengikuti camping itu. Di siang hari gue tak  masalah dengan keberadaan mereka. Tapi di malam hari, memikirkannya saja membuat gue pusing.

Di malam hari, hantu yang keluar kebanyakan berenergi negatif. Sering kali gue merasa pusing dan mual saat berada di dekat 'mereka'. Kalau energi negatifnya terlalu besar, tak jarang gue pingsan bahkan bisa sakit berhari-hari.

Gue juga tak mau menyusahkan mba Airin. Selama ini, gue cuma jadi beban untuk dia. Gue jadi takut untuk pulang.

Gue memutuskan untuk duduk di kursi penonton lapangan basket. Gue hanya menatap megahnya sekolah ini. Lama-lama gue malas sekolah di sini. Kalau saja bukan karna mba Airin, gue ga bakal mau sekolah di sini.

Sekolah ini cukup populer, dan banyak diminati oleh masyarakat. Nilai di sekolah ini tidak main-main. Hanya saja kedudukan uang juga tidak main-main. Ga adil memang, tapi mau gimana lagi. Gue cuma punya otak untuk bertahan disekolah ini.

Cukup lama gue duduk di sini. Sampai gue lihat dari pojok sekolah ada Bayu, Chandra, dan Kevin yang menuju ke arah lapangan basket.

Sepertinya mereka akan bermain basket. Chandra juga membawa bola basket. Tapi yang aneh, hantu itu mengikuti Bayu lagi.

Gue berpikir lagi, seberapa menggodanya sih Bayu itu? Dari junior sampai senior bahkan alumni pun banyak yang ngejar dia. Belom lagi dari sekolah lain.

Belum selesai gue ngitungin jumlah fans Bayu, lha nambah satu hantu ini. Saking gantengnya, perempuan dari kalangan manusia sampai hantu pun juga suka sama Bayu.

Kesel deh.

Hantu yang ga jelas gitu aja bisa dekat sama Bayu. Lah gue yang udah jelas-jelas kaya gini ga pernah dianggap ada sama Bayu. 😒

Mereka bertiga tak menyadari keberadaan gue. Mereka bermain dengan bersemangat. Mereka juga saling bersenda gurau dalam bermainnya.

Bayu juga lebih banyak berekspresi, biasanya kan mukanya datar mulu.  Gue  jadi seneng lihatnya. Hantu yang ngikutin Bayu, duduk di bangku penonton di seberang gue. Jadi ga cuma gue yang nonton mereka main basket. 😒

Setelah beberapa menit mereka bermain basket. Gue lihat mereka memutuskan untuk break sebentar. Chandra masih bermain basket, Kevin tertidur di bawah ring, dan Bayu mengambil sebotol air di dalam tasnya.

Tas Bayu letaknya dekat dengan tempat hantu itu duduk. Mata hantu itu mengikuti  kemana pun Bayu pergi. Ngeselin banget sih.

Hantu itu lumayan cantik. Hanya saja dia itu hantu, secantik apapun tetap saja seram. Mukanya juga dari tadi datar. Bayu meminum airnya dengan gaya yang bener-bener bikin melek-merem.

He's look so hot. Really really hot

Keringat yang bercucuran dari pelipisnya, dan terus turun ke lehernya. Angin sepoi yang menerpa wajahnya membuat rambutnya tertiup. Gue sampai ga kedip lihatnya. Semua seolah terjadi secara slow motion.

Gue segera menggeleng-gelengkan kepala setelah sadar dari kegilaan yang haqiqi ini. Bayu menuangkan sisa air yang ada dibotol itu ke kepalanya. Airnya pun bercucuran sampai ke dadanya.

Bajunya yang terkena air itu, membuat gue bisa melihat dada bidangnya. Kalau cewek lain yang melihat, mungkin udah teriak-teriak kayak orang kesurupan. Gue udah nahan dari tadi biar ga teriak. Gue cuma bisa menelan ludah berkali-kali.

Bagaimana bisa dia semenggoda itu?

"Tolong dia" suara itu menyadarkan gue bahwa gue tak sendiri di sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who Knows I'm?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang