4. TRUTH [end]

617 26 12
                                    

Does loving each other mean together ?
Only part of them, Atla and Aska

Author POV

Hari ini akan menjadi hari yang sempurna untuk Atla. Kali ini, Atla akan memberanikan diri. Waktu sudah terlalu lama membuatnya menunggu, hingga akhirnya, kisah manis yang ia harapkan berakhir dengan luka dan tangisan. Atla hanya ingin kejujuran, meski jujur berarti sakit, setidaknya kebohongan tidak menimbulkan kebahagiaan yang menghantarkan pada luka.

Aska, cowok yang penuh dengan misteri dan tanda tanya itu sekarang tepat berada di depan matanya. Malam itu, setelah acara makan malam yang berantakan, tiba-tiba Atla mendapatkan beberapa pesan dari Iluh

"Besok kan hari minggu, jalan yuk
Traktir gue nonton sama makan ya, At"
Katanya, tidak tau diri.

"Aska, dia mau jgomong sama lo"

Mata Atla terbelak melihat pesan terakhir Iluh. Dia sangat fokus, bahkan berkali-kali membaca nama yang tertera di dalam satu garis kalimat itu. Begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam otaknya saat ini. Tanpa pikir panjang, Atla langsung menekan tombol "panggil" di layar ponselnya.

Tersambung

"Halo, Luh maksud lo apaan?A-aska mau ngomong sama gue? Kenapa? Lo tau darimana?"
Tanpa basa-basi, Atla langsung pada intinya.

"Yaelah At... satu-satu nanyanya. Pokoknya dateng aja besok siang ke tempat ketemuan kita, besok gue jelasin. Inget loh ya, lo harus traktir gue. Bye..."

Bipp bipp

"Ha-halo? Luh??"

Pembicaraan berakhir. Iluh menutup tefon secara tiba-tiba.

Malam tadi membuat Atla sama sekali tidak bisa tidur. Hatinya yang menangis tiba-tiba saja menjadi sangat dilema. Itulah kenapa, siang ini, dia dan Aska bertemu. Dan hanya ada mereka berdua.

"Iluh mana?" Atla melihat ke arah sekitar, yang ia dapatkan hanya Aska di taman itu.

"Hey, udah lama gak ketemu" Kata Aska tiba-tiba, senyum kaku tersirat di wajah tampannya. "Iluh, gue tinggal di bioskop sendiri" Katanya mengundang senyum tipis di wajah tampannya.

Atla melihat Aska, lekat. Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaannya saat ini. Bahkan, Atla sendiri tidak mengerti bagaimana harus bersikap yang sewajarnya pada cowok di depannya itu. Yang terjadi antara mereka berdua hanyalah suatu hal yang rumit.

"Gue bahkan gak tau mau ngomong apa sama lo. Pertemuan kita terlalu singkat dan tiba-tiba, jadi gue gak merasa kita saling kenal ataupun bahkan deket" ucap Atla

Aska menganggukan kepala. Entah, apa arti anggukannya itu "Sorry, ya. Gue pura-pura gak kenal lo dari awal..."

"Kita emang gak pernah kenal,kan?" Atla memotongnya dengan intonasi sedikit emosi, lalu berusaha kembali pada jalur yang seharunya "Lo cuma orang asing yang tiba-tiba dateng dengan sikap anehnya, lalu pergi gitu aja. Dan cerita itu berakhir"

Aska terdiam. Mulutnya terkunci begitu mendengar kalimat yang Atla katakan.

"Ini, gue balikin earphone yang pernah lo pinjemin dulu" Atla mengeluarkan earphone dari totebag nya.

Aska mengambilnya "Makasih, lo masih simpen ini"

Atla terdiam sejenak memikirkan ucapan Aska.
"Makasih? Buat apa? Kalo bisa, gue seharusnya buang aja benda itu. Gara-gara itu, gue selaalu kepikiran tentang anak yang lari ditengah hujan, nyamperin gue cuma buat ngasih itu. Bahkan, gue gak tau namanya siapa" Tukas Atla, emosinya bercampur aduk.

ATLASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang