1. Satu Kata, Cinta

2.1K 76 6
                                    

Happy Reading...

Sorry, bukan berarti mau mengacuhkan cerbung yang lain. Tapi setelah project cerbung satu ini selesai. Author janji akan melanjutkan cerbung lainnya!
Cerbung ini tidak akan banyak part.

~~~**~~~

Cinta. Cukup satu kata. Namun melambangkan kian banyak makna. Dan cukup satu kata. Cinta. Cinta yang akan merubah segalanya.

~~~**~~~

Lifyana Saufika Angkasa, sedang memasuki butiknya dengan tergesa-gesa. Pasalnya hari ini adalah rapat penting dengan salah satu klientnya dari kota Surabaya. Lifyana atau yang kerap dipanggil Lify itulah pemimpin rapat kali ini. Tidak lah mungkin jika seorang pemimpin rapat harus telat.

"Apakah mereka sudah datang?" Tanya Lify pada asistennya.

"Belum, Bu. Mungkin sebentar lagi." Jawab gadis berwajah cantik mengikuti langkah Lify menuju ruang rapat.

"Semua berkas sudah siap kan?" Tanya Lify tanpa menolehkan wajahnya ke belakang.

"Sudah, Bu."

"Bagus."

Lify memasuki ruang rapat di butik yang sudah dia dirikan dari lima tahun lalu. Asisten Lify pun sama memasuki ruang rapat dan duduk di sebelah Lify.

Ckleek!

"Selamat siang, Pak Nero." Sambut Lify ramah pada klientnya yang baru datang.

"Siang. Senang bisa bertemu dengan anda, Nona Lify." Balas lelaki berwajah sekitar hampir tiga puluh tahunan itu pada Lify.

"Saya juga senang, Pak." Lify terkekeh sedikit untuk mencairkan suasana.

"Bisa kita mulai rapatnya sekarang?"

"Bisa, Pak. Mari kita mulai sekarang rapatnya." Lify mempersilahkan Nero ke kursi yang sudah tersedia.

~~~**~~~

Seorang lelaki tampan baru saja keluar dari mobil mewahnya yang berwarna kuning. Lelaki itu memakai kaca mata hitamnya dan berjalan dengan sangat angkuhnya menuju sebuah restaurant ternama di kawasan kota Bandung.

Lelaki berwajah hitam manis dan jangkung itu masih saja memasang tampang datarnya. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung tergila-gila padanya. Siapa yang tidak akan menyukai lelaki berwajah hitam manis dan bergigi gingsul itu? Dirasa tidak akan ada.

"Selamat pagi, Pak Rio." Sapa salah seorang karyawannya.

Ya, ternyata lelaki itu kerap dipanggil Rio atau lebih tepatnya bernama lengkap Alkario Ararya Haling. Lelaki dengan sejuta pesona yang selalu dia sebar-sebarkan ke setiap para wanita-wanita yang haus akan kasih sayang.

"Kerja yang benar." Ucap Rio tanpa menoleh ke karyawannya. Rio terus saja berjalan fokus menuju ruangannya.

"Apa ada yang pesan hari ini?"

"Ada, Pak. Dua ribu box." Jawab wanita muda yang menjabat sebagai asisten Rio.

"Baguslah." Rio langsung memasuki ruangannya tanpa berniat menoleh terlebih dahulu pada asistennya.

Rio duduk di kursi kejayaannya. Matanya kini fokus pada tumpukan kertas yang wajib dia tanda tangani dan pelajari. Namun, sedetik kemudian kedua iris matanya beralih pada kotak merah di dekat kalender mejanya. Tangan Rio meraih kotak itu, membukanya lalu tersenyum simpul.

Tok Tok Tok!

Rio mendongakkan kepalanya ke arah pintu ruangannya. Rio menyembunyikan kotak dalam genggamannya ke laci meja kerjanya. Rio membenarkan letak duduknya dan dasinya sekilas.

Maaf, AlkarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang