Murid Baru

83 10 9
                                    

Namaku Vania Cahya Putri. Aku seorang gadis dari Kota Tasikmalaya kelahiran 2001. Ibuku Santi Dahlia. Dan ayahku Aman Surya. Aku punya dua orang adik, yang pertama bernama Aprillia Putri. Dan yang kedua Adiba Shakilla Putri.

Dalam hidup aku punya prinsip, 'sebesar apapun masalah yang kita hadapi, bisa tidak bisa aku yakin pasti bisa. Sebab, Tuhan selalu ada bersama kita'.

"Vaniaa, bangun nak cepet shalat shubuh. Udah adzan tuh!" Kata ibuku sambil mengetuk pintu kamarku.

"Iyaa bu. Vania udah bangun kok" kataku sambil melipat selimut.

Hari itu pagi telah tiba. Ayam milik tetanggaku sudah berkokok sejak fajar menyingsing. Suara burung Kenari pun terdengar sangat merdu. Sinar matahari mulai menyoroti jendela kamarku dan membuatku semakin semangat untuk bersekolah.

Sebelum berangkat, seperti biasanya ibuku selalu menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu. Sambil makan, dihandphone ada notifikasi dari facebook. Ku ambil handphone ku dan ku lihat itu adalah pemberitahuan tentang teman ku yang sedang berulang tahun. Ternyata dia adalah Zul.

Sebelum dilanjutkan, akan kuceritakan terlebih dahulu sedikit tentang Zul agar kalian yang membaca dapat memahami.

Zul adalah murid baru di kelas D pada waktu itu. Banyak perempuan yang menyukainya namun tak ada satu pun yang dapat menarik hatinya. Seperti kata orang, dia tipe cowok kalem, dan dingin. Sifatnya yang seperti itu membuat dia sangat cuek kepada setiap cewek. Sebenarnya aku tidak terlalu tahu tentang dirinya. Karena saat pertama dia sekolah aku sama sekali tak ingin tahu dan tidak terpikirkan untuk berkenalan dengannya. Yang aku tahu dia adalah seorang manusia berjenis kelamin laki-laki, juga seorang murid baru di sekolah ku dengan nama Zul Setiawan Putra.

Baik. Kita lanjutkan cerita tadi ..

Bagiku sebagai seorang teman, wajar jika kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada mereka yang sedang berulang tahun. Setidaknya kita turut bahagia dengan usia mereka yang bertambah dan mungkin juga semakin dewasa. Amin.

Setelah sarapan, kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 WIB. Ku pakai sepatu ku, dan kemudian ku hampiri orang tua ku,

"Bu, sarapan ku sudah selesai, sekarang aku akan pergi" kataku sambil menggendongkan tas dipundak.

"Iyaa, uang bekalnya sudah dibawa? Awas nanti lupa!" Kata ibuku sambil menyapu dihalaman depan.

"Udah. Ayah, ibu Aku berangkat yaa. Assalamualaikum" jawabku sambil mencium tangan mereka.

"Waalaikumsalam"

"Hati-hati dijalan" sahut Ayah yang sedang menikmati secangkir kopi dihalaman depan rumah.

Perjalananku menuju ke sekolah tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 500 meter dari rumah. Itu pun jika aku melewati jalan raya. Namun aku lebih suka berjalan melewati sungai dan pepohonan rindang. Itu karena aku menyukai alam. Apalagi jika saat pagi, ku nikmati setiap udara sejuk yang ku hirup melalui hidung ini. Selama diperjalanan, selain keindahan alam, disana juga ada seekor Angsa putih, 5 ekor Bebek, dan seekor Monyet milik warga disana. Aku selalu membawa buah-buahan atau camilan untuk ku bagi bersama mereka.

Hari ini, tiba-tiba muncul dipikiranku sedikit perkataan yang tidak ku sadari akan terjadi, "Zul sedang ulang tahun nih, kutemui dia nanti sajalah" kataku dalam hati sambil memberikan buah pisang kepada monyet itu.

Mungkin  ini adalah salah satu bentuk rasa empati terhadap teman.

Sesampainya dikelas, tak lama akhirnya Pak Dudung datang, dan memulai kegiatan belajar hingga pukul 8.45 WIB.

Pak Dudung adalah salah satu Guru Agama disekolah kami. Dia terkenal galak. Namun dalam tanda kutip  "pada murid yang nakal" masa iyalah murid yang baik tiba-tiba dimarahi? Yang ada semua murid malah mogok sekolah nanti. Hahaa, bener kan?

Pukul 9.00 WIB, disekolah adalah jadwalnya shalat Dhuha. Tepat dikantin belakang, setelah berwudhu, kulihat Zul bersama beberapa orang temannya menuju ke kantin. Kemudian ku hampiri dia,

"Heii!" ku tepuk pundaknya.

"Iya?" Jawabnya sambil menatap mataku dengan penuh kebingungan.

"Kamu ulang tahun yaa?" kataku sambil mengenakan jam tangan pada pergelangan tangan kiri ku.

"Iya" jawabnya sambil termenung seperti berpikir dari mana aku tahu tentang hal ini.

"Cieee nambah usia! Selamat ulang tahun yaa" kataku dengan tersenyum.

"Iyaa, makasih" jawab Zul dengan tersenyum malu.

"Sama-sama. Cepetan. Waktu, shalat Dhuha sudah mau mulai tuh!" Kataku sambil menunjukkan waktu di jam tanganku kepadanya.

Karena saat itu aku terpilih menjadi Ketua OSIS, jadi aku harus menjalankan tugasku untuk selalu mengawasi dan mengamankan teman-temanku. Soalnya takut ada yang bolos.

"Siap Buketu. Hehee" jawab Zul dengan bergurau.

Buketu maksudnya Ibu Ketua OSIS. Wajarlah namanya juga baru terpilih, jadi banyak teman-teman yang iseng.

"Hahaa dasar Zul, bisa-bisa saja. Ternyata meskipun cuek, dia juga bisa bergurau, hihii" kataku dalam hati ketika berjalan hendak pergi ke masjid.

Itu adalah hari pertama kali dimana aku dengan Zul saling mengenal. Tepatnya, di hari Senin 25 Januari 2016. Entah kenapa saat bicara dengan Zul, aku merasa bahwa aku dengannya sudah saling mengenal sangat lama. Padahal faktanya, saat itu selama disekolah baru pertama kali berbicara dengannya.

TBC ..

Mohon vote&coment yaa karena saya pemula disini.

Terimakasih

True Love In HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang