2. Selehai Rambut?

1.2K 55 0
                                    

Happy Reading... 😘

Janji, gak akan lama!

~~~**~~~

Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Sang pencipta tidak akan memberikan cobaan di atas batas kemampuan umatnya.

~~~**~~~

"Jangan kecewakan Papa, Rio." Mr. Jo menatap penuh harap pada putra semata wayangnya itu.

"Mama yakin kamu bisa." Kinan mengusap bahu Rio berulang kali lalu merapikan dasi putra tampannya yang sangat dia sayangi.

"Doakan Rio berhasil, Ma, Pa." Rio menatap kedua orang tuanya secara bergantian sambil terus tersenyum.

"Kami percaya sama kamu. Kamu putra Papa." Mr. Jo menepuk-nepuk pundak Rio berulang kali.

"Rio berangkat dulu. Rio tunggu kedatangan kalian." Rio mencium kedua tangan orang tuanya bergantian lalu keluar dari kediaman Haling untuk menuju rumah kekasihnya lanjut menuju restaurannya.

~~~**~~~

"Morning." Sapa Rio manis pada Lify yang sudah siap dengan stelan kantornya.

"Morning." Balas Lify sambil tersenyum manis.

Rio sangat lega karena gadisnya itu sudah mau tersenyum lagi padanya. Itu artinya, Lify sudah tidak marah lagi.

"Sekarang?" Tanya Rio sambil menaikkan sebelah alis kanannya.

Lify mengangguk sambil terus tersenyum. Gadis di hadapan Rio itu memang benar-benar cantik bagaikan bidadari. Paras nan hatinya sungguh memikat muslihat untuk siapapun yang melihat.

Rio mengulurkan tangannya ke depan Lify sampai gadis itu menerima uluran tangannya. Rio dan Lify kini berjalan beriringan menuju dimana mobil Rio di parkirkan.

"Gimana kerjaan kamu?" Tanya Rio basa-basi ketika mereka sudah ada di dalam mobil. Rio tak ingin ada keheningan di antara mereka.

"Lancar, baik. Kamu sendiri?" Tanya Lify balik.

"Semuanya lancar." Rio tersenyum manis pada Lify yang duduk di sebelahnya.

Rio terus memandangani Lify dari samping. Mata dan hatinya tak bisa berhenti bersyukur atas apa yang ada di diri Lify. Gadis yang sangat anggun, ramah, telaten dan manis.

"Kenapa?" Tanya Lify tak enak karena Rio terus saja memperhatikannya.

"Kamu cantik." Jawab Rio jujur.

Selama lima tahun menjalin kasih dengan Lify, belum pernah sekalipun Rio bosan atau jenuh pada Lify. Sosoknya yang dewasa nan lembut, mampu membuat Rio bisa menghilangkan sifat arogantnya sedikit demi sedikit.

"Bukankah sekarang tanggal empat belas maret?" Tanya Lify pada Rio.

Rio hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali. Pandangan Rio masih fokus pada jalanan yang dia tempuh untuk bisa sampai ke butik milik Lify.

"Semangat ya, kamu pasti bisa." Lify mengusap lengan Rio beberapa kali sambil tersenyum manis untuk Rio.

"Kamu datang kan?" Tanya Rio penuh harap.

"Maaf, aku ada rapat penting sampai sore nanti." Jawab Lify menyesal.

"Ya udah gak apa-apa." Rio berusaha tersenyum meski kecewa.

"Maaf ya, Rio."

"Gak apa-apa sayang. Kamu juga semangat kerjanya." Balas Rio sambil menolehkan wajahnya mengarah ke Lify. Bertepatan dengan mobil Rio yang sudah sampai di pelataran sebuah gedung warna baby blue bertuliskan Saufika Butik.

Maaf, AlkarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang