Maret 2012
Belum lama di pikiran orang-orang bandung tentang kasus aneh yang akan aku ceritakan ini. Bermula dari berita di sebuah surat kabar tentang hilangnya "Celana Dalam" milik seorang wanita muda yang berstatus sebagai Profesor Kimia di salah satu perguruan tinggi terbaik di Kota Bandung.
Sudah 3 bulan, berita itu menuliskan kasusnya dengan gaya centil dan menggelitik tawa. Mereka terus saja menyebut-nyebut nama perguruan tinggi itu secara sentimentil. Aku sendiri tidak menganggapnya serius, sebab berita itu muncul pada kolom Kasus Humor di sudut kanan lembar terakhir media cetak yang tidak bisa aku sebutkan namanya ini.
Aku sempat mengomentari kasus tak bermutu itu dengan ketus. Kasus ini, mungkin saja berhubungan dengan orang gila yang memiliki kelainan seksual tertentu terhadap barang-barang milik orang lain.
Tapi, entah nasib buruk apa yang menimpaku saat itu, ketika salah satu perwakilan dari kampus tempat wanita muda itu mendarmakan dirinya, mendatangi tempat kerjaku.
"Tolonglah, Fariz," ucap laki-laki berpakaian kemeja rapi serta sepatu pantopel coklat kayu merk Crocodile itu, "Aku tahu, kasus ini bukan tipe kasus yang menarik untuk kau tangani," laki-laki itu terus mengeluarkan keringat dingin di dahinya yang lebar. Sesekali ia mengelapnya menggunakan sapu tangan hitam dengan dua huruf bertuliskan "CN" timbul pada bagian ujungnya.
"Lalu, untuk apa Kau berkunjung kemari?" tanyaku. Laki-laki itu diam. Ia menundukan kepalanya, kemudian dengan nada lirih serta suara yang serak, ia menjawab,
"Reputasi, Fariz! Reputasi!" ucapnya, "sebagai perguruan tinggi terbaik di kota ini, kasus ini sangat memalukan. Kau tahu itu. Harga diri kami ternoda," lanjutnya dengan nada sombong.
"Omong kosong!" kataku, "jika bukan urusan pribadi, tidak mungkin orang sepertimu susah payah datang kemari. Bukankah kasus itu sudah diselidiki oleh kepolisian?" kalimat intervensi bernada interogasi segera aku ucapkan melihat kelakuannya yang lebih memalukan dari kasus yang sedang terjadi itu. Ia menggelengkan kepalanya. Raut mukanya menandakan kekecewaan seperti tidak percaya pada nasib yang sedang dihadapinya.
"Tidak, Fariz," ia menggelengkan kepalanya lagi, "ini tidak seperti yang diberitakan oleh media."
"Maksudmu," aku memajukan kursi tua yang aku beli di olx kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skandal Profesor Muda - Oleh Fariz Edgar
Mystery / ThrillerFariz Edgar, adalah seorang Agen Detektif Swasta di Kota Bandung, suatu bisnis yang ia tekuni sejak lulus sekolah. Dia menangani segala bentuk pengaduan dari klien-kliennya untuk menggunakan jasanya. Mulai dari urusan Cinta, Memata-matai, Perselingk...