AKU MAU MEMBUAT ORANG TUAKU BANGGA !
"Ketika wajah Tuhan tidak lagi ditakuti bayangkan saja wajah Bunda"
Kasih sayang bagaikan mata air,ia memberikan kehidupan. Kasih sayang bisa pula diibaratkan dengan matahari,yang menyinari kehidupan. Tanpa kasih sayang,apalagi kasih sayang antara anak dengan orang tua,orang tua dengan anak - keluarga maka membatinlah kita.
Kita tengok sebentar sejarah kehidupan yang sudah kita lalui, adakah perilaku kita lebih banyak membuat orang tua kita menangis, atau bersedih? Adakah perbuatan kita, sikap kita, tidak menyenangkan ibu dan ayah kita? Kalau ada, dan selagi mereka masih hidup, mintalah segera maaf mereka. Mereka adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Apalagi kita semua pernah menjadi anak, pernah menjadi bayi, dan semua dibesarkan serta dilahirkan dari rahim seorang ibu. Mulailah menoreh kebanggaan di wajah orang tua kita lantaran memiliki kita sebagai anaknya. Mulailah menorehkan senyuman di bibir tua orang tua kita lantaran diberi-Nya anak seperti kita. Ambil pelan pundaknya untuk kita sentuh, kita pijit dengan pijitan yang hangat sambil bicara dari hati ke hati dengannya. Ambil pelan kakinya untuk kita sentuh, kita pijit dengan pijitan sayang. Sungguh,hanya karena kalimat yang tak terungkap saja, orang tua kita khususnya ibu tidak mengungkapkan kerinduannya kepada kita. Beliau tentu sangat rindu mendekap kita, bercengkrama dengan kita,membelai kita. Mata mereka sering terpejam,menerawang masa-masa indah ketika kita masih dalam timangan, masih dalam dekapan.
Ah..., kepingin menangis rasanya mata ini. Bila aku ingat tentang diriku yang sekarang sudah tidak memiliki ayah dan bunda lagi. Mereka begitu cepat pergi meninggalkan aku dan saudaraku. Aku yang masih perlu bimbingan, perlu panutan, perlu kasih sayang, harus menjalani hidup ini tanpa didampingi oleh orang tua yang begitu teramat aku sayangi dan cintai bahkan lebih berharga dari apapun di dunia ini. Bila mengingat kembali ketika mereka masih hidup, begitu banyak kesalahan-kesalahan yang aku perbuat. Kesibukan pada banyak kegiatan hingga menyita waktu aku untuk ngobrol dengan mereka berkurang, keegoisan sikap aku yang kadang membuat perbedaan pendapat terhadap aku dengan ayah dan bundaku. Pertengkaran kecil dengan saudaraku yang kadang terjadi yang membuat airmata bunda ku jatuh di pipinya.
Ayah dan bunda yang sering tidak bisa tidur bila sakit hypokalemia yang ku derita mulai kambuh. Mereka dengan penuh kesabaran merawat aku yang tidak berdaya apa-apa. Sakit yang hampir 7 tahun ku derita ini begitu sering membuat repot kedua orang tuaku. Aku berpikir bila tiba-tiba sakit ku ini kambuh dan tidak ada mereka sekarang terutama ibuku yang hampir 3 tahun ini pergi meninggalkan aku, aku tak bisa membayangkan bahkan memikirkannya saja tidak sanggup.
Ah..., kepingin menangis lagi rasanya. Mereka memberikan waktu mereka, kehidupan mereka, untuk kita anaknya. Tapi kita, ketika sudah dewasa, dan mamiliki kehidupan, untuk ngobrol saja dengan mereka enggan. Mereka curahkan sepenuh hati kasih sayang, tapi apa yang kita mampu berikan kepada mereka? Bahkan sedikit sisa waktu {sisakerja/libur} pun tidak. Bunda ... maafkan aku ... Ayah ..... maafkan aku ... Duh, sekarang aku benar-benar menangis, tidak sanggup aku meneruskan kata-kata ....
Teman-teman marilah buat ibu dan ayah kita bahagia. Carilah apa yang bisa membuat mereka tersenyum indah. Hantarlah masa tua mereka dengan sisa sejarah yang menyenangkan. Insya Allah, kehidupan kita akan tenang, akan senang, bila kita menghargai ayah ibu kita.
Bukankah salah satu bentuk menghargainya adalah dengan menjaga kelakuan kita dan memberikannya senyuman? Sekarang bayangkan 'senyuman' Tuhan, manakala kita membuat orang tua kita tersenyum tertutama ibu kita. Bayangkan lagi 'sedihnya' Tuhan, manakala kita buat orang tua kita terutama ibu kita sedih. Dan bayangkan juga 'marahnya' Tuhan, manakala orang tua kita marah terutama ibu kita. Ini saja inti tulisan ini. Jangan sampai menyesal, ketika muncul perasaan ingin membahagiakan, tapi orang tua kita sudah tidak ada, alias meninggal.
"Apa yang harus hamba lakukan agar ibu hamba, ayah hamba,bangga terhadap hamba? Rasanya bukan kemewahan yang menyebaabkan mereka bangga, bukan kekayaan yang menyebabkan mereka bangga. Apalagi bila kemewahan dan kekayaan itu hanya membuat kita dan mereka menjauh dari kehidupannya. Bukan, bukan itu. Yang membuat ibu dan ayah kita bangga pastilah kalau kita menjadi anak yang baik buat mereka, yang siap menemani mereka dan tidak mengasingkan mereka. Yang membuat ibu dan ayah bangga, adalah ketika ia bisa membanggakan bahwa anaknya adalah anak-anak yang baik, yang bakti kepada mereka. Dan mereka pasti lebih bangga lagi, manakala mereka mendapatkan kita begitu sayang, peduli dan perhatian kepada mereka".
Ya Allah, jadikanlah hamba kebanggaan buat ibu dan ayah hamba ......
KAMU SEDANG MEMBACA
Life is Story
Não FicçãoManusia mempunyai Akal, Nafsu, dan Hati. Dari tiga itulah yang mmembentuk sifat dan sikap manusia. Bila manusia pandai memilih yang terbaik diantara ke tiganya. Maka, apa yang menjadi pilihannya itulah yang akan membentuk sifat dasar manusia itu. ...