Galih Pangestu

47 8 5
                                    

Galih adalah teman sekelasnya Zul. Dia juga murid baru sama seperti Zul. Namun, dia sudah cukup lama sekolah disini. Dia pindahan dari SMK Negeri 3 Tasikmalaya. Dia baik. Dia juga ramah tapi sedikit pendiam.

Disekolah, ku dengar Galih menyukaiku. Tapi, aku tidak tertarik kepadanya. Karena saat itu aku baru saja melepas janjiku untuk menjomblo selama 4 bulan. Dan alhamdulillah aku berhasil menepatinya. Keesokan harinya, ternyata kabar yang selama ini aku abaikan itu benar. Galih mengungkapkan perasaannya kepadaku,

"Van, sebenarnya sejak pertama kali sekolah disini, aku sudah mulai menyukaimu. Tapi, saat itu aku tidak mengenalmu" katanya dengan wajah yang terlihat tegang.

Jujur. Aku paling gak bisa buat orang patah hati. Apalagi jika aku yang menjadi alasan seseorang tersebut patah hati. Berat rasanya. Tapi, bagaimana pun juga aku harus bisa mengambil keputusan yang terbaik.

"Benarkah? Ini gak salah Lih? Maaf yaa bukannya aku gak mau. Tapi yang namanya hati itu gak bisa dipaksa. Percuma kalau sekarang aku nerima kamu, jika hanya kamu yang memperjuangkan hubungan kita. Sakit juga kan buat kamu? Jadi lebih baik kita berteman saja. Kamu tak usah canggung, jika membutuhkanku, hubungi saja aku. Jika mampu, aku pasti akan membantumu" jawabku dengan nada yang begitu gelisah.

"Hmm gitu yaa. Ya udah deh kalau itu mau mu. Aku gak apa apa kok. Itu kan hak kamu" jawab Galih yang sedikit kecewa karena aku menolaknya.

"Iyaa, makasih ya kamu udah mau ngertiin aku" kataku dengan tersenyum.

Aku senang dia dapat memahami bagaimana perasaan dan keadaanku. Aku sangat bersyukur pada Tuhan, karena dia telah membebaskanku dari segala kegelisahanku.

Siang setelah istirahat pertama berakhir, jadwal kelasku kebetulan kosong. Kemudian semua guru juga sedang rapat menyiapkan Uji Kompetensi kelas XII. Jadi mereka menyuruh para murid untuk belajar dirumah.

Ketika pulang, aku pergi ke warung Mih Eti. Disana aku ada janji untuk bertemu Rini dan Andi.

"Van, btw aku aneh deh sama tuh orang" kata rini yang sedang mengambil kursi untuk duduk disebelahku.

"Siapa yang aneh?" Sahut Andi sambil mengaduk kopi hangat.

"Si murid baru itu, siapa ya lupa deh. Novi bilang, sma temennya aja jutek, apalagi sma cewek" kata rini sambil menepak pundak Andi.

"Zul, maksud kamu?" Jawabku dengan tersenyum sambil mengeluarkan buku ditas ku.

"Nahh itu. Kata Novi selama dia sekolah belum pernah liat dia bicara sama cewek, selain kamu dua hari yang lalu. Bukannya dia cowok cuek dan dingin?" Kata Rini seperti orang yang kebingungan.

"Iyaa, bener juga ya. Tumben kamu gak telmi Rin" sahut Andi dengan tertawa. Telmi maksudnya 'telat mikir'.

"Ah, kamu mulai deh!" Jawab Rini dengan kesal.

"Hahaa, udah udah. Emang kenapa salah gituh kalo Zul bicara denganku? Kataku sambil membaca novel.

"Bukan gituu, kali aja dia suka sama kamu, iya kan Dii?" Kata Rini yang sambil makan Popcorn.

"Bisa jadi. Btw, gua kan deket sama si Zul. Gua pernah nyetadion bareng dia nonton Persib. Gua juga kadang futsal bareng dia. Kalo misalkan dia emang beneran suka Vania, nanti juga dia bilang gua mungkin." Kata Andi yang sedang minum kopi.

"Kalian, mulai deh jangan banyak ngayal." Jawabku dengan santai minum es jeruk.

Ohh yaa lupa, aku belum memperkenalkan sahabatku kepada kalian. Rini dan Andi adalah sahabatku. Kami bertiga sudah satu sekolah sejak SD hingga SMP. Namun setelah lulus SMP, tujuan kami berbeda. Sekarang aku sekolah di SMK Negeri 1, sedangkan Rini di SMK Yayasan Islam, dan Andi di SMK Manangga Pratama. Meskipun begitu, dihari libur kami masih tetap bertemu untuk sekedar berkumpul dan menghabiskan waktu liburan bersama. Kemudian Novia adalah teman sekelasnya Zul. Aku tidak terlalu dekatnya, tapi kami saling mengenal kok. Btw, Andi sama Zul itu saling mengenal karena rumah mereka tidak jauh.

Hari sudah mulai sore. Matahari sudah berada disebelah barat. Tidak terasa kami disini sudah 3 jam. Pukul 4 sore, kami pun pulang. Rini dijemput oleh ayahnya, sedangkan aku pulang bersama Andi naik motornya.

"Dahh Vaniaa! Dahh Andii! Aku duluan yaa" kata rini sambil menengok ke belakang dengan melambaikan tangannya.

"Iyaa, hati-hati" kataku dengan melambaikan tangan kepadanya.

"Rin! Jangan lupa pulangnya kerumah ya" sahut Andi dengan tertawa sambil melambaikan tangannya juga.

"Iya, aku tahu wlee" jawab Rini ketika menaiki motor ayahnya.

TBC ..

Maaf yaa kali ini sedikit dulu. Nanti lanjut di weekend. Jangan lupa vote&coment.

True Love In HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang